Siang tadi Kumpulan Emak Blogger (KEB) Yogyakarta berkumpul untuk belajar food plating and photography di Arisan Ilmu yang diadakan di Maple Tree, Jl Pakuningratan.
Para model kelas photography. |
Arisan Ilmu adalah program yang diadakan dari dan untuk anggota KEB. Dengan anggota tercatat 2000 lebih, rasanya sayang jika potensi yang ada tidak dibagi. Kali ini, kami beruntung bisa belajar fotografi dari duo emak Ika dan Lies. Mereka berdua tampil kompak menularkan ilmu fotografi dengan senjata kamera smartphone.
Smartphone dipilih karena semua emak pasti punya. Daripada asal jepret, lebih baik jika belajar cara menghasilkan foto yang bagus agar menarik ketika diunggah ke media sosial. Foto yang bagus memang bisa untuk menambah followers, minimal akan menyenangkan ketika dilihat orang lain. Kalau untuk dinikmati sendiri atau untuk dokumentasi pribadi buat apa diunggah ke media sosial, kan?
Setelah gaya-gayaan tidak mau memastikan datang ke Arisan Ilmu, ternyata saya malah datang duluan dan Maple Tree belum buka. Berhubung tidak bisa parkir didalam untuk menunggu karena pagar masih ditutup, saya memutuskan untuk belanja dulu. Untung sekali saya memutuskan ke supermarket karena setelah itu hujan sangat deras disertai angin dan petir. Tidak terbayangkan jika parkir di tepi jalan dengan kondisi seperti itu.
Acara dibuka oleh mak Indah yang menjelaskan meng-update program-program KEB. Sekedar mengingatkan bahwa Januari 2016 nanti KEB akan berusia 4 tahun. Dan tahun depan akan ada pemilihan Srikadi Blogger lagi. Jangan lupa usulkan idolamu, ya.
Pak Ade yang sabar dan baik hati mengisi acara selanjutnya mewakili Maple Tree. Pak Ade bercerita sekelumit tentang Maple Tree yang terletak di Jl Pakuningratan ini. Jam buka Maple Tree dari jam 12.00 - 10.00 malam, lebih siang dari resto lain, jadi jangan keliru ya. Maple Tree ini asik juga buat hangout dan foto-foto. Baik di halaman, tempat duduk outdoor maupun ruangan indoor instagramable banget.
Pak Ade bersama dengan crew-nya (lupa tanya nama mas-masnya) memberikan tata cara plating kilat. Kilat waktu demonya ya, persiapannya lama karena harus dimasak dulu. Plating ini menggunakan menu asli Maple Tree, yaitu burger dan bebek peking. Bebek peking adalah menu andalan Maple Tree. Best sellernya deh. Plating itu tidak sekedar meletakkan makanan di piring tapi juga harus dipikirkan komposisi dan garnish-nya.
Selama demo plating itu, mak Lies dan Ika membiarkan kami mengeksplorasi hero (istilah mak Ika untuk obyek utamanya) dengan smartphone atau kamera yang kami punya. Kami puas-puaskan mengambil foto dari berbagai sudut menurut keyakinan kami masing-masing. Setelah demo selesai dan kami puas memotret, barulah mak Lies dan Ika membuat kami fokus ke materi berikutnya.
Meski perjalanan ke lokasi disertai hujan deras, tapi mak Ika dan Lies mau repot-repot membawakan properti foto agar kami bisa lebih mudah memahami tekniknya. Akibatnya, peralatan mereka pun basah tapi alhamdulillah masih bisa dipakai untuk alat peraga.
Persembahan Maple Tree, burger dan bebek peking. |
Jadi, food photography atau sejenis, yang utama adalah memahami arah cahaya dan mengatur jatuhnya cahaya sesuai dengan keinginan kita.
Mak Ika mengajak kami memegang smartphone masing-masing dan mengenali apa yang ada dalam fitur kamera, antara lain ISO, white balance dan exposure. Kami mencoba beberapa setting untuk melihat perbedaan hasilnya. Makin gelap suatu ruangan, sebaiknya kita gunakan ISO yang lebih tinggi. Di kamera smartphone, rata-rata ISO tertinggi adalah 800.
Dengan bantuan selembar gabus dan sepotong polikarbonat, mereka juga menunjukkan bagaimana mengatur agar letak bayangan benda seperti yang kita inginkan. Peralatan pembantu tadi dimaksudkan sebagai penghalang cahaya. Dalam keadaan tidak siap, misalnya sedang makan di restoran, kita bisa menggunakan serbet atau kerudung untuk menutup cahaya. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan, bahkan sering melenceng dari bahan yang telah disiapkan, apalagi terganggu dengan listrik mati. Tapi mak Ika dan Lies dengan sabar menjawab semua pertanyaan.
Tak puas dengan cahaya didalam ruangan, kamipun pindah keluar. Alhamdulillah hujan sudah berhenti sehingga kami bisa memanfaatkan cahaya alami.
Ternyata, cahaya alami dan cahaya lampu itu punya kekuragan dan kelebihan masing-masing.
Ilmu fotografi itu mahal. Mumpung gratis, belajarlah yang serius. |
Untuk foto makanan dan produk lebih baik menggunakan cahaya yang stabil seperti cahaya lampu. Salah satu yang dicontohkan mak Ika adalah menggunakan lampu belajar didalam ruangan rumah yang gelap. Agar cahaya tidak berlebihan, lampu belajar tersebut kita tutup saja dengan kain atau kerudung. Kami juga ngobrol tentang penggunaan kardus bekas untuk membantu mengatur cahaya.
Sebelum pulang, kami menyempatkan diri untuk foto bersama, yang sudah kami unggah di facebook dan menimbulkan kehebohan. Memang foto bersamanya lebih banyak dibandingkan dengan foto latihannya. Setelah foto-foto, ternyata kami masih meneruskan ngobrol cukup lama.
Bisa saya simpulkan bahwa dalam food photography itu yang penting harus tekun. Jangan malas membuat alat pembantu untuk mengatur cahaya karena seperti kata mak Ika, mata kamera tidak seperti manusia. Kamera harus selalu disesuaikan jika ada perubahan cahaya.
Terima kasih ilmunya mak Ika dan Lies. Waktunya kurang, semoga bisa belajar lagi dilain kesempatan.
30 Comments
Gak sabar nunggu pelajaran fotografi selanjutnya dengan memanfaatkan isi dapur. Colek Mak Yoan..hihi
ReplyDeleteWah, pematerinya mak Ika yak? Keren emak satu ini, pengen diajari lgsg fotografi. Bagus selalu hasilnya
ReplyDeleteAriel mana Ariel???
ReplyDeleteWe want Ariel!
We want Ariel!
We want Ariel!
*lalu diusir sama yang punya blog*
Tfs mbak...jadi tau skrg kalo malem kudi pake iso brp hihi.
ReplyDeleteEMak dimana2 pastiiiii heboh foto2nya :D
klo foto makanan kadang suka ga tahan pingin nyomot duluan, padahal abis dicomot desain jadi acak acakan gegegekk
ReplyDeletetapi kadang diomong juga sih, itu makanan mau dimakan apa dipoto hehheheheh
Mesti pake properti ini-itu ya, Mak, buat mengatur arah cahaya. Hemmm.. Saya masih awam banget soal fotografi ^^
ReplyDeleteOOOhhhh, ternyata yang disoraki bukan kang ariel, ahahahaaa
ReplyDeleteAsik ya ikutan materi photography gini, bermanfaat banget mbak :)
banyak juga kumpulan emak-emak blogger, kalau bapak dan om-omnya kurang tahu sih ane
ReplyDeletemasalah kalau foto pakai cahaya lampu kamar. emang paling enak pakai lampu belajar atau cahaya matahari pagi. ngga perlu filtre ini itu
ReplyDeleteSeru yaabditunggu sharng lainnya
ReplyDeleteCateeeet...
ReplyDeleteWah... seru. Pengen juga belajar fotografi secara langsung dari fotografernya. Untuk sementara, praktekin tipsnya dulu deh. Tfs, MakLus...
ReplyDeleteseru bangettt....asik dapet ilmu lagiiii^^
ReplyDeletecatet catet catet.... makasih share ilmunya... ini kadang aku pingin nyoba sekalinya beneran mau moto malas nyiapin propertinya jadi akhirnya gitu lagi gitu lagi hasilnya
ReplyDeleteAku suka fotonya disisi jendela mba...Kalau masih gelap ditambahin batre *gak modal banget* haha...Tapi emang ya kalau product/ food photography itu paling utama adalah cahayanya. Seru ih kumpul-kumpul emak2 gitu ya hihihi...
ReplyDeletewaah mak Lies n Mak Ika... saya ngefans laah sm gambar2 makananya di blog dan IG mereka. tingkat tinggi :)
ReplyDeleteBtw tak pikir benar euy photonya gara2 ariel buka baju *tertipuuuh :D
aku mau banget loh belajar moto kaya gini mbak, fotoku masih asal semua
ReplyDeleteluaaaaaar biasa yak mba2 modelnyaa...
ReplyDeletekalau ada arisan ilmu terdekat saya ingin ikut, belajar santai tapi serius ya Mbak. Fotoku masih didominasi akan feeling, kebanyakan feelingnya nyeleneh gak terkonsep..qiqiqi
ReplyDeleteWah, thanks sharinganya mba.. Bisa dicoba nih .. :D
ReplyDeleteBiasa foto pakai lampu kamar memang hasilnya kurang oke. Abis ini kayaknya mesti beli lampu belajar.
ReplyDeletesenengnya bisa berkesempatan belajar tentang food photography
ReplyDeleteNah ini, aku nggak ngerti soal cahaya-cahaya itu. Asal jepret aja jadinya, padahal pingin bikin foto bagus juga sih buat postingan blog :)
ReplyDeleteSesi Ariel mana mak :D hihiih huaa sedih gak bisa gabung di arisan ilmu kali ini :(
ReplyDeleteFP selalu suka pakai natural light hehehe dan ya ampun bebek peking itu bikin lapaarrrrr :(
Saya suka kalau pemateri seperti ini. Mengajarkan photography dengan menggunakan smartphone. Kadang juga mengkeret duluan kalau belum apa-apa pematerinya lebih mengutamakan gadget (baca: DSLR) hahaha. Iya, sih, DSLR memang lebih bagus dari smartphone. Tapi, saya percaya faktor the man behind the gun :)
ReplyDeletelihat dokumentasi Mbak Lusi, jadi keinget kok saya lupa utk moto-moto mejanya. Alur alir serat kayunya ciamik kalau di jadiin properti poto-potoan. Di print terus di laminasi dan sipp banget tuh buat alas moto makanan. *pengen ke sana lagi jadinya*
ReplyDeletejd mau bikin foto makanan yg cakep tu begini to caranya...pantesan hasil foto aku begitu2, la wong cuma bondo jepret doank, hrus bljr lg nih..
ReplyDeletetengkiu sharenya mbk lus
pengen belajar food fotographi...kapan ya di arisan ilmu jkt temanya food fotography. tp belum punya dlsr jadi mau banget di ajarin pake hp
ReplyDeleteeh ini foto ariel kw nya mana? *asli penasaran*
ReplyDeletekebayang hebohnya niiih :)..tapi pasti seruuuu :)
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji