Ketika para pakar memberi motivasi bisnis dengan modal minimal, saya yakin yang dimaksudkan bukan dengan menghalalkan secara cara. Namun selalu ada saja oknum-oknum yang mau enak sendiri, kalau bisa dengan mudah, mengapa harus mempersulit diri? Jangankan orang awam yang tidak peduli etika, media besar-pun bisa kecolongan memiliki oknum yang suka mencari jalan pintas, yaitu melalukan copy paste foto dari website-website. Secara teknis saya memang gaptek, tapi saya bisa melakukan ‘save image’ di website yang saya suka, itu soal mudah.
Kekuatan sebuah brand yang memasarkan diri secara online terletak di foto produk. Ketika reseller online mewabah saat ini, pengetahuan produk dan branding tidak penting lagi bagi sebagian orang. Yang penting punya foto, nah cukup sudah, jualan deh. Yang penting kan ada yang beli. Mereka tidak peduli lagi perjalanan untuk menjadi foto seperti itu. Bahkan saya pernah disemprot seorang hacker seleb dengan follower ribuan, “Kalau tidak mau fotomu dicopas, simpan saja dibawah kasur.”
Sebuah foto produk dimulai dari inquiry atau design sendiri, lalu masuk ke proses development, quotation, baru kemudian di pasarkan, lengkap dengan perangkat promosi seperti foto produk tersebut. Foto-foto itu akan di upload secara online maupun dicetak dalam bentuk brosur.
Jangan salah mengerti, bagi saya, reseller itu sangat penting, lokomotif pemasaran. Tapi seperti yang saya sebut diatas, tetap ada oknum-oknum yang mencuri (bukan mencari) kesempatan. Jika branding kuat, dimana mereka hanya bisa menggunakan brosur dari distributor, agak sulit bagi reseller untuk mencuri kesempatan. Meski demikian, bukan berarti tidak bisa. Tas-tas KW dan dagadu contohnya, dengan modus yang berbeda. Memang ada, biasanya dari kalangan pengumpul, yang membebaskan reseller-nya mendownload foto-foto. Mereka biasanya tidak peduli brand, hanya memanfaatkan momen trend sesaat untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Sekarang ketika BBM menjadi idola para reseller online, cara curang malah lebih mudah lagi. Mereka tinggal add brand tertentu, lalu memanfaatkan aplikasi screenshot untuk mencuri profile picture atau foto-foto di group, maka siaplah untuk jualan sendiri. Jika order sudah didapat, pesan dimana bukan soal, tinggal googling saja. Yang lebih menyedihkan lagi, berdasarkan pengalaman saya, yang banyak melakukannya adalah perempuan. Tambah sedih lagi karena mereka sepertinya bangga sekali jika sudah berhasil mencuri.
Saya bukannya mau sok suci karena saya-pun pernah melakukannya demi seiprit dollar dan rasanya sungguh tersiksa. Itu bukan diri saya. Alhamdulillah Allah menghentikannya meski dengan cara yang tidak enak dan tidak saya pahami karena saya gaptek.
0 Comments
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji