Akhir-akhir ini anak-anak usia sekolah menjadi pusat perhatian karena berbagai kenakalan yang menjurus kriminal, seperti menyetir sebelum waktunya dan video porno. Saya ingin membuat postingan blog dari sudut pandang para guru, suka duka mereka. Salah satu guru yang menarik perhatian saya adalah teman saya sendiri di Komunitas Emak-emak Blogger, Susi Sukaesih (Suzie Icus). Guru, apalagi yang masih muda, adalah tempat dimana kita bisa meletakkan masa depan anak-anak kita. Pemikiran mereka yang progresif sebagai orang muda yang berpendidikan tinggi dan masa bakti yang masih sangat panjang merupakan kesempatan emas untuk merencanakan dan melaksanakan banyak hal-hal baik.
Berikut jawaban atas pertanyaan saya via inbox:
Tanya: Cita-citanya dulu jadi guru?
Jawab: Waktu SD masih berubah-ubah, terus pas SMP suka di ajak guru buat koreksi pekerjaan teman pas ujian semester (dulu caturwulan), nah ada perasaan senang pas membubuhkan nilai di atas kertas heheee... (moga-moga nyambung). Pas SMA rencana kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung namun duluan di terima di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Dari konsultasi sama guru, disarankan untuk tetap mengambilnya dan jika ingin menjadi guru bisa mengambil Akta IV setelah lulus.
Tanya: Bidang apa yang diajarkan?
Jawab: Pertama banget ngajar statistika dengan menjadi instruktur praktikum mahasiswa D3, trus disana ada kepuasan tersendiri ketika ngajar dan bisa di mengerti oleh mereka. Kemudian setelah lulus sempat mengajar bimbel SD (hampir semua pelajaran), SMP (IPS, Bhs.Inggris), SMA (Ekonomi, akuntansi, Bhs.Inggris). Setelah itu ngajar di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Karena enggak ada pelajaran Ekonomi, ditugaskan ngajar Kewirausahaan, di tambah bahasa Inggris dan coba masukin pelajaran tambahan Public Speaking. Setelah pindah ke sekolah lain, di tugaskan mengajar KKPI (keterampilan komputer dan pengelolaan informasi) dan membina English Club. Sekarang (sejak 2012) mencoba mengelola sendiri sekolah kejuruan bernama SMK Itaco jurusan TKJ (teknik komputer jaringan) mengajar Kewirausahaan, Mulok Akuntansi dan English (Conversation).
Tanya: Apakah blog dan akun sosial yang dimiliki dihubungkan dengan kegiatan mengajar atau representasi pribadi saja?
Jawab: Awalnya blog hanya representasi pribadi, suka menulis tentang hal-hal yang berbau pendidikan atau liputan-liputan ketika mengikuti acara-acara pendidikan. Saat ini mewajibkan mereka (siswa) mempunyai akun blog masing-masing untuk mengerjakan tugas, review materi, dan lain-lain. Tulisan tersebut wajib di share ke akun FB saya. Ini adalah salah satu blog siswa saya: http://rezapratama1001disegn.wordpress.com . Saya juga menggunakan facebook untuk membuat grup English is Fun dan terkadang melemparkan pertanyaan di status untuk kemudian mereka menjawabnya di kolom komentar.
Tanya: Pernah dimodusin murid di akun socmed?
Jawab: Kalau di modusin yang sampai gimana sih enggak pernah, masih dalam taraf wajar, menjaga banget hubungan selayaknya guru murid, tapi berusaha bisa masuk juga ke dunia mereka sehingga bisa lebih mengawasi.
Tanya: Apa keprihatinan utama yang dihadapi guru?
Jawab: Keprihatinan utama:
- Masih banyak yang menggunakan sosmed untuk update hal-hal yang kurang bermanfaat seperti update status yang galau melulu menyangkut hubungan lawan jenis yang belum semestinya.
- Masih banyak yang mengupload foto yang kurang pantas sehingga memberi contoh kurang baik kepada siswa yang lain.
- Masih banyak siswa yang kurang memiliki tanggung jawab dan masih banyak yang belum mengetahui tujuan hidupnya sehingga banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti nongkrong dan lain-lain. Kalau di sekolah, saya berusaha menguranginya dengan mengajak mereka berwirausaha, dengan membentuk komunitas siswa wirausaha sehingga mereka bisa memanfaatkan waktu sisa untuk hal-hal yang bermanfaat, bahkan bisa membantu transport atau biaya lainnya.
- Di era arus informasi yang sangat cepat saat ini, masih rendah kemampuan anak dalam menyaring informasi mana yang pantas untuk dia dan mana yang tidak, serta kurangnya kontrol dari orang tua dan sekolah sehingga muncul banyak kasus kenakalan remaja seperti free sex, tawuran, narkoba, merokok dan lain-lain.
Tanya: Apa yang bisa masyarakat bantu untuk menghasilkan anak-anak yang bermasa depan cerah?
Jawab:
- Kontrol dari keluarga masing-masing dengan memberikan perhatian lebih, cinta dan kasih sayang serta pemberian pengertian tentang peran remaja dan pandangan akan hal-hal yang baik dan buruk sehingga mereka mempunyai informasi yang jelas atas konsekuensi dari masing-masing tindakan, selain juga akan membuat anak tidak mencari pelarian ketika ada masalah dan lain-lain.
- Karena tugas mendidik adalah kewajiban setiap insan terdidik, maka kita tidak bisa sekedar mengandalkan pemerintah terhadap masalah pendidikan apalagi masih banyak masalah kesenjangan pendidikan di Indonesia. Maka sewajibnya kita juga turut serta minimal dengan mendukung misalnya terhadap gerakan Indonesia Mengajar, Akademi Berbagi dan lain-lain, apapun yang bisa kita sumbangkan baik tenaga, uang, pikiran, waktu, ilmu dan sebagainya.
Tanya: Apa yang paling mengasyikkan menjadi seorang guru?
- Ketika mengajar dan peserta didik dapat memahaminya, saya mendapatkan kepuasan tersendiri yang luar biasa yang terkadang sulit diungkapkan dengan kata. Hal tersebut tidak pernah saya dapatkan dipekerjaan lain.
- Saya menyadari dan melakukan refleksi dimasa remaja bahwa saya termasuk orang yang senang bersosialisasi dan tampil di depan umum sehingga karir di dunia pendidikan bisa mengakomodir minat saya.
- Dengan mengajar maka saya akan terus belajar dan mengupgrade ilmu. Untuk menghasilkan generasi yang unggul, maka peserta didik harus mendapatkan partner belajar yang baik. Ilmu pengetahuan terus mengalami perkembangan, maka guru tidak bisa berdiam diri dan menganggap cukup ilmu yang dimilikinya karena belajar itu hakikatnya sepanjang hayat (life long learning).
- Pendidikan merupakan dunia yang dinamis dan saat ini para guru dibantu dengan adanya perkembangan ICT, sehingga belajar saat ini tidak lagi berpusat pada guru yang mengandalkan metode ceramah. Berkarir di dunia pendidikan, maka kita mempunyai peran strategis terhadap pembentukan karakter yang penting dimiliki oleh peserta didik untuk bangsa yang lebih maju. Seperti kita ketahui, guru mempunyai peran strategis dalam kemajuan suatu bangsa, bahkan ada yang menyebutkan profesi di dunia itu hanya ada 2, guru dan bukan guru karena gurulah yang mencetak profesi-profesi hebat lainnya. Bahkan di Finlandia, negara dengan sistem pendidikan terbaik, menempatkan profesi guru sebagai profesi yang prestisius. Pemerintah di negara tersebut hanya mengambil lulusan top 10 university yang masuknya juga konon lebih sulit dari fakultas kedokteran.
- Menarik ketika kita bisa mengenal beragam tipe karakter peserta didik dan bagaimana kita bisa menyesuaikan diri dengan mereka. Beragam karakter beragam pula cara belajarnya. Saya berusaha untuk memberikan suasana belajar yang berbeda. Terkadang saya mengajak mereka pergi belajar di luar seperti Monas dan tidak melulu dikelas, sehingga kami belajar sekaligus refreshing.
- Era Sosial Media saat ini memungkinkan bertemu dan belajar dengan guru-guru hebat. Para guru bisa terkoneksi satu sama lain. Mereka bisa berhubungan tanpa batas ruang dan waktu. Ketika ada permasalahan dalam pembelajaran, bisa langsung mencari solusi dengan langsung bertanya pada para pakar bahkan dari luar negeri. Muncul juga situs-situs bagus untuk para guru seperti guraru, edmodo, klub guru, dan masih banyak lagi.
- Selalu muncul hal-hal yang sangat emosional ketika menjadi seorang guru. Contohnya ketika suatu ketika saya berulang tahun mereka memberikan figura foto saya bersama mereka. Saya sangat terharu menerimanya ;’) dan masih banyak lagi.
Penutup dari Suzie:
Saya menyadari bahwa sebagai seorang guru saya masih mempunyai banyak kekurangan, namun itu tidak akan menyurutkan langkah saya disini. Saya pernah mendengar bahwa ilmu merupakan amal yang akan kita bawa sampai kita tidak bernyawa lagi sebagai bekal kita kelak dan saya percaya “The more you give, the more you get”.
Guru dan dunia pendidikan merupakan karir yang tidak akan pernah usang karena hakikatnya pendidikan bukan persiapan untuk hidup, tapi pendidikan adalah hidup itu sendiri. (John Dewey)
Contact Suzie:
- FB: Suzie Icus
- Instagram: @suzie_icus
- Twitter: @suzieicus
- Blog: www.suzieitaco.blogspot.com
Contact SMK Itaco - Bekasi:
- Website: www.smkitaco.com
- FB: smk itaco siswawirausaha.com
- Twitter: @siswawirausaha
Tanya-jawab selesai.
Membaca jawaban dari Suzie tersebut membuat saya kehilangan kata-kata dan merinding. Semangatnya sebagai guru muda tidak pernah saya temui dari guru-guru yang saya kenal. Di komunitas kami jarang berinteraksi sehingga saya tidak terlalu mengenal Suzie. Kebetulan saja saya ada ide untuk menanyai guru-guru muda tentang pandangan mereka terhadap murid-murid mereka saat ini. Tapi begitu mendapat respon dari Suzie, rasanya tak mungkin jika saya tidak mengangkatnya sebagai profile di blog ini. Visinya yang sangat maju, harus saya beri tempat tersendiri agar menginspirasi anak-anak muda lainnya dan mendapat dukungan dari orang-orang tua seperti saya. Sesungguhnya, satu artikel ini tidak bisa menampung aktivitas positif yang sudah dilakukan Suzie dan anak didiknya. Semoga ada kesempatan lagi di lain waktu untuk menggalinya. Terima kasih atas inspirasinya, Bu Guru Suzie. :D
7 Comments
Membaca tulisan ini gak heran kalo isinya begitu detail dan runtut. Beberapa kali bertemu dan mengikuti TL nya, sosok satu ini memang jempol punya. Koleris melankolis.....personality yg pas disandang seorang suzie. Tetap berkiprah untuk negeri ya sus.... Bangga mengenalmu....
ReplyDeleteWah, saya masih belum bisa seperti mal Suzie.. inspiratif sekali. apalagi program-programnya :)
ReplyDeleteThanks for sharing Mak. Izin share linknya juga di FBku. Semoga makin banyak guru, especially guru muda seperti Mbak Suzie dan semoga sebagai ibu juga bisa belajar dari guru seperi Mbak Suzie
ReplyDeleteTak dpt dipungkiri, menjadi guru adalah tugas mulia
ReplyDeleteWah, keren sekali ya mbak suzie ini. Semoga makin banyak guru yang begini.. :)
ReplyDeleteooh ngajarnya di Bekasi ya, padahal aku pernah ketemu juga nih :)
ReplyDeleteMenjadi guru adalah mulia, dan menjadi guru tidaklah harus berada di kelas namun di setiap sisi kita bisa menjadi guru. Terutama di rumah, jadilah guru utama untuk anak anak kita.
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji