Tahukah teman-teman bahwa beberapa pihak di dunia maya sedang memperjuangkan The Right To Be Forgotten? Dalam setiap hubungan, entah itu hubungan bisnis, hubungan percintaan, hubungan pertemanan dan sebagainya, baik yang ada landasan hukumnya atau tidak, kita punya hak untuk menyudahi. Kalau tidak cocok lagi, ya sudah, dadah bubay. Memang prosesnya tak selalu mulus, malah ada yang berakhir dengan saling tuntut di pengadilan. Tapi intinya, orang berhak untuk memperjuangkan suatu akhir. Namun didunia maya yang katanya lebih bebas dari dunia nyata justru tidak semudah itu.
Photo by Alexander Shatov on Unsplash |
Pernah dengar jargon think before posting? Maaf saya lupa asal jargon itu. Tapi didunia maya kita malah harus ekstra hati-hati memposting sesuatu karena tidak semua bisa kita sudahi dengan mudah. The Right To Be Forgotten diharapkan mampu mengembalikan hak kita untuk mengendalikan apapun yang kita posting, terutama hak untuk menghapus postingan. Hak tersebut bukannya tidak ada penolakan.
Alasan penolakan itu karena khawatir dengan "penghapusan jejak kejahatan". Maksudnya, orang akan dengan mudah menghapus hal-hal buruk yang pernah ia posting di internet agar reputasinya tetap baik. Ini berkesan ambigu karena orang senang kebebasan yang ditawarkan dunia maya tapi ingin mengendalikan apa yang ditulis atau dihapus orang lain. Lagipula tulisan atau foto yang terus dicari orang adalah milik tokoh ternama atau yang mengandung kontroversi. Penemuan baru suatu saat akan menjadi hal kedaluarsa dan dilupakan orang. Selebihnya menjadi sampah didunia maya yang tak berarti apa-apa.
Sebulan ini saya merapikan akun-akun pribadi dan usaha saya. Saya menyadari bahwa saya terlalu kemaruk dengan dunia maya sehingga membuka beberapa akun yang pada akhirnya tidak terurus karena memang mustahil mengurus semua itu, kecuali saya sudah ogah beranjak dari depan laptop untuk bergaul secara offline. Ternyata hambatan justru saya dapatkan dari situs yang dikelola orang lokal. Jika di situs asing, baik situs e-commerce maupun community, saya dengan mudah mengakhiri hubungan, tidak demikian dengan dua situs dalam negeri tersebut.
Situs jual beli dan situs komunitas dalam negeri ini tidak memiliki fitur delete account. Nah, lo! Bagaimana saya tahu mereka tidak punya fitur tersebut karena meski dalam terms and conditions memang tidak disebutkan, saya berasumsi mereka punya fitur-fitur wajib seperti situs raksasa lainnya? Rupanya saya keliru. Lalu saya email admin kedua situs tersebut.
Situs jual beli itu membalas dengan permintaan mengirimkan fotokopi sejumlah identitas seperti KTP, SIM dan Kartu Keluarga dan lain-lain. Tentu saja saya tolak, bukan karena prasangka bahwa mereka mempersulit dengan syarat yang berlebihan tapi lebih pada keamanan jika fotokopi kartu identitas itu jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Lagipula untuk apa mereka menyimpan kartu identitas untuk akun yang akan ditutup? Menutup kartu kredit saja tidak sesulit itu. Sedangkan situs komunitas itu bahkan tidak membalas email saya sama sekali.
Akhirnya saya melakukan tindakan sepihak, yaitu mengosongkan postingan dan mengubah data diri, lalu mendelete email yang saya gunakan untuk login ke situs-situs tersebut. Akun tersebut menjadi rumah kosong laksana sampah saja di situs tersebut.
Mengapa tidak saya biarkan saja akun-akun tersebut jika sudah tidak minat lagi? Mengapa repot-repot mau menghapusnya? Karena saya tidak mau akun saya, baik pribadi maupun usaha, dibajak orang lain dan disalahgunakan tanpa saya sadari karena tidak lagi saya perhatikan. Email saya saja pernah dibajak dan digunakan untuk melakukan spam ke ratusan kontak yang ada disana, termasuk kolega usaha. Saking banyaknya kontak yang terkirimi spam dari email saya yang dibajak tersebut, saya sampai tak tahu harus berbuat apa untuk minta maaf, jadi saya diamkan saja dan hanya ganti password.
Saya harus punya kontrol atas semua akun saya. Yang tidak mampu saya kendalikan lebih baik saya hapus. Sudah banyak pembajakan akun untuk menipu orang-orang yang kita kenal. Bagi saya, tak penting orang lain mengatakan bahwa saya berusaha menghapus jejak kejahatan di situs tersebut karena keamanan saya adalah urusan saya. Kalau ada penyalahgunaan akun seperti diatas, orang-orang nyinyir tersebut tak bisa membantu atau tak peduli dengan penyelesaiannya, bukan?
11 Comments
Iya, memang ga semua akun bersama itu menyediakan fitur delete account, dan ini sering banget luput dari perhatian kita pas mulai mendaftar sebelumnya.
ReplyDeleteSemoga bisa jadi bahan pertimbangan untuk pihak lain yang pengin bikin2 akun bersama gitu lagi. Aku sekarang juga membatasi gabung ke mana-mana. Tapi belum sempat euy buat berburu satu-satu dan hapusin satu-satu. Jadi masih serpihan diriku masih tercecer di mana-mana. Halah.
Kayaknya memang harus meluangkan waktu ini buat bebersih jejak....
Benar mak,
ReplyDeleteKalau gak hati-hati akun kita bisa dipakai untuk hal-hal yang tidak baik.
Muehehe... dr judulnya kukira soal mengakhiri hub pertemanan di dumay dg unfriend atau unfollow. Setelah dibaca aiih beraats. Idem sama bundon, belom faham sama akun2 bersama yg dimaksud. Apakahbada hubungannya sama rekber yg di ol shop gitu?
ReplyDeleteKalau sampe diauruh menyertakan KK, koq berasa mau buat akte kelahiran, ya. :D
ReplyDeletePasti alun Mba Lus banyak, ya? Mumetnyaa. . .
ribet banget, nutup akun aja harus pake KK. Padahal bikinnya enggak, kan?
ReplyDeletememang kadang kita tak menyadari saat bikin akun2 itu efeknya...kadang lupa pernah bikin akun dimana saja.....tp dgn setelah baca artikel mak lusi ini kayanya ga bakal sembarangan bikin akun lagi deh :) TFS mak
ReplyDeletesebegotu mumetnya ya. idem sm mb donna. soale aku cm punya dikit. etapi apakah termasuk akun2 di web yg kalo mau baca harus register dulu
ReplyDeleteada foto aku di dunia maya waktu masih baru lulus kuliah mbak, aku mau delete dari dunia maya lupa passwrod plasa telkom
ReplyDeleteEmank situs apa tuh?
ReplyDeletekok ribet amat mau nutup akun aja kykgitu.
kadang emank dunia maya itu berbahaya
untung saya baca postingan mba lusi. jadi ada peer buat berbenah akun :D
ReplyDeleteHuhu aku banyak kayaknya yg kayak gitu....kapan ya ngerapiin :(
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji