Artikel tentang membantu sesama melalui media sosial ini saya tulis setelah seharian berusaha meredam emosi.
Ceritanya kemarin saya marah besar kepada seorang teman grup chat WA yang menjelek-jelekkan upaya para pemilik akun sosmed berkaitan dengan darurat kabut asap yang ada di Indonesia. Teman saya yang pandai ini menganggap bahwa apa yang dilakukan di sosmed itu cuma NATO (No Action Talk Only). Sangat ironis karena justru dia sendiri sehari-hari cuma komplain di chat group, dari pagi sampai malam, tidak melakukan aktivitas yang riil untuk membantu korban kabut asap.
Sebenarnya hal ini mau saya posting kemarin. Tapi saya ingat nasehat seorang teman yang mengatakan bahwa kalau sedang marah, jangan posting apapun di sosmed, tunggu sampai kita bisa melihatnya dengan jernih. Masalah tersebut tidak saya perpanjang karena percuma mendebat seseorang yang bagai katak tak mau keluar dari tempurung.
Di postingan ini, saya ingin mengajak teman-teman untuk saling memberikan masukan, tidak hanya untuk masalah darurat kabut asap, melainkan juga masalah kemanusiaan lain, tentang apa yang bisa kita lakukan di sosmed melalui handphone atau tablet kita untuk membantu orang lain.
Menangkap Informasi Kemanusiaan
Karena sehari-harinya hanya gaul di chat group, maka saya bisa maklum bahwa pengetahuan teman tersebut hanya sampai disitu tentang sosmed. Mungkin sekalinya buka sosmed, yang dilihatnya adalah orang-orang bawel yang mengeluhkan segala hal. Tak bisa dipungkiri, hal seperti itu memang ada di sosmed. Namun, bukankah didalam semua aspek kehidupan selalu saja ada yang lebay?
Saya beruntung, selain ketemu dengan yang lebay, saya juga berkenalan dengan banyak orang-orang hebat yang melakukan tindakan nyata bagi sesama atau minimal follow akun mereka. Dari merekalah saya menangkap informasi tentang kehidupan orang lain yang kurang beruntung atau kondisi daerah lain. Jadi jika dikatakan referensi dari sosmed itu semuanya ngawur, mungkin teman-teman belum beruntung berkenalan dengan orang yang tepat atau follow aku mereka.
Contoh nyata adalah perkenalan saya dengan komunitas Tlatah Bocah, yang mendampingi anak-anak lereng Merapi dan bermarkas di Muntilan. Mereka tidak mengharapkan bantuan yang muluk-muluk meskipun bantuan apapun diterima. Mereka menerima pakaian pantas pakai yang bisa mereka jual untuk membiayai kegiatan mereka. Jualannya pun di pasar murah desa sehingga warga bisa membeli dengan harga yang sangat murah.
Membantu Sambil Tiduran
Ini adalah tindakan sederhana tapi jangan disepelekan karena bisa banyak membantu, yaitu menyebarkan update dari korban, relawan dan pejabat terkait atau menyebarkan pengetahuan kita yang berhubungan dengan masalah tersebut. Bantuan ini sangat minimalis, tak perlu usaha berlebihan karena bisa kita lakukan sambil tiduran didepan TV.
Contoh nyata, ketika kita retweet cara-cara meminimalkan dampak kabut asap dari BNPB, bisa saja itu dibaca followers kita yang sedang berada didaerah terdampak.
Sebaliknya, ketika kita share informasi dari relawan di lapangan tentang daerah mana saja yang perlu bantuan, diharapkan followers kita yang memiliki komunitas bisa membantu daerah tersebut. Ini sudah beberapa kali dilakukan ketika Gunung Merapi erupsi. Waktu itu banyak yang ingin menyediakan nasi bungkus bagi pengungsi. Dengan informasi tersebut, tidak terjadi penumpukan di salah satu tempat untuk menghindari basi dan mubazir.
Sundul Hashtag
Menjadi trending topic atau TT itu merupakan idaman pemilik brand atau event. Namun, TT ini juga berguna untuk menarik banyak pihak untuk memperhatikan peristiwa yang menjadi hashtag tersebut.
Dari sisi masyarakat umum, hashtag diharapkan bisa meningkatkan dukungan, baik material maupun moril. Respon yang diharapkan tidak harus menjadi satu, bisa dilakukan sendiri-sendiri namun tujuannya sama. Sebagai contoh hashtag #MelawanAsap, dimana bantuan tidak hanya datang dari satu instansi, komunitas atau individu, tetapi tujuannya sama yaitu membantu korban terpapar kabut asap.
Hashtag yang mendapat dukungan luas hingga TT juga cukup ampuh untuk mendorong pemerintah atau pihak lain untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya lebih baik lagi. Dengan hashtag #MelawanAsap misalnya, bisa memaksa presiden untuk datang ke lokasi bencana dan membuat kebijakan yang lebih signifikan untuk mengurangi derita korban.
Baca juga: #PrayForRiau
Baca juga: #PrayForRiau
Hashtag juga merupakan dukungan moral bagi korban yang pada masa bencana pasti menderita fisik dan mental. Adanya hashtag sesuai dengan bencana yang dialaminya, korban akan merasa diperhatikan meski bantuan masih dalam proses, belum datang. Optimisme sangat penting bagi mereka yang sedang tertimpa musibah.
Jadi bagi yang masih berpikir sosmed tidak melakukan apapun bagi kemanusiaan, bantulah dirimu sendiri untuk memahami perkembangan jaman dan cara terbaik untuk memanfaatkannya. Perkembangan internet itu bisa kita tolak, tapi itu jika kita sudah bertekad bulat hidup didalam gua sendirian. Saya yakin anak-anak kita tak akan beranggapan 100% negatif terhadap internet atau media sosial, karena tugas-tugas dari gurunya pun dari internet, bahkan beberapa guru membentuk grup di media sosial dengan murid-muridnya.
Nah, teman-teman, apa lagi ya yang bisa kita lakukan di sosmed untuk kegiatan kemanusiaan?
12 Comments
medsos emang serba guna kalo buat kebutuhan.. memanfaatkan yang ada its oke., ^^
ReplyDeletesama mbk lus, sundul hastag, bikin status, bikin postingan, atau share berita terupdate, baru bisa itu, blm bs berbuat banyak :(
ReplyDeleteIya semua itu tergantung ada diitangan siapa...kalo tepat yg pegang hasilnya akan baik.
ReplyDeletesundul hastag ya mbak supaya terbaca yang berwenang
ReplyDeleteMedia sosial sekarang ini memang menjadi sarana yang ampuh untuk menyampaikan informasi ke khalayak umum
ReplyDeleteSaya sepakat dengan Mbak Lusi. Media sosial bisa sangat membantu para korban bencana maupun fenomena lain yang bersifat positif :)
ReplyDeletePerbedaan pendapat di sosial media itu pasti ada, entah itu pro atau kontra, tapi sudah selayaknya sosmed untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, meskipun disisi lain ada yang kesal karena hanya "Nato", mungkin karena tidak terlihat tindakannya oleh media, taunya hanya teks teks yang di share lewat sosmed... padahal manfaatnya banyak kalau kita pergunakan dengan bijak
ReplyDeleteBenar banget bun... semua memang harus di pandang dari berbagai perspektif. Kuncinya hanya satu... kita harus menambah wawasan baik dari dunia nyata atau maya, dan cerdas memilah-milahnya.
ReplyDeleteMbakk aku kemaren sempat marah sama atasan terus nulis d facebook, eh ternyata di share sama temen ku, langsung deh tak hapus, emang bener kita gak boleh bikin status di media sosial kalo sedang marah, bisa berbahaya
ReplyDeleteTentu sajaaa gerakan di sosmed bermanfaat.. Bukankah sudah banyak contoh global movement yang berhasil karena sosemd, termasuk Arab Springs? Well.. Itu judulnya memang ngg ngeeeeh kali mak..
ReplyDeleteemang medsos sekarang berguna sekali ya mak...bisa membantu..bisangeshare..dan kita juga tau akan situasi dgn jarak jauh sekalipun...
ReplyDeletemelalui sosmed setidaknya punya rasa empati, skr dunia sosmed membantu banget
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji