Sebenarnya jadwal jalan-jalan saya ke Inacraft tahun ini cukup longgar, saya punya waktu seharian penuh dari pagi sampai semau saya, sebelum esoknya menjadi juri di Srikandi Blogger 2013. Suatu kebetulan yang awalnya membuat saya senang bukan main, karena berarti saya bisa menghemat biaya perjalanan. Saya sudah membayangkan bisa bebas memilih-milih kebaya atau batik untuk saya kenakan besoknya dan kemungkinan juga pertengahan Mei di Solo. Saya bertekad menikmati betul perjalanan kali ini.
Saya tiba di bandara Soekarno Hatta jam 08.30, padahal Inacraft buka jam 10.00. Saya putuskan naik Damri saja, meskipun banyak yang berusaha mencegah heheheee.... Teman-teman KEB sudah mewanti-wanti untuk pesan kepada kondektur Damri jurusan Blok M agar diturunkan di JCC. Saya baru tahu kalau letak JCC itu adalah antara bandara dan Blok M. Ketika kondektur memeriksa karcis, saya pesan sejelas-jelasnya agar saya diberitahu jika sudah sampai jembatan penyeberangan ke JCC. Belum sempat ngantuk, eh sudah nyampai aja. Ternyata enggak jauh. Tadinya saya ragu karena diseberang tidak tampak gedung, keramaian atau spanduk Inacraft. Tapi kondektur berusaha meyakinkan saya untuk naik jembatan penyeberangan. Hahahaaa....
Ngos-ngosan sekali melewati jembatan penyeberangan yang tinggi dan panjang. Kalau setiap hari lewat, mungkin saya bisa agak langsing. Tapi karena saat itu keringatan dan gempor, yang terpikir hanya: alangkah sengsaranya hidup di Jakarta. Diujung jembatan, melangkahi rantai pagar, langsung sampai JCC tapi lewat belakang. Sampai didepan loket masih jam 09.15. Loket masih tutup tapi antrian sudah panjang. Rencananya antrian akan dibuka jam 10.00 pas. What? Berdiri 45 menit? No way! Saya langsung mention akun @MediatamaTheEO beberapa kali agar loket tiket dibuka saja, meskipun belum boleh masuk. Mentions saya dijawab dengan sopan, tapi loket baru dibuka setelah lebih dari setengah jam kemudian. Enggak ngaruh! :D
Mungkin perasaan saya saja, tapi saya merasa Inacraft tahun lalu lebih bagus dan lebih ramai daripada tahun ini. Mungkinkah karena bareng UN SMP? Tahun lalu saya membeli tiket pesawat jauh-jauh hari dan mendapatkan kisaran harga Rp 600.000,- - Rp 700.000 sekali jalan. Minggu lalu saya membeli tiket mepet, tiga hari sebelumnya, tapi masih mendapatkan harga promo Rp 500.000,-. Stan-stan unggulan masih menempati posisi yang sama dengan produk yang sama. Ada produk baru, misal tas-tas kulit asli, tas-tas sulam bali, casing hp batik dan sebagainya, tapi tak ada yang benar-benar menonjol. Begitu pun pemenang award sebuah majalah wanita. Tahun lalu, kita langsung tahu mana yang menang dari keunikannya dan namanya langsung ngetop sebelum Inacraft digelar.
Bagaimana dengan misi saya membeli baju batik? Setelah empat putaran sendirian, sampai kaki saya pegel, belum ada yang sreg di hati. Ini lantaran segedung motif dan jahitannya sama, seolah tidak memberi saya pilihan. Trendnya memang warna-warni dengan jahitan miring, ada pula dengan motif sobek-sobek, tribal dan lengan 7/8. Saya kan tidak mungkin menggunakan lengan 7/8. Sedangkan menggunakan manset membuat busana terkesan santai, padahal saya perlu untuk acara resmi.
Trend tiap tahun memang berubah, tapi di momen Inacraft yang banyak diikuti oleh produsen, saya pikir masing-masing akan punya ciri khas. Akhirnya saya membeli atasan batik pekalongan seharga Rp 500.000 yang kemudian saya sesali karena kebesaran. Untungnya panitia Srikandi Blogger 2013 menyediakan kebaya gratis untuk saya, meskipun ngapret kekecilan. Hahahaaa.... serba salah. Memang harga-harga baju di Inacraft yang sekarang cenderung over-priced, sulit mencari yang dibawah Rp 500.000. Kisaran harganya Rp 700.000 - Rp 2.000.000 dengan tampilan yang tak terlalu istimewa dan banyak yang nyamain. Tapi jika harus milih, saya suka batik cirebon. Batik cirebon tampak klasik dengan potongan modern dan banyak yang harganya dibawah Rp 500.000 untuk tampilan sejenis.
Setelah capek badan dan capek hati karena tidak puas, saya mengajak teman saya yang ikut pameran, makan. Cafe yang terletak di lantai atas antri panjang. Katanya sih disitu lebih murah. Akhirnya saya ke cafe bawah karena malas antri. Teman saya tidak mau saya tawari makan, alasannya sudah makan, entah kalau sungkan dengan saya. Lalu kami memesan segelas iced lemon tea, secangkir hot cappucino dan seporsi spaghetti carbonara. Total jendral Rp 125.000. Hahahahaaa.... Mahal banget saudara-saudara! Memang sih, service-nya bergaya restoran hotel, tapi tampilan menunya ala kadarnya.
Setelah itu saya mencoba berputar lagi untuk melihat sekiranya ada yang bisa saya beli untuk souvenir atau oleh-oleh. Ternyata saya kembali dengan tangan hampa. Jadi, hanya baju batik kebesaran dan jilbab dari stan orang Padang yang saya beli setelah seharian muter-muter. Entahlah, mungkin sayanya saja yang sedang tidak mood belanja. Kadang, jika kita sudah lama bergaul dengan kerajinan dan kita tahu mutu bagus, barang biasa atau harga mahal, kita jadi tidak mudah dibuat terpesona. Itu sebenarnya sungguh tak asyik, karena semua jadi terlihat biasa saja. Ketika pembelian tiket masuk, disertakan pula voucher untuk membeli teh kotak, tapi nyebrang keluar gedung. Yak, voucher yang nyiksa.
Matahari mulai condong dan saya memutuskan cepat-cepat keluar area JCC, takut macet. Saya bertanya ke bagian informasi, dimana saya bisa naik taxi Blue Bird, taxi resmi Inacraft. Bagian informasi yang cantik menyarankan saya menunggu saja didepan main lobby. Ternyata disana sudah berjejer calon penumpang taxi dan tak ada taxi Blue Bird yang antri. Jadi calon penumpang akan mendapatkan taxi jika ada penumpang lain yang kebetulan turun disitu. OMG! Bisa nginep disitu, dong. Meski tahu Jl Sudirman ada dibelakang gedung dan tinggal balik arah dari kedatangan saya tadi, tapi namanya orang kepo, saya malah mengikuti arus orang berjalan ke arah yang berlawanan. Ada gang sempit yang saya kira jalan tembus ke Sudirman, ternyata itu adalah gang buntu, tempat warteg dan penitipan motor. Saya pun balik arah dan berusaha tidak tampak linglung. Heheee...
Saya kembali ke depan JCC tapi karena sudah capek, saya duduk saja di trotoar dekat pintu masuk. Eh, tak lama kemudian datanglah taxi Blue Bird dan menurunkan penumpang didekat saya. Serasa ingin dadah dadah pada calon penumpang lain yang berjejer panjang setelah saya. Saya pun menuju rumah sahabat saya, yang seharusnya menemani saya jalan tapi sakit, untuk menginap. Alhamdulillah sopir taxinya hafal daerah Meruya Ilir, enggak pura-pura bego dan diputer-puterin, langsung sampai alamat tanpa macet samasekali. Lewat tol, sih.
Lha terus, foto Inacraft 2013 nya mana? Nah, itulah! Gara-gara memformat ulang BB saya, jadi ilang semua, tinggal yang sudah di tweet saja. Wkwkwkww.... Siyal!
Kesimpulan dari petualangan saya di Inacraft 2013: capek.
Setelah capek badan dan capek hati karena tidak puas, saya mengajak teman saya yang ikut pameran, makan. Cafe yang terletak di lantai atas antri panjang. Katanya sih disitu lebih murah. Akhirnya saya ke cafe bawah karena malas antri. Teman saya tidak mau saya tawari makan, alasannya sudah makan, entah kalau sungkan dengan saya. Lalu kami memesan segelas iced lemon tea, secangkir hot cappucino dan seporsi spaghetti carbonara. Total jendral Rp 125.000. Hahahahaaa.... Mahal banget saudara-saudara! Memang sih, service-nya bergaya restoran hotel, tapi tampilan menunya ala kadarnya.
Setelah itu saya mencoba berputar lagi untuk melihat sekiranya ada yang bisa saya beli untuk souvenir atau oleh-oleh. Ternyata saya kembali dengan tangan hampa. Jadi, hanya baju batik kebesaran dan jilbab dari stan orang Padang yang saya beli setelah seharian muter-muter. Entahlah, mungkin sayanya saja yang sedang tidak mood belanja. Kadang, jika kita sudah lama bergaul dengan kerajinan dan kita tahu mutu bagus, barang biasa atau harga mahal, kita jadi tidak mudah dibuat terpesona. Itu sebenarnya sungguh tak asyik, karena semua jadi terlihat biasa saja. Ketika pembelian tiket masuk, disertakan pula voucher untuk membeli teh kotak, tapi nyebrang keluar gedung. Yak, voucher yang nyiksa.
Matahari mulai condong dan saya memutuskan cepat-cepat keluar area JCC, takut macet. Saya bertanya ke bagian informasi, dimana saya bisa naik taxi Blue Bird, taxi resmi Inacraft. Bagian informasi yang cantik menyarankan saya menunggu saja didepan main lobby. Ternyata disana sudah berjejer calon penumpang taxi dan tak ada taxi Blue Bird yang antri. Jadi calon penumpang akan mendapatkan taxi jika ada penumpang lain yang kebetulan turun disitu. OMG! Bisa nginep disitu, dong. Meski tahu Jl Sudirman ada dibelakang gedung dan tinggal balik arah dari kedatangan saya tadi, tapi namanya orang kepo, saya malah mengikuti arus orang berjalan ke arah yang berlawanan. Ada gang sempit yang saya kira jalan tembus ke Sudirman, ternyata itu adalah gang buntu, tempat warteg dan penitipan motor. Saya pun balik arah dan berusaha tidak tampak linglung. Heheee...
Saya kembali ke depan JCC tapi karena sudah capek, saya duduk saja di trotoar dekat pintu masuk. Eh, tak lama kemudian datanglah taxi Blue Bird dan menurunkan penumpang didekat saya. Serasa ingin dadah dadah pada calon penumpang lain yang berjejer panjang setelah saya. Saya pun menuju rumah sahabat saya, yang seharusnya menemani saya jalan tapi sakit, untuk menginap. Alhamdulillah sopir taxinya hafal daerah Meruya Ilir, enggak pura-pura bego dan diputer-puterin, langsung sampai alamat tanpa macet samasekali. Lewat tol, sih.
Lha terus, foto Inacraft 2013 nya mana? Nah, itulah! Gara-gara memformat ulang BB saya, jadi ilang semua, tinggal yang sudah di tweet saja. Wkwkwkww.... Siyal!
Kesimpulan dari petualangan saya di Inacraft 2013: capek.
5 Comments
udah bbrp tahun gak ke Inacraft. Terakhir bw anak2 mereka rewel bgt. Emag sih bukan temat yg pas buat anak2. Jd sy pikir tunggu merea gedean atau udh bs ditinggal
ReplyDeleteMakanan di area Senayan mahal2. Jangankan cafe, yg kaki lima aja gak kira2 harganya. Makanya sy kalo ke Senayan, mending cari makannya di luar. Kalo hrs makan di sana krn terpaksa. Hehe
Aku juga ga ke Inacraft. Alasannya sih takut kalap. Tapi, kayaknya kalau baca tulisanmu ga bakalan kalap juga ya, berhubung enggak ada yang dicari juga. Seneng deh ketemu denganmu di SB2013. Semoga sebelum tahun ini berakhir kita bisa ketemuan lagi ya. :D
ReplyDeletekalau aku setelah nyebrang jembatan kemairn naik ojeg mbak :) Naik damri irit mbak hehehe aku juga kalau ke bandara dari bekasi naik damri jya
ReplyDeletekalo aku yang bertualang ke event serupa, simpulannya adalah bangkrut!
ReplyDeletekarena kalap dan gelap mata
hehehe
hahaha.. jalan-jalan model gitu mah aku banget, tapi kalo ke pameran atau yang berbau belanja aku cuma liat2 aja :p Senjata andalanku itu sa***pas gel, malem sebelum tidur olesin ke kaki yang pegel, trus tidur berkualitas. besoknya jalan lagi.
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji