Industri kerajinan adalah industri yang padat karya dan padat kerjasama. Mayoritas pekerjaan kerajinan adalah dikerjakan oleh tangan dan tenaga manusia karena meskipun ada yang bersifat fungsional, keindahan atau keunikan tetap menjadi faktor penentu diterima tidaknya produk kerajinan oleh pasar. Meski demikian, keindahan tidak lalu menghubungkan kerajinan dengan perempuan. Pengrajin tidak didominasi salah satu gender. Penenun dari Klaten banyak yang laki-laki. Sebaliknya pengusaha furniture banyak pula yang perempuan.
Meski masing-masing memiliki ambisi untuk mengembangkan diri sehingga selalu bersaing, yang unik adalah jika salah satu kebanjiran order, maka yang lain pasti kebagian. Order yang melimpah tidak pernah dimakan sendiri, selalu dibagi ke pengrajin-pengrajin lain karena perusahaan tidak bisa serta merta memperbesar kapasitas. Kapasitas yang terlalu besar berbahaya jika trend berubah. Jika sudah begini, semua sibuk, semua kerja keras. Maka dari itu jika ada pertanyaan, “Ini buatan sendiri ya?”, agak sulit dijawab karena selalu ada kemungkinan dikerjakan oleh pengrajin lain. Biasanya yang bertanya seperti itu adalah reseller pemula heheheee…. Sedangkan reseller berpengalaman hanya melihat apakah harga sesuai dengan kualitas karena dia sudah hafal spesifikasi.
Ladaka Handicraft yang mengkhususkan diri pada gift, home accessories dan storage sudah terbiasa bekerjasama dengan banyak pihak. Dari sekian banyak produk tersebut, produk home accessories dan storage adalah yang paling diterima oleh pasar. Saat ini ketika trend penggunaan kulit sintetis / vinyl sedang booming, kami juga menawarkan produk dari bahan tersebut dengan variasi yang sangat berlimpah.
Dilihat dari tampilannya, produk kulit sintetis / vinyl kami memerlukan kerapian dan presisi. Tapi dibalik itu, pengerjaannya sangat memerlukan stamina sehingga pengrajin untuk produk ini semuanya laki-laki. Mereka harus memotong konstruksi dari karton yang sangat tebal atau tripleks. Mereka juga harus bergumul dengan lateks yang baunya sangat menyengat. Belum lagi jika order besar mereka juga harus mengoperasikan sprayer. Jahitan yang tampak rapi itu juga memerlukan tenaga karena tidak sama seperti menjahit kain.
Meski demikian, semua kontrol terletak ditangan perempuan. Saya tidak menyadari karena selama ini yang penting terima order, dikerjakan dan selesai. Sampai kami bertemu di Inacraft 2012 kemarin baru saya sadari, semua order saya dibantu 3 perempuan yang bekerja militan dan sebentar lagi ditambah satu perempuan lagi untuk tenun. Hal ini sama sekali tidak saya sengaja karena setiap akan bekerjasama dengan pihak lain, saya melakukan tes yang sama. Ternyata yang lolos perempuan semua.
Mungkin karena secara alamiah kami sudah terbiasa bekerja keras, tidak ada istilah lebay sama sekali. Saya tahu benar bagaimana mereka berusaha memenuhi permintaan para pelanggan, karena saya dan 2 orang diantaranya pernah sama-sama bekerja di lapangan, turun tangan sendiri, dari mulai membuat sample, menjemput hasil kerajinan di gunung-gunung sampai menutup sendiri kontainer-kontainer untuk ekspor. Maka ketika sekarang memiliki usaha sendiri-sendiri, saya tidak pernah meragukan dedikasi mereka ketika harus bekerjasama, meski ada keterlambatan pengiriman. Sesuatu yang tidak dipahami reseller-reseller modal bbm.
Perempuan-perempuan hebat disekitar saya itu berasal dari berbagai latar-belakang. Selain bekerja, seperti layaknya perempuan, kami saling cerita dan saling menguatkan, tapi tidak satupun dari mereka yang pernah mengeluh berlebihan seperti perempuan-perempuan lebay di socmed, meskipun saya tahu masalah hidup mereka jauh lebih besar. Semua tergulung begitu saja dengan pekerjaan, kepanasan /kehujanan dijalan dan saling menyemangati.
Pagi itu saya sms beberapa order ke salah satu dari mereka. Sms itu baru dibalas siang hari.
“Maaf mbak, saya baru balas, ini baru bangun tidur karena saya lembur sampai subuh.”
“Wah, kok mesakke.”
“Nggak pa-pa mbak, tiap hari juga begitu. Biar cepat punya rumah tingkat.”
Dia adalah pengrajin perempuan yang baru setahun bekerjasama dengan saya. Dia mengendalikan beberapa tukang laki-laki dari desa-desa terpencil di Bantul. Usianya baru 24 tahun!
0 Comments
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji