Unboxing mesin jahit listrik mini ini sudah telat karena saya membelinya bertahun lalu.
Mengapa selama itu mbak nunggu unboxing-nya? Karena saya pikir itu tidak penting. Ternyata ketika saya posting di instagram bareng mesin jahit "beneran" saya, banyak yang bertanya. Jadi ini bukan postingan berbayar walaupun ada merk-nya.
Merk mesin jahit ini tidak saya letakkan di judul karena ada beberapa merk dengan bentuk dan spesifikasi yang sama. Jika akhirnya saya memilih Minghui semata-mata karena seller-nya sudah mendapat bintang yang berarti terpercaya. Merk Minghui sendiri baru mendengar saat itu. Entah mengapa kok bentuk dan spesifikasinya bisa sama dengan merk-merk berbahasa China lainnya. Saya tidak bisa melihat apa bedanya.
Nama sellernya sendiri sudah tidak bisa saya ingat, yang jelas di Surabaya. Sedangkan marketplace-nya kalau mau tahu japri saja karena ini bukan postingan berbayar. Bukannya nggak mau rugi sih, males saja nanti dikira sedang laris postingan iklan. Dituduh kaya itu nggak enak lo. Hahahaaa....
Sebelum memutuskan membeli mesin jahit ini, saya googling sangat lama. Yaelah memang berapa harganya kok mikirnya sampai selama itu? Harganya Rp 175.000,- saja. Tapi dari komentar yang masuk di instagram, itu sepertinya dialami oleh calon-calon penghobi jahit lainnya. Hampir semua newbie begitu. Ini juga sejalan dengan keputusan mengapa membeli mesin jahit mini, bukan langsung beli yang "beneran" sekalian. Rata-rata takut mesin jahitnya mubazir, nggak kepakai, karena setelah praktek ternyata tidak suka menjahit atau tidak hobi.
Untuk mesin jahit murah meriah begini ternyata komponennya cukup lengkap. Didalam box terdapat:
- Mesin
- Jarum 1 buah
- Bobin 4 buah
- Needle threader 1 buah
- Kabel power
- Pedal
Sewaktu datang, jarumnya sudah terpasang di mesin, jadi saya nggak perlu bingung memasangnya. Berarti tinggal nyolokin terus jalan? Tunggu dulu! Yang penting tahu cara threading-nya alias ngurut benang. Prinsipnya hampir sama dengan mesin jahit biasa, hanya ini lebih sederhana. Di buku petunjuknya cukup jelas, tapi namanya newbie, kebiasaan pusing dulu daripada membaca baik-baik.
Jadi saya angkut saja mesin ini ke rumah orangtua untuk minta diajarin. Kedua orangtua saya pandai menjahit tapi bukan penjahit, hanya untuk keperluan sendiri. Jahitan mereka sangat rapi menggunakan mesin jahit genjot Butterfly yang sudah kami miliki sejak puluhan tahun lalu. Saya pernah belajar sekali tapi berhubung tidak bisa mengkoordinasikan kaki dan tangan, akhirnya saya males, nggak mau latihan. Sampai disana, ortu geli sendiri melihat mesin jahit mini ini. "Lucu banget, kecil begini."
Needle threader itu baru pertama kali saya lihat. Saya tertawa senang mengingat mata sudah tua, menggunakan kacamata saja tetap kepayahan mengincar lubang jarum. Dengan needle threader ini kita dibantu memasukkan benang ke jarum dengan cepat dan mudah. Bahasa yang biasa digunakan oleh para penjahit entah apa, tapi nama Inggrisnya sesuai dengan fungsinya. Alat ini juga bisa digunakan untuk membantu memasukkan benang ke jarum jahit tangan. Susah juga kan? Benangnya nggak perlu lagi dijilat atau dibasahi dan diruncingkan biar manut. Nggak perlu juga teriak-teriak memanggil anak-anak untuk meminta bantuan mata muda mereka. Pokoknya alat sepele temuan orang Jepang ini sakti banget deh.
Lalu kesan setelah menggunakan mesin jahit ini bagaimana? Dari hasil googling sebelum membelinya sih katanya mesin jahit mini ini cukup helpful buat mereka yang kos atau nomaden. Saya sendiri sebenarnya bukan tipe orang yang ribet. Kalau ada baju bolong langsung saya tambal dengan jahit tangan, lebih praktis tanpa persiapan apa-apa. Kalau bolong keterlaluan ya pensiunkan saja jadi lap.
Sedangkan untuk berkreasi membuat sesuatu yang baru, mungkin bisa digunakan untuk bahan kain biasa dengan jahitan yang tak terlalu panjang. Oya, ini tidak ada pilihan jenis jahitan ya, adanya cuma benang panjang pendek. Saya tidak nyaman menggunakan mesin ini karena penampangnya sempit jadi kainnya menggantung. Agak susah mengontrol kain agar tetap on track. Meski begitu, bagi yang sudah berpengalaman seperti ortu saya, nyantai aja tu? Mudah, kata beliau. Mesin-mesin jahit portable yang besar sekarang modelnya juga begitu, tanpa meja. Panjang kain yang bisa dikontrol terbatas,
Pada akhirnya, mesin jahit mini kembali masuk box dan belum menghasilkan sesuatu yang baru. Selain tidak nyaman dalam proses menjahitnya, juga karena rasanya benang jahitnya jadi kurang kuat tertanam.
Apakah recommended? Kalau tidak berharap terlalu banyak sih tak ada salahnya punya. Bisa ditenteng atau masuk tas, misalnya kalau pas ada acara belajar bareng atau workshop. Apalagi ada knop power yang membuat pedal tidak perlu digunakan. Tinggal pencet jalan. Heheheee.... Lagipula awkward ya, mesin jahit sekecil ini pakai pedal jauh dibawah meja.
Gimana? Tambah galau mau beli atau tidak?
27 Comments
Wah, berarti persis seperti dugaanku mbak, jahitane nggak kenceng. Makasih sudah mau berbagi ya
ReplyDeleteIya memang kurang mantap.
DeleteSempag kemarin mau beli. Ada seller yg aku percaya banget, jualan. Tp, masih search reviewnya juga. Ragu? Iyes, harganya. Hehe..
ReplyDeleteHarganya gimana mbak? Heheee
DeleteSempet mikir beli yang begini, tapi pengen beli yang sekalian gede, terus pengen belajar jahit biar bisa jahitin ibu2 baju lebaran. Banyak pengennya sih
ReplyDeleteYg gede sekalian aja biar semangat
DeleteWah maaaaak aku pengen banget belajar jait tapi bingung mulainya dari mana.... Ada tips nggak?
ReplyDeleteYa mulai aja. Semua ada tutorialnya jaman sekarang :))
Deleteudah beli mbak pas kpn hari itu dapat voucher.
ReplyDeletesayangnya daku ga bisa nyantholin benang bawah ke benang atas. huhu...
udah minta advice kakak, youtube, sm aja gagal. minta tolong tetangga yg penjajit tapi blum berhasil juga, harus dibawa ke rumahnya.
sebenernya niat beli karena untuk acara tembel-menembel wong saya juga ga bisa njahit. cm kt kakak, temannya yang sesama knitter bisa pake itu dan lumayan hasilnya.
ohya, beda merk tapi mirip punya mbak lusi.
Wah masa gak bisa nyantolin benarnya? Sini mbak, tak ajarin hahahaaa
DeleteTemen2ku ada yang beli yg mini beginu mak...aku sempet pingin juga. Tapi mikir lagi,opo yo sempat? Hehe...tiap hari nguplek bayi wae *alesan 😀
ReplyDeleteDebay yang utama. Lainnya kapan2 aja :))
DeleteRasanya paling enak mesin jahit jadul,lega gitu.tapi g mungkin juga otong2 mesin jahit jadul^^
ReplyDeleteMancalnya yg aku gak bisa hahaaa
DeleteWah nemu ini, kebetulan kemarin sempet punya rencana mau beli mesin jait mini kayak gitu, buat hadiah ulang tahun. :D
ReplyDeleteThank's, mbak.
Oh, ultah siapa rupanya?
Deletekemarin2 ikut workshop jahit, seru juga ya kalau mahir mak, biar buat baju dan kerudung sendiri sesuai keinginan. Tapi kalau erlalu kecil emang sepertinya kagok ya mak
ReplyDeleteBener kagok banget
Deleteassekkk...ini yang kumau. beli kain aneka rupa, bikin jilbab sendiri hehehe. kan jilbab cuma ngerapiin pinggiranya doang
ReplyDeleteBetul. TInggal minta penjahitnya motongin sesuai ukuran jilbab sekalian.
Deletembak saya suka jahit menjahit (dulu), bisa jahit tangan, rapi, tapi untuk pake mesin jahit, sampe dibeliin suami pun saya gak pernah coba-coba buat jahit, males liatnya, ribet ternyata pakenya... hahaha.. makasih mbak sharingnya
ReplyDeleteSayang dong. Nyimak disini terus aja. Nantinya akan banyak tutorialnya. Gampang kok.
Deleteiya mbak, makasih supportnya
DeleteWuihh unyuuu yaaa, enaknya kalau bisa jahit bikin macam-macam yaa
ReplyDeleteHehehee iya unyu
DeleteWah sayang kalau masuk kardus lagi. Padahal saya pengen beli yang kayak gitu, lumayan ada voucher. Hehe...
ReplyDeleteBtw...dijual gak mbak?
Pengin tak jual sih tapi kalau nggak ketemu langsung gak enak ya krn sudah pernah aku pakai walaupun nggak sampai 10 jari tapi takutnya ada kondisi yang sudah nggak sempurna. Kalau ketemu kan tinggal ditawar sesuai kondisinya. :)
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji