Hari ini diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Karena itu, saya ingin memberikan penghargaan pada teman-teman yang telah menerbitkan buku, penerbit buku dan blogger yang meresensi buku-buku dengan cara mention dan retweet. Sepertinya mudah ya, tinggal mention dan retweet, tapi ternyata untuk mention cukup sulit. Setidaknya bagi saya yang ingatannya mulai menurun sejalan dengan usia. Usia saya memang sudah seabad. Heheheee....
Image by firmbee from pixabay |
Di Kumpulan Emak-emak Blogger banyak sekali penulis, tapi yang saya ingat tentunya yang aktif berinteraksi baik di group maupun di twitter. Selebihnya, saya harus mengecek bio emak-emak yang sudah di follow akun @Emak2Blogger satu per satu. Tidak mungkin saya mengecek seluruh bio saking banyaknya. Jadi saya lakukan sebisanya dalam waktu dua jam. Mungkin cuma sekitar 30 emak penulis yang berhasil saya mention. Ada beberapa yang sepertinya saya kenal sebagai penulis, tapi saya tidak yakin. Tidak yakin bukan karena bukunya tidak bermutu sehingga penulisnya tidak terkenal, tapi ada beberapa penulis yang mengambil genre yang bukan favorit saya.
Dari situ saya melihat, beberapa teman tidak menganggap serius bio di twitter. Twitter memang bisa jadi apa saja. Untuk belajar, menyalurkan ide, juga mencari kesempatan. Meski demikian, banyak yang masih beranggapan bahwa kita tidak seharusnya terlalu serius di twitter. Twitter dianggap sebagai tempat mencari hiburan saja, buang sampah emosi, menggalau dan membully akun lain, mumpung tidak berhadapan langsung. Itu sebabnya, kadang bio akun twitter banyak yang terkesan tidak jelas, aneh-aneh atau main-main. Misalnya, male, bunga di taman, jejaka pengejar bulan, ordinary woman atau bahkan tidak diisi sama sekali. Ada juga yang malah mengisinya dengan puisi.
Jadi ketika saya mencari penulis atau writer, maka itulah yang saya harapkan ada di bio. Bahkan sebenarnya itu juga tidak cukup jelas, karena yang saya cari adalah penulis buku atau author, bukan penulis artikel koran atau penulis artikel website / blogger. Dari yang bersangkutan, berarti hilanglah kesempatan untuk dipromosikan. Tak dapat dipungkiri di jaman sekarang, penulis tidak bisa lagi diam dan menyerahkan semua urusan marketing pada penerbit. Penulis dan penerbit harus bekerja sama memasarkan buku tersebut. Jika tugas penerbit adalah di sales-nya, maka tugas penulis adalah di soft-marketingnya, yaitu membangun personal branding yang baik agar mudah diingat konsumen. Salah satunya dengan menyatakan dengan jelas siapa dirinya melalui bio, jika punya akun twitter.
Bio yang jelas juga tidak hanya perlu bagi akun penulis, tapi bagi semua akun yang diniatkan terjun di media sosial tidak untuk membuang-buang kesempatan, baik akun personal maupun bukan. Ngobrol ringan di twitter enggak masalah kok, toh bio dilihat orang lain kalau perlu saja, jadi tiap ngetwit tidak harus terus-menerus merujuk pada isi bio. Yuk cek bio masing-masing. :)
10 Comments
wah kalau saya selalu memanfaatkan setiap Bio, pengennya semua ditulis haha
ReplyDeletengikik baca "jejaka pengejar bulan" hahahaha..tapi aq sering ngikik baca bionya anak2 skrg...aneh bin geje..kayaknya aku juga deh...jd mikir: apa yg pas ya u bio gue :)..emak pengejar diskon kalee
ReplyDeleteYup betul sekali. Alangkah lebih baik lagi, bio di berbagai socmed juga disamakan. Jadi orang lain tidak bingung dan personal branding kita pun terbangun :)
ReplyDeletemakjleb banget nih makpon *mlipir :D
ReplyDeleteKalo bioku piye mbak yu
ReplyDeletekalau saya juga sama seperti mak hana, pngnnya semua ditulis hehe..tapi bener banget bio [enting untuk di isi :)
ReplyDeleteiya, mak...
ReplyDeletememang sepertinya penting banget melengkapi bio :)
kalo bioku gimana mbak? :P
ReplyDeletemenanti bukunya mbak LUsy
ReplyDeletesepertinya seru nih...
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji