Sebagai kelanjutan dari Kamus Lengkap Jawa-Indonesia yang telah lama terbit, akhirnya bapak (Sutrisno), berhasil menyelesaikan yang sebaliknya yaitu Kamus Indonesia-Jawa. Jedanya memang sangat lama, 6 (enam) tahun, lantaran kamus tersebut dikerjakan seorang diri, yang seharusnya dikerjakan oleh tim. Bapak memang perfeksionis, beliau harus memastikan sendiri tiap kata sudah diterjemahkan dengan benar berikut varian-variannya dalam kalimat. Semua kata yang telah diketik, diprint di kertas buram, dicorat-coret dan diedit lagi. Karena kasihan melihat beliau yang harus terus-menerus didalam kamar, mengetik menggunakan komputer desktop, akhirnya kami memberikan salah satu laptop kami supaya bapak juga bisa bekerja diluar kamar. Begitu terus sampai terkumpul sekitar 500 halaman lebih selama enam tahun.
Setelah enam tahun, dunia penerbitan jauh berubah. Bapak menghubungi saya bahwa sedang mempersiapkan proposal untuk dikirim ke penerbit. Tentang proposal ini sudah pernah saya ceritakan sedikit. Teknisnya akan saya bahas lain waktu. Bapak mengatakan proposal-proposal tersebut akan dikirim melalui kurir. Saya buru-buru mencegah dan minta dikirimi via email. Saya berjanji akan membantu meng-email-kannya ke penerbit berhubung beliau gaptek dan kurang luwes dalam berkomunikasi. Singkatnya, saya bertindak laksana agen atau manajer. Heheheee....
Benarkah mengirim proposal atau naskah buku itu membutuhkan waktu yang sangat lama untuk direspon? Ada yang singkat, ada yang lama, bahkan ada yang tidak direspon sama sekali. Saya belum pernah menunggu waktu lama baru direspon. Yang sudah pernah dan beberapa kali mengalami adalah yang malah tidak direspon sama sekali. Wkwkwkkk.... Untuk buku Berani Ikut Pameran hanya perlu waktu tiga hari untuk direspon meskipun kemudian proses terbitnya harus bersabar. Untuk kamus Indonesia-Jawa ini bagaimana?
Waktu masih dalam penyusunan, saya sempat cemas karena buku tersebut terlalu spesifik untuk penerbit nasional. Ketika mulai marak penerbitan buku independen dengan sistem printed on demand, saya agak tenang, paling tidak ada jalan terakhir untuk menyenangkan orangtua. Tapi begitu menerima email proposal tersebut, saya langsung yakin buku itu akan disukai penerbit. Proposal yang dibuat bapak sangat meyakinkan ditambah contoh draft buku tersebut yang terlihat benar-benar dikerjakan dengan teliti. Saya segera meminta rekomendasi penanggung jawab bahasa kepada editor saya.
Singkatnya, setelah membaca proposal tersebut, penanggung jawab bahasa penerbit tersebut langsung merespon dan meminta waktu dua minggu untuk mempelajari. Dua minggu itu termasuk cepat lo, dibandingkan yang sampai berbulan-bulan seperti standar umum yang sering ditulis teman-teman di blog, atau jika dibandingkan yang tanpa respon sama sekali seperti yang pernah saya alami. Dua minggu lebih (sebenarnya dua minggu pas, ditambah pengiriman surat melalui kurir), akhirnya datang surat lamaran itu. Kamus Indonesia-Jawa sudah mendapatkan jodoh, sekarang sedang tantingan, moga-moga segera ijab kabul. Heheheee....
Pada tahap berikutnya, penerbit akan langsung berhubungan dengan bapak. Tugas saya untuk mencarikan jodoh bagi Kamus Indonesia-Jawa sudah selesai dan saya siap bertugas lagi nanti jika kamus tersebut telah terbit. Tidak semua penulis itu bisa melakukan semuanya dari A-Z, ada yang bisanya hanya menulis saja seperti bapak saya. Soal-soal lain yang butuh kelenturan harus dibantu.
Karena itu kami mohon doa restu, semoga perjodohan ini membuahkan hasil yang baik. Nama penerbitnya akan kami informasikan setelah kontrak diterima. Tapi mungkin sebagian teman-teman sudah tahu. :D
3 Comments
senang membaca tulisannya mak Lusi, bahasa jawa memang harus selalu di lestarikan ya mak. semoga sukses :)
ReplyDeletesemoga perjodohannya bisa dilanjutkan mbak :)
ReplyDeleteSukses dengan proyek bukunya, jeng !
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji