Mencoba Basic Patchwork Untuk Membuat Hot Pad

Di blog ini dan di akun media sosial saya, banyak konten tentang perca. Saya pernah sedikit menyinggung bahwa perca dan patchwork itu agak berbeda, tidak semata-mata terjemahan bahasa. Tapi saya tetap menggunakan hashtag patchwork dalam beberapa kesempatan karena lebih mudah menarik perhatian. Seharusnya hashtag yang baik adalah yang sesuai dengan apa yang kita tampilkan. Meski perca dan patchwork sama-sama tentang kain tapi tetaplah beda. Orang bisa miss led dengan hashtag tersebut. Maafkan saya, ya.

Courtesy How To Make An American Quilt the movie.
Faktanya, saya tidak paham patchwork itu seperti apa. Yang saya tahu dari nonton tv (mungkin saya adalah sedikit dari manusia modern yang masih suka nonton tv), patchwork itu bukan sekedar mengumpulkan sisa jahitan kain, melainkan memang sengaja digunting dari berbagai motif kain. Salah satu film yang saya ingat adalah How To Make An American Quilt yang dibintangi oleh Winona Ryder, yang bercerita tentang berbagai jenis cinta. 

Patchwork dan quilt itu lain, tapi patchwork sering digunakan sebagai bahan untuk membuat quilt. Berbeda dengan orang sini yang suka mengerjakan quilt menggunakan mesin jahit, orang Amerika mengerjakannya menggunakan jahit tangan. Jadi ibu-ibu yang tidak punya mesin jahit, tetap bisa menekuni kerajinan ini. Bagi sebagian masyarakat Amerika, quilting adalah tradisi dan mengandung makna yang mendalam. Contohnya quilt yang dibuat di film tersebut bertemakan "where love resides".

Kembali ke patchwork. Patchwork punya beberapa pakem dan pengerjaannya penuh dengan rencana. Pembuatnya harus punya sensitivitas yang baik terhadap pemilihan pola dan warna. Presisi dalam menggunting dan menyambung tidak bisa ditawar. Perlu jam terbang yang tinggi untuk menghasilkan karya patchwork yang tidak terlihat sebagai sekedar perca. Dahulu ada club patchwork Indonesia yang cukup besar tapi saya cek website-nya sudah tidak ada lagi. Too bad.

Karena pengerjaannya cukup njlimet dan harus precise, maka dibutuhkan pula peralatan pendukung yang sesuai. Idealnya sih memotong menggunakan rotary cutter, dilengkapi dengan alas dan penggarus khusus, lebih baik untuk menghindari potongan yang tidak lurus seperti ketika menggunakan gunting. Saya sendiri belum punya karena frekuensi mengerjakan patchwork belum terlalu banyak dibandingkan dengan proyek menjahit lainnya.

Pada dasarnya, untuk memulai patchwork, paling tidak harus mengetahui tentang fat quarter dan teman-temannya. Ada yang bilang, tidak perlu terpaku dengan aturan tersebut. Tentu saja pendapat ini banyak diikuti oleh ibu-ibu macam saya yang nggak mau rugi. Namun didunia perkainan barat, aturan dasar patchwork tetap diikuti. 

Jadi, aturan fat quarter tersebut adalah 1 yard kain dibagi 4. 1 yard = 36 inches = 91.4 meter. Pengguna satuan dasar meter juga menggunakan satuan tersebut, yaitu membagi 1 meter kain menjadi 4. Tentusaja jika  dikonversikan akan berbeda. Sedangkan untuk ketentuan lebarnya sama saja, yaitu mengikuti lebar kain dari pabrik.

Courtesy Janet Wickell. Copied from www.thespruce.com.

Jika teman-teman ingin belajar patchwork, tidak perlu membeli kain  1 meter untuk dijadikan fat quarter. Beli saja di online shop! Sekarang banyak olshop yang menjual fat quater. Olshop Indonesia juga menjual potongan tersebut dengan sebutan perca dalam satuan centimeter. Banyak juga yang menjualnya dalam bentuk paket beberapa motif sehingga langsung praktek padu padan membuat sesuatu dari patchwork.

Dari fat square tersebut, barulah dipotong dengan berbagai ukuran. Teman-teman silakan googling ukuran-ukuran dan istilahnya. Salah satu car memotongnya adalah seperti dibawah ini.

Copied from www.thespruce.com.

Saya mencoba yang paling mudah dulu, mengikuti bahan sisa yang ada. Bukan nggak mau rugi tapi saya masih membutuhkan kain-kain saya dalam lembaran lebar untuk mengerjakan produk-produk @beyouprojects .

Saya memilih precut 5" x 5" untuk mengerjakan proyek yang paling mudah sedunia, yaitu membuat hot pad atau alas panci panas. Ternyata 5" x 5" itu cukup lebar sehingga saya memutuskan untuk memotongnya diagonal agar lebih senak dilihat. Yang saya buat pun yang paling sepele, yaitu hot pad alias tatakan panci supaya meja tidak rusak. Meskipun sepele tapi karena mengerjakannya sambil ngantuk, hasilnya nggak presisi. Hiks. Jangan diejek ya.

Siapkan kain yang akan dibuat patchwork, kain untuk alas dan busa pelapis.

hot pad patchwork

Pertama-tama saya memotong kain dengan ukuran 5 x 5 inches sebanyak 4 lembar dengan motif yang berbeda. Kalau di foto ukurannya tampak berbeda, itu karena kamera saya tidak tepat diatas obyek. Waktu itu cuaca mendung, sedangkan saya pake daster yang banyak jendelanya. Bayangan daster dan rambut saya akan tampak kalau pengambilan fotonya vertikal persis. Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah jika niat mau membuat tutorial, pilih ruangan dengan cahaya yang memadai dan berpakaian yang pantas agar hasilnya tidak cuma bisa mendapatkan foto yang bagus tapi bisa sekalian bikin vlog.


hot pad patchwork

Masing-masing potongan kain saya potong lagi secara diagonal.

hot pad patchwork

Saya menyambung ke arah horisontal dahulu semuanya. Kali ini tidak saya tindas garis sambungannya, meski jika ditindas akan lebih rapi.

hot pad patchwork

Gabungkan kedua lembar horisontal tadi membentuk sebuah kotak. Lalu satukan bagian patchwork dengan alas dan busanya. Pemukaan yang bagus saling berhadapan, sedangkan busa pelapis di bagian luar. Permukaan busa pelapis itu ada yang halus dan kasar. Letakkan bagian yang halus diluar agar sewaktu dijahit tidak nyangkut.

hot pad patchwork

Jahit keliling tumpukan tadi dengan menyisakan sejengkal yang tidak dijahit untuk membalik kain.

hot pad patchwork

Balik tumpukan bahan yang telah dijahit tadi sehingga bagian yang bagus diluar semua. Pin lubang tadi menggunakan peniti. Kok ada bunga flanel disana? Iya, ternyata sewaktu menyambung tadi saya tidak cermat sehingga pertemuannya tidak pas ditengah. Makanya perlu disembunyikan seperti itu.


hot pad patchwork

Bagian akhir dari tutorial ini adalah menjahit tindas keliling permukaan yang bagus. Jangan lupa melewati bagian yang berlubang tadi sekalian. Sekali lagi harap maklum hot padnya seperti lebar bawah. Itu karena memotretnya kurang vertikal.

Demikian teman-teman, tutorial yang kurang memuaskan ini. Semoga lain waktu lebih baik lagi. Tapi sekarang setidaknya saya jadi tahu apa itu patchwork. Semoga saya bisa beli rotaty cutter dan perlengkapannya dulu sebelum membuat patchwork tutorial lagi ya. Aamin.

Post a Comment

5 Comments

  1. cakeeeep deh patchworknya. Unguuuu hehehehe...di sini quilt memang ada komunitasnya khusus lhooo mba. and they are serious! plus pro banget buatnya..

    ReplyDelete
  2. aq suka warna patchworknya, ungu dan orange,,, seger banget

    ReplyDelete
  3. ih aku jadi semangat jahit lagi liat blog mak lusi iniii

    ReplyDelete
  4. Ihhh...cakep euy hasilnya. Kalau liat begini jadi pengen nyoba bikin. Lalu kemudian manyun saat eksekusinya entah kapan pula huhuuu *mewekdipojokan

    ReplyDelete
  5. 6 bulan lalu aku daftar untuk ikut kelas membuat patchwork springbed ukuran 200×180. Hehehe...dan daftar ini guna dapat kelompok yg akan dimulai januari tahun depan. Hahaha. Waitingnya lama ya sist. Karena bikin patchwork springbed ini adalah salah satu kegiatan yg diadakan oleh PKK kelurahan dan gratis. Tapi ya itu, cuma dikerjakan di rptra saja, gak boleh dibawa pulang, dan dijahit manual dengan tangan tikam jejaknya. Tapi tetap semangat krn aku pikir bisa sekalian bertemu dan ngobrol dengan ibu2 pkk yg ada di kelurahanku. Jadi tetap rela meski waiting list. Rencananya sih springbed itu selesai dalam waktu 6 bulan. Makanya pendaftaran tiap 6 bulan sekali.

    ReplyDelete

Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)