Ada alasan kuat mengapa saya memilih judul Peran Blogger Menuju ASEAN Community 2015 di blog Mak Evi untuk saya review, yaitu karena berhubungan dengan artikel yang baru saja buat berjudul Strategi Jelang Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 untuk suatu lomba blog dan keinginan saya (seandainya masih ada tempat) untuk mengikuti ASEAN Blogger Festival (ABF) di Solo Mei 2013. Jadi dengan me-review artikel tersebut, saya sekalian mencoba memahami dampak, kesiapan dan antisipasi kita menghadapi ASEAN Community (AEC) 2015.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Meski dalam artikel saya titik beratnya adalah perdagangan, sedangkan ABF titik beratnya adalah pariwisata, tapi keduanya secara ekonomi merupakan faktor utama pendatang devisa, sekaligus yang bisa menyebabkan kita kehilangan devisa. Meningkatnya kelas menengah dari 45 juta jiwa di tahun 2010 menjadi 135 juta jiwa di tahun 2030 bisa berarti dua hal berkaitan dengan AEC, yaitu melajunya ekonomi dalam negeri karena meningkatnya daya beli dan kemampuan berinvestasi atau justru memberikan pilihan mudah bagi kelas menengah untuk membelanjakan atau menginvestasikan uang mereka di negara manapun di ASEAN.
Indonesia sudah dan akan terus menjadi pasar raksasa, tapi pasar ini tidak boleh dibiarkan digelontor dengan produk negara ASEAN lainnya. Produk Indonesia harus menjadi raja di pasarnya sendiri, dan sebagai negara besar, Indonesia juga harus menjadi juara di ASEAN. Namun perlu diingat bahwa dengan masuk dalam sebuah komunitas, penghilangan proteksi merupakan syarat utama. Sangat dimaklumi banyak kekhawatiran yang timbul, mengingat dengan proteksi saja pertumbuhan ekonomi Indonesia kalah dengan Malaysia.
Indonesia memiliki jutaan pengusaha tangguh, seperti Mak Evi contohnya. Bahkan selalu ada beberapa orang Indonesia yang masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia. Indonesia tidak perlu khawatir soal sumber daya, baik manusia ataupun alam. Indonesia hanya perlu kesungguhan untuk mengelolanya. Harus ada reward and punishment yang jelas bagi para pengelolanya, yaitu pemerintah. Sudah saatnya Indonesia hanya boleh "dipegang" oleh pejabat yang berkompeten, punya target dan sanggup menanggung konsekuensi targetnya tersebut. Meski seperti langkah kecil, tapi bagi Indonesia yang korupsi dan punglinya ada disemua lini, ini adalah langkah yang luar biasa, yang akan menimbulkan banyak kontroversi. Tapi jika ini berhasil dilewati, Indonesia bisa menjadi apa saja, termasuk menjadi tujuh besar kekuatan ekonomi dunia seperti prediksi McKinsey Global Institute.
Bloggers Are Communication Ideas
David Carden, Dubes AS untuk ASEAN mengatakan, "Bloggers are communication ideas, fine ideas...." Blogger tumbuh karena independensi dalam mengeluarkan pendapat, prinsip dan cita-cita. Sekat-sekat yang sulit ditembus karena formalitas pemerintah dan kemapaman masyarakat bisa ditembus melalui artikel-artikel blog. Jika blogger memiliki pemahaman yang sama, meskipun dari sudut yang berbeda-beda, ide terbentuknya AEC akan mendapat dukungan yang luas. Blogger masa kini banyak memanfaatkan kanal-kanal socmed untuk menyebarkan artikel blog mereka. Sebarannya lebih signifikan sehingga bisa dibaca oleh masyarakat yang lebih luas. Maka bisa dipahami jika David Carden meneruskan, "When ideas win, there are no problem."
Saya sangat senang dengan pernyataan Hermawan Kertajaya dari MarkPlus bahwa masa depan Indonesia dan ASEAN ada ditangan Youth, Woman and Netizen. Ketiganya disebut the Three New Waves Subcultures yang timbul karena teknologi new wave yang horisontal. Woman and netizen itu sangat diwakili oleh saya dan Mak Evi. Woman harus dimanage untuk memenangkan the market-share, sedangkan netizen diorganisasi untuk memenangkan the heart-share.
Netizen seperti blogger jika di organisasi dengan baik akan memenangkan the heart-share dalam meyakinkan ide tentang AEC, yaitu ide bahwa AEC tidak perlu ditakutkan dan bahwa itu perlu untuk menggalang kekuatan menghadapi pakta yang sama di belahan bumi lain seperti Masyarakat Ekonomi Eropa. Apalagi jika netizen itu adalah woman seperti saya dan Mak Evi, yang tidak hanya bisa dijadikan sebagai pasar tapi juga sebagai pemilik usaha.
Terima kasih Mak, artikel Peran Blogger Menuju ASEAN Community 2015 memberi saya pencerahan tentang gagasan yang ingin diwujudkan dan keyakinan kita menghadapinya.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Meski dalam artikel saya titik beratnya adalah perdagangan, sedangkan ABF titik beratnya adalah pariwisata, tapi keduanya secara ekonomi merupakan faktor utama pendatang devisa, sekaligus yang bisa menyebabkan kita kehilangan devisa. Meningkatnya kelas menengah dari 45 juta jiwa di tahun 2010 menjadi 135 juta jiwa di tahun 2030 bisa berarti dua hal berkaitan dengan AEC, yaitu melajunya ekonomi dalam negeri karena meningkatnya daya beli dan kemampuan berinvestasi atau justru memberikan pilihan mudah bagi kelas menengah untuk membelanjakan atau menginvestasikan uang mereka di negara manapun di ASEAN.
Indonesia sudah dan akan terus menjadi pasar raksasa, tapi pasar ini tidak boleh dibiarkan digelontor dengan produk negara ASEAN lainnya. Produk Indonesia harus menjadi raja di pasarnya sendiri, dan sebagai negara besar, Indonesia juga harus menjadi juara di ASEAN. Namun perlu diingat bahwa dengan masuk dalam sebuah komunitas, penghilangan proteksi merupakan syarat utama. Sangat dimaklumi banyak kekhawatiran yang timbul, mengingat dengan proteksi saja pertumbuhan ekonomi Indonesia kalah dengan Malaysia.
Indonesia memiliki jutaan pengusaha tangguh, seperti Mak Evi contohnya. Bahkan selalu ada beberapa orang Indonesia yang masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia. Indonesia tidak perlu khawatir soal sumber daya, baik manusia ataupun alam. Indonesia hanya perlu kesungguhan untuk mengelolanya. Harus ada reward and punishment yang jelas bagi para pengelolanya, yaitu pemerintah. Sudah saatnya Indonesia hanya boleh "dipegang" oleh pejabat yang berkompeten, punya target dan sanggup menanggung konsekuensi targetnya tersebut. Meski seperti langkah kecil, tapi bagi Indonesia yang korupsi dan punglinya ada disemua lini, ini adalah langkah yang luar biasa, yang akan menimbulkan banyak kontroversi. Tapi jika ini berhasil dilewati, Indonesia bisa menjadi apa saja, termasuk menjadi tujuh besar kekuatan ekonomi dunia seperti prediksi McKinsey Global Institute.
Bloggers Are Communication Ideas
David Carden, Dubes AS untuk ASEAN mengatakan, "Bloggers are communication ideas, fine ideas...." Blogger tumbuh karena independensi dalam mengeluarkan pendapat, prinsip dan cita-cita. Sekat-sekat yang sulit ditembus karena formalitas pemerintah dan kemapaman masyarakat bisa ditembus melalui artikel-artikel blog. Jika blogger memiliki pemahaman yang sama, meskipun dari sudut yang berbeda-beda, ide terbentuknya AEC akan mendapat dukungan yang luas. Blogger masa kini banyak memanfaatkan kanal-kanal socmed untuk menyebarkan artikel blog mereka. Sebarannya lebih signifikan sehingga bisa dibaca oleh masyarakat yang lebih luas. Maka bisa dipahami jika David Carden meneruskan, "When ideas win, there are no problem."
Saya sangat senang dengan pernyataan Hermawan Kertajaya dari MarkPlus bahwa masa depan Indonesia dan ASEAN ada ditangan Youth, Woman and Netizen. Ketiganya disebut the Three New Waves Subcultures yang timbul karena teknologi new wave yang horisontal. Woman and netizen itu sangat diwakili oleh saya dan Mak Evi. Woman harus dimanage untuk memenangkan the market-share, sedangkan netizen diorganisasi untuk memenangkan the heart-share.
Netizen seperti blogger jika di organisasi dengan baik akan memenangkan the heart-share dalam meyakinkan ide tentang AEC, yaitu ide bahwa AEC tidak perlu ditakutkan dan bahwa itu perlu untuk menggalang kekuatan menghadapi pakta yang sama di belahan bumi lain seperti Masyarakat Ekonomi Eropa. Apalagi jika netizen itu adalah woman seperti saya dan Mak Evi, yang tidak hanya bisa dijadikan sebagai pasar tapi juga sebagai pemilik usaha.
Womanpreneur netizen bisa mengkomunikasikan ide-ide ASEAN Community secara signifikan, sekaligus memenangkan hati masyarakat agar lebih percaya terhadap kekuatan ekonomi Indonesia dan mempengaruhi pasar Indonesia agar cinta produk dalam negeri.
Terima kasih Mak, artikel Peran Blogger Menuju ASEAN Community 2015 memberi saya pencerahan tentang gagasan yang ingin diwujudkan dan keyakinan kita menghadapinya.
5 Comments
Dengan terbentuknya Komunitas Asean nanti, siap gak siap, kita harus mempersenjatai diri agar tak tenggelam dalam kemajuan negara lain ya Mbak Lusi. Semoga kita, women blogger bisa menyumbang untuk mengetuk kesadaran lebih banyak orang bahwa era koneksi itu sudah dekat.
ReplyDeleteJadi nanti kita ketemu lagi di Solo. Senang deh bisa kopdaran lagi.
Makasih sudah ikut ya Mbak Lusi. Sudah saya catat. Tapi bannernya belum terpasang ya? :)
entah kalau soal blogger asean, tapi kalau blogger Indonesia, mungkin bisa mewujudkan mimpi Indonesia menjadi kekuatan ekonomi yang cukup diperhitungkan di Indonesia ya mungkin saja bisa. Dengan semua kebebasan yang relatif terjamin, mestinya kita tidak kalah langkah dari blogger2 lain seperti di belahan dunia lain (bukan dunia gaib sih) hehehehehe
ReplyDelete*kenalan ya mbak
Mbak Lusy juga pengusaha yang tangguh loh. Walah uncle sang juri sudah mampir duluan kesini ya :)
ReplyDeleteAlamaa..berbobot banget nih postingannya ampe bunda terpaksa mengulang dua x membacanya. Kalo ada ucapan yang lebih baik dari keren, maka akan bunda pake tuh istilah. Gila! tulisannya hebring banget. Keren. Wah, udah dicatet nih sama Pak Lozz untuk menempati singgasana kejuaraan. Baca ini bisa juga bikin otak bunda rada-rada pinter, qiqi..
ReplyDeleteKeren dan berbobot. Ya yang paling sulit adalah menumbuhkan mental produsen dan bangga memakai produk sendiri dari bangsa ini. Sampai kapan kita cuma bisa jadi pembeli? pemerintah juga harus keluar dari mental block yang bisanya cuma nganggep produk negara lain lebih baik dan ngga kasih kesempatan anak bangsa untuk maju dan berkembang.
ReplyDeleteLihat saja orang Indonesia udah bisa bikin jet tempur, pesawat komersial, mobil dll. Tapi manaaaa??? Malahan Pak Soeharto dengan tanpa malu pernah menukar pesawat kita dengan beras dari Thailand (Whattt)?? Itulah rasanya kita harus memilih Pak Dahlan Iskan jadi Presiden, biar karya anak bangsa segera mendunia. Bravo!!
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji