Siapkah masyarakat Indonesia menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community / AEC) 2015? Pertanyaan itu membawa saya ke sepuluh tahun lalu, di tahun yang sama Bali Concorde II memunculkan ide AEC. Saya, mewakili perusahaan ekspor kerajinan kerabat, menerima manager regional perusahaan retail furniture internasional yang bertanggung jawab terhadap suppliers se-Asia.
Dia memungut cushion yang terbuat dari lilitan serat alam. Kami mengekspor ribuan cushions tersebut dalam beberapa kontainer tiap bulan ke Eropa. Saat itu, volume ekspor kami sudah menurun.
“Saya barusaja dari Vietnam. Mereka sedang mengerjakan produk persis seperti ini. Berapa orang yang kamu pekerjakan? Seribu? Dua ribu? Pengusaha Vietnam hanya perlu setengahnya dengan modal paku dan tali.”
AEC bukan hanya tentang pengusaha besar tapi juga tentang pengusaha kecil mandiri yang tersebar di berbagai sentra. Di Jogja, ratusan kontainer ekspor berangkat tiap bulan, jangan sampai berbalik menjadi ribuan kontainer masuk di tahun 2015. Upah murah bukan satu-satunya alasan kita tidak dapat bersaing. Product development yang berorientasi pada pasar dan dilandasi dengan pertimbangan-pertimbangan yang sangat kompetitif harus melatarbelakangi setiap produk yang dihasilkan industri.
Product development mencakup pengetahuan akan trend yang harus ditangkap jauh sebelum memasuki tahun penjualan, serta teknologi sesederhana dan semurah mungkin tapi tepat guna. Teknologi modern perlu modal besar yang hanya bisa diakses oleh sejumlah perusahaan besar saja. Saya pernah mendapatkan pengetahuan teknisnya dari sebuah NGO internasional. Sayang tidak dibarengi dengan bimbingan pengetahuan tentang pangsa pasar dan kekuatan ekonomi negara-negara ASEAN karena memang bukan bidangnya.
Jakarta Marketing Week bisa membantu membangun networking yang menguntungkan untuk menutup kekurangan para pengusaha tersebut. Terlebih karena mayoritas buying agent berada di Jakarta. Untuk kerajinan sendiri, di sepanjang Kuningan saja ada beberapa buying agent. Saya yakin para marketer enthusiats bisa menyumbangkan ide-ide briliannya agar jumlah penduduk yang sangat besar ini tidak hanya menjadi pangsa pasar, tapi juga mampu secara bersama-sama dengan anggota AEC menghadapi persaingan global.
3 Comments
semoga produk yang dipasarkan mbak Lusi makin diminati di ASEAN ya mbak
ReplyDeleteMak baru mampir ke sini nih...salut dan kagum sama peranan Mak Lusi memasarkan produk asli Indonesia ...semoga sukses ya Mak..
ReplyDeleteJuri mampir sejenak ya. Nice article, semoga sukses!
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji