Bersempena dengan World Book Day, salah satu finalis Srikandi Blogger 2013, Dina Begum, mengutip sebuah percakapan:
"Wow, you're old!"Update: mbak Dina Begum sudah berpulang ke sang pencipta. Mohon doanya.
"No, I'm experienced."
Kutipan itu lalu kami jadikan bahan tertawaan karena seakan menghibur kami yang memang seumuran, umur-umur estewe. Saya lebih muda sih, tapi Dina lebih fit. Selain hampir seumuran, kami paham benar apa itu struggle.
Jika kita sudah menjalani hidup melewati separuh rata-rata harapan hidup manusia pada umumnya, kita akan mengerti apa itu arti kesempatan dan kesempitan. Kita akan mengerti bahwa dalam kesempitan selalu ada kesempatan dan dalam kesempatan bisa tiba-tiba muncul kesempitan. Kadang kita dengan mudah mendapatkan kesempatan demi kesempatan. Kadang kita sudah kehabisan akal sehingga harus membiarkan masalah menemukan penyelesaiannya sendiri. Hari demi hari bertemu dengan keruwetannya masing-masing.
Ketika kita sudah sampai di umur yang tak muda lagi, kita pun terkejut, bagaimana mungkin kita bisa bertahan dengan segala keterbatasan dan kesulitan kita? Sebenarnya jika dikilas balik, kita bisa melihat bahwa yang dulu kita kira jalan buntu, ternyata bukan apa-apanya jika dibandingkan yang kita temui kemudian, karenanya kita bisa melewatinya. Hal-hal yang kita takutkan, kemudian kita tertawakan, termasuk badan bengkak dan kerut merut diwajah.
Kota yang kejam, kejahatan, penipuan, cuaca, penyakit, kita bawa dalam pikiran setiap hari, bersama rasa kecewa, marah, cemas dan takut, sampai bertahun-tahun. Berlalulah lima tahun, sepuluh tahun, dua puluh tahun, kemudian semua yang telah lalu itu tak terlihat berat. Pikiran kita sudah dimasuki hal berat lainnya saat ini dan dimasa yang akan datang. Pada saat itu kita menyadari selalu ada jalan bagi yang tak berhenti berusaha dan selalu ada jalan bagi yang tak berhenti berdoa. Meski jalan itu bukanlah yang sangat kita inginkan, tapi membuat kita berhasil melalui hari demi hari.
Pengalaman hidup yang panjang menunjukkan bahwa jika kita kira kiprah kita selesai dan tinggal menunggu "saatnya", maka itu tidak berlaku bagi yang masih mau membuka diri. Karya dan pengakuan tidak berbatas umur, teritori atau latar belakang apapun. Hanya perlu hati yang terbuka dan lapang, maka semua kebaikan akan masuk dengan sendirinya. Kejahatan tentu akan pula menyertai, tapi dengan kelapangan hati, kita tidak akan mudah tersakiti. Yang ada hanya ikhlas.
Pengalaman hidup yang panjang juga menunjukkan bahwa jika kita merasa cukup dengan pencapaian kita, maka cukuplah kita sampai disitu. Tapi jika kita merasa masih memiliki kemampuan untuk berbuat lebih baik, maka kiprah kita akan terus terpacu. Dan jika kita tidak berhenti berkarya, maka pintu-pintu kesempatan akan terbuka dengan sendirinya.
Begitu pun saya, tak akan berhenti meski musibah bertubi-tubi, material maupun non-material di usia yang tidak muda lagi. Saya akan terus berkarya, baik ada penghargaan maupun tidak, baik ada imbalan ataupun tidak, meski semua orang menyuruh saya untuk berhenti, karena hanya Allah yang bisa menghentikan saya. Selama Allah masih membuat mata saya bisa melihat jalan, saya akan lalui. Jika Allah tak memperlihatkan jalan, maka saya akan menunggu dengan sabar, meski waktu tak banyak lagi.
Jalan Allah akan muncul dan menghilang atas kehendakNya, tepat menurutNya, tak peduli kita suka atau tidak. Maka siapa sangka, saya yang mengaku suka traveling tapi hanya bepergian beberapa bulan sekali, kini akan bepergian beberapa kali dalam 3 bulan meski sedang dalam kesempitan. Kesempatan itu datang karena terus berkarya meski dalam kesempitan.
Andai saya tahu jalan Allah, tentu tak akan saya menyakiti hati saya sendiri dengan meratapi semua kesempitan. Tapi saya tidak tahu, dan saya kurang percaya, karena itu kesempitan jadi benar-benar terasa. Tak akan seperti itu lagi. Insya Allah.
1 Comments
disana maupun disini sama-sama ada musibah ya mbak,Insya Allah bisa melaluinya
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji