Musim hujan ini membuat perempuan bingung, apa yang harus dilakukan jika rumah bocor?
Galau? Mewek? Cemas berlebihan? Curhat di media sosial? Itu tidak perlu! Eh, curhat di media sosial nggak apa-apa sih, saya juga melakukannya kok. Tapi yang terpenting adalah solusinya. Karena jika dibiarkan terlalu lama, plafon bisa bolong.
Setelah berganti rumah beberapa kali, jadi agak mengerti sifat-sifat bahan plafon karena semuanya pernah mengalami kejadian bocor. Tragis ya? Plafon adalah permbatas antara ruangan dan atap. Jika tidak bocor, plafon akan melindungi dari panas yang berlebihan dari matahari dan udara yang terlalu dingin. Jika plafon bolong, selain tidak bagus secara estetika, juga membuat serangga, tikus dan hewan lain bisa bisa masuk rumah.
Biasanya kita tidak ambil pusing soal plafon ini. Tidak pernah tanya pula bahannya apa. Jika rusak tinggal ngomel-ngomel saja pada suami supaya lekas dibetulkan. Tapi bagi para orangtua tunggal, yang hidup terpisah jarak, maupun para lajang, tidak bisa ngomel-ngomel, kan? Harus mengambil keputusan sendiri dan melaksanakannya sendiri pula.
Jaman dulu, banyak rumah, terutama didesa, yang tidak menggunakan plafon.
Dengan kayu yang bagus dan genting tanah liat yang mampu beradaptasi dengan berbagai cuaca, langit-langit dibiarkan langsung dinaungi atap. Hebatnya, jarang bocor. Rumah orangtua saya pernah menggunakan asbes dan triplek. Asbes itu lumayan awet, tapi setelah saya sering sesak napas, orangtua saya memutuskan tidak pernah lagi menggunakan asbes. Sedangkan triplek itu juga lumayan awet. Paling berjamur saja jika kena air, tidak langsung bolong, kecuali hujannya luar biasa dan ada genting pecah.
Rumah jaman sekarang, seperti rumah saya, banyak yang menggunakan gypsum. Penampilan gypsum itu bagus sekali, rata seperti tidak ada sambungan. Beda dengan triplek yang terlihat kotak-kotaknya. Sayangnya, ternyata baru saya tahu kalau gypsum ini ringkih banget. Kena tetesan air yang menerobos retakan genting beberapa menit saja langsung bolong dan airnya menetes kedalam rumah. Bekas air yang merembes disekitar lubang itu juga membuat tampilan plafon tak lagi mulus.
Untuk plafon gypsum seperti itu jangan tunda lagi.
Begitu hujan reda dan matahari sedikit bersinar, langsung panggil tukang. Cobalah tanya satpam kompleks atau tetangga barangkali mereka bisa membantu atau punya kenalan yang bisa dimintai tolong. Ya, gunakan kekuatan minta tolong. Jangan naik ke atap sendiri ya, meski terpaksa. Berbahaya! Kecuali jika memang sudah pernah dan bisa naik genting sendiri.
Terlebih dulu beli alat pertukangan untuk menutup genting bocor, yaitu semacam pelapis anti air kalengan, serabut atau serat dan kuas di toko bangungan. Harga 1kg pelapis anti air sekitar 40-50 ribu rupiah, serabut Rp 5.000 dan kuas Rp 6.000. Serat itu nantinya akan membuat pelapis anti air tersebut lebih kuat dan rapat. Pengalaman saya sih kalau pelapis saja tanpa serabut tersebut hanya bertahan sebulan. Hasilnya cukup untuk menutup retak genting. Kolam renang saja pakai pelapis seperti ini. Jangan lupa sediakan tangga. Kalau tidak punya tangga, pinjam dulu ke tetangga. Tentu saja kita juga harus menyediakan upah untuk pak tukang.
Yang paling sering menjadi jalan masuk air adalah retakan antara genting dan semen tembok. Mengapa tidak disemen ulang saja? Disemen ulang bisa saja asal si tukang pandai menyatukannya dengan semenan lama. Jika tak pandai, sama saja tetap akan ada celah. Lagipula musim penghujan tidak memungkinkan untuk memberi kesempatan semen kering.
Nah, demikian yang harus dilakukan. Kita bisa kok, nggak perlu khawatir, ya. Siapkan saja dana darurat kebocoran untuk membeli peralatan jika dibutuhkan.
11 Comments
asbes memang gak bagus buat pernapasan. Bisa berbahaya malah katanya. Kalau di rumah saya bocor, gak pake mewek, sih. Tinggal ambil ember hehehe. Selebihnya biar suami nanti yang benerin :D
ReplyDeletesaya tiap musim hujan pasti manggil tukang mak, perbaiki yg bocor :(
ReplyDeletemak, produktip amat sih maak..blogger umbah2 yang tahan hujan badai ini mah...
ReplyDeletebtw, thankyou stidaknya aku wis ngerti saiki gypsum apaan XD
sudah memasuki musim hujan, kemarin rumahku juga sudah di waterproof. mbak tadi di blog list aku ada postingan about me tapi kok pas di klik gak ada ya?
ReplyDeletedi rumah yang sekarang kalau hujan selalu bocor. udah diapaiiin aja masih bocor. sepertinya salah ndesain. jadi pas perbatasan antara genteng sama asbes bocornya.
ReplyDeletetapi setelah baca ini jadi mikir, jangan-jangan sebelumnya pas nambal pakai aquaproof doang tanpa serabut.
tfs mbak.
Mak Lus emang Wonder Woman, sampai masalah bocor bisa diatasi sendiri, Salut :)
ReplyDeleteaku salut banget sama ide tulisan mak lusi ini yang menginspirasi paraa wanita supaya tidak terburu-buru panik hehehe
ReplyDeleteYa ampuk Mbak keren banget sih dirimu, jadi repair sendiri ya? Aku kalau benerin plafon agak ogah sih soalnya tinggi terus nggak punya tangga. Kalau kerusakan lain-lain, mending bagusin sendiri sih kalau suami nggaki bergerak juga hehe
ReplyDeleteiya nih sudah masuk musim hujan, dapurku bocor hiks. Sudah ada 3 kali panggil tukang, kok tetep aja masih bocor, pindah-pindah lagi bocornya.
ReplyDeleteDuh saya bingung kalau ditanya apa yang harus dilakukan kalau rumah bocor. Sudah bawaan orok ini, cari pertolongan pada tukang dulu. Habis itu lelaki di sekitar rumah. Kalau gak ada saya akan melakukan hal yang di atas hehehe..
ReplyDeleteAku kalo rumah bocor, langsung ambil tangga benerin genteng yg bocornya. Baik geserin atau ganti yang baru kalo pecah. Kalo masih bocor, bawa ember aja, tadah air bocorannya. Wkwkwk....
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji