Kamu kangen Jogja? Ayo kesini sekarang! Karena Pasar Kangen Jogja cuma sampai besok, Minggu 24 Agustus 2014, di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Minggu ini stressnya minta ampun karena banyak event seru tumplek blek di Jogja. Selain ada Pasar Kangen, ada juga Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), Festival Gamelan kolaborasi artis, Mini Ramayana, Festival Keroncong, dan masih banyak lagi. Wong Yojo pancen unik, habis Lebaran bukannya selo sedikit malah digeber habis-habisan. Memangnya ada yang nonton? Buanyaaak! Setelah Lebaran, Jogja langsung dibanjiri wisatawan regular dari dalam dan luar negeri. Mungkin kalau tinggal di Jogja coret tidak terlalu terasa, tapi yang di tengah kota ini setiap hari ada saja event-nya. Wisatawan memang tidak bisa diikat hanya dengan pemandangan, harus diberi atraksi, dan Jogja inilah jagoannya memberi atraksi wisata.
Sayangnya, lahan parkir Jogja itu sempit. Makanya Pasar Kangen Jogja yang menampilkan Jogja tempo doeloe, dibuka sore supaya rada lego, nunggu Pasar Beringharjo tutup. Buat saya sih nggak masalah, karena punya trik rahasia untuk parkir. Tapi rupanya Tuhan tidak suka dengan makhluknya yang uthil ini, jadinya saya dihukum dengan tiba-tiba mendapati baterai kamera sudah merah, sementara kapasitas BB tiba-tiba full. Owalah Gusti. Hebohnya karena saya cuma punya waktu 45 menit untuk keliling padahal saya tipe slow traveler. Yo weslah, ini oleh-oleh saya alakadarnya ditengah segala kericuhan tadi heheheeee....
Panggung utama yang full hiburan dari mulai dibuka hingga tutup. Pengisi acara bergantian dari berbagi daerah maupun kalangan. Tapi semuanya cerminan Jogja tempo doeloe. Penontonnya selalu penuh, nggak cuma lewat longok-longok tapi duduk dan menikmati pertunjukkannya.
Jadi ingat jaman masih kinyis-kinyis dan belum berjilbab dulu hehehee.... Saya dulu bisa nari seperti ini dan sempat tampil didepan Gubernur Jawa Tengah saat itu (nama gubernurnya rahasia, nanti ketahuan tahunnya).
Buku, majalah dan koran jadul ada disini. Saya beli Lusi Lindri, karya Romo Mangun. Mentang-mentang yaaa.... Buku yang saya beli itu edisi tahun 1980-an akhir. Harga di stiker sih Rp 12.000 tapi saya beli dengan harga Rp 15.000. Loh kok malah lebih malah? Hehehee.... Gak terbayang inflasi yang telah kita lalui ya?
Para kolektor memburu album-album lagu lama. Aduk-aduk deeeh. Lagu Gelas-gelas Kaca ada enggak ya? Sayang album yayangku, Julius Sitanggang enggak ada.
Kebanyakan yang dijual disini memang benda-benda kolektibel jadul meskipun ada juga baju-baju baru. Biasalah untuk mengakomodasi kesukaan ibu-ibu. Gambar diatas adalah stan kartu pos, filateli, gaburan, foto-foto dan lain-lain yang semuanya edisi simbah-simbah kita.
Supaya temanya enggak nyampur, didalam gedung ada juga produk kerajinan, lengkap dengan membawa pengrajin dan senimannya. Ibu itu enggak mau mlipir, keukeuh disitu meski saya mau mau memoto pengrajinnya. Hmmm....
Nah, yang utama di Pasar Kangen Jogja buat saya adalah njajan. Kalau pengin ke Kedai Ketjil ini niatnya jangan minum kopi thok, tapi menikmati keseluruhan proses pembuatannya. Penggemarnya cukup banyak, podho ngematke.
Appetizer saya adalah jajanan pasar ini. Ada aneka gethuk, tiwul, cenil, klepon, grontol, baceman dan lain-lain. Stan ini lebih besar dari lainnya tapi antriannya lumayan. Sing sabar.
Jangan tertipu dengan bungkusnya yang kalem ini. Isinya sadis puol. Terutama yang teri lombok ijo itu. Pedesnya huhah tapi gak bisa brenti-brenti. Nambah terus.
Sego kucing biasanya memang minim lauk, nah bisa ditambahi disini, sate ayam khas Jogja. Kalau sate Madura itu biasanya diirisi kecil-kecil, sate Jogja enggak seperti itu. Irisan dagingnya besar-besar, jerohan diutuhkan, rasanya manis suedap.
Ini namanya sego wiwit. Pertama kali makan itu bulan lalu di pabrik Aqua di Klaten. Melihat nama dan sajennya, mungkin sego wiwit maksudnya untuk ngewiwiti (memulai) menanam padi. Ciri khas sego (nasi) Jawa berkwalitas sepeti itu, putih bersih, wangi dan pulen.
Dessertnya saya pilih serabi kocor atau plain serabi gitu deh. Hehehee....
Dessert kedua, saya beli es dung-dung. Buat cowok-cowok yang masih jomblo, disinilah TKP mbak-mbak cakepnya, pada ngantri es dung-dung. Gak tau kenapa mbak-mbak ini pada suka es dung-dung. Kalau ada anak kecil yang ikut antri bisa sok-sok gentle , mendahulukan mereka dihadapan mbak-mbak cakep :D
Apalah artinya ngeluyur enggak bawa pulang oleh-oleh? Cemilan disini enak-enak, fresh. Paru gorengnya enak, enggak keras karena tepung seperti yang dijual di supermarket. Keripik lelenya juga endang gurindang.
Ini namanya emprit. Saya foto sendiri karena spesial, cemilan kesukaan saya sepanjang masa. Disini sudah jarang, tapi di kampung-kampung puncak Menoreh sana masih banyak. Waktu KKN disana, saya hobi berlama-lama namu dirumah penduduk karena suguhannya selalu ini. Orang kota nggragas :D
Ini cuma sebagian kecil saja. Yang lainnya sepertinya harus diikhlaskan karena tidak ada waktu untuk mbaleni meskipun dekat. Tahun depan baru ada lagi karena ini sudah menjadi agenda tahunan wisata Jogja.
13 Comments
Acaranya meriah banget ya mak... itu kue yg paling bawah jadi kepengen deh... hehehe
ReplyDeleteMakanan khas Yogya?
Ya ammmpuunnn ngilerr mak liat makanan2 iniihh
ReplyDeleteuwaaaa....jadi inget malang tempoe doeloe,persis kayak gini mak..seru jajanannya,mengenang masa kecil..emprittt,suka banget,diemut aja lumer sendiri haha
ReplyDeletePengiiiin ke Jogja, dududud... sayang banget 24 Agustus segabruk agenda halal bi halal, hiksss... tapi, Jogja kan selalu kaya event ya mak?
ReplyDeleteKangen sama bakpianya, Mak... enaak bangett....
ReplyDeleteMak Lusi sekarang di Jogya ya? Seingatku di Pekanbaru :D
Mampir ke postinganku jg ya, Mak... :-)
http://catatanhatiibubahagia.blogspot.com/2014/08/romantisme-tujuhbelasan-di-pantai-kuta.html
ngincer ma serabinya. serabi wong jowo biasanya lebih endang gulindang, iya tha ? iya tha ?
ReplyDeletedi jogja slalu banyak event2 seru yah... penasaran pengen nyoba teri lombok ijonya :D
ReplyDeletejogya itu memang ngangeni,,,,lah sekarang ada pasar kangen,,,jadi tambah kangen lah akan jogya,,,,,,,...keep happy blogging always,,,salam dari Makassar :-)
ReplyDeleteAeh, itu sate bikin ngiler, mak. Kenapa namanya Pasa Kangen?
ReplyDeletePasti mak Lusi makin betah di Jokja ya? :)
Lho, hari ini?! Waa.. telat!! :D
ReplyDeletejokja, aku kangen padamuuuuuuu
ReplyDeletehuaaaa telaat tahunyaa
ReplyDeletembak lusy masih kinyis2 kok skr juga
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji