Ketika sedang mengamati timeline twitter tentang suasana tahun baru 2014, tersempil berita dengan ticker: Pertamina mendapat hadiah tahun baru berupa kenaikan harga gas. Lha yang ngasih hadiah siapa ya, kok baik banget? Ternyata Pertamina memberi hadiah pada dirinya sendiri heheheee....
Photo by KWON JUNHO on Unsplash |
Okey, tentang hal itu saya gagal paham. Yang terpenting adalah pengin tahu respon pihak yang paling terdampak oleh kenaikan harga gas tersebut, yaitu ibu-ibu. Ibu-ibu adalah makhluk bumi paling tangguh untuk soal bertahan dimasa sulit. Selalu saja ada kiat-kiat jitu untuk mengatasi keadaan.
Survey pertama di tahun 2014 ini diisi oleh ibu-ibu keren: mbak Astri Damayanti, mbak Sri Sugiarti dan Mbak Yuni Fawwaaz Rudy. Foto-foto diambil dari blog-blog beliau. Yuk, disimak!
Tanya: Selamat tahun baru. Bagaimana perasaan ibu-ibu diberi hadiah tahun baru berupa kenaikan harga gas?
Astri: Karena aku kalau masak paling sering pake telunjuk, alias beli yang sudah mateng, jadi kenaikan harga gas gak begitu ngaruh, apalagi keluargaku cuma secumit hehhehehehe.
Giar: Kaget, mencengangkan! Apalagi kalau ngomongin gas.
Yuni: Kaget juga, tetapi setelah membaca apa penyebab kenaikan harga gas, akhirnya saya bisa mengerti juga kalau selama ini Pertamina menanggung kerugian sekitar Rp 4000/kg, dan setelah adanya kenaikan harga gas kerugian Pertamina bisa lebih diperkecil yaitu sekitar Rp 2000/kg. Jadi merupakan langkah yang wajar untuk ditempuh, hanya saja kurang sosialisasi secara menyeluruh kepada semua masyarakat.
Tanya: Apakah ikut berburu tabung melon?
Astri: Gak segitunya kali.
Giar: Dari dulu dah pake tabung melon, keluarga kecil mak, pakenya yang kecil-kecil aja... hehehe.
Yuni: Tidak.
Tanya: Misalkan kayu berlimpah, apakah mau kembali memasak pakai kayu?
Astri: Hadewww mak... kalau yang masak orang lain OK deh dari soal rasa kan juga lebih enak tuh, tapi kalau aku yang disuruh masak pake kayu gak banget deh... kalau ada yang praktis ngapain nyari yang ribet.
Giar: Iya mak... kalau melimpah loh... tapi kayaknya gak mungkin deh... untuk tahun mendatang.
Yuni: Tidak juga, bila menggunakan kayu kendalanya pada bangunan rumah. mungkin bila rumahnya masih mempunyai halaman luas bisalah memasak dengan kayu, tetapi kalau model rumah seperti KPR dimana akan meletakkan kayu bakar itu, ribet kalau menurut saya.
Tanya: Jenis makanan apa yang akan dikurangi atau dihilangkan dari peredaran meja makan untuk mengirit belanjaan?
Astri: Yang jelas yang masaknya lama dan bikin boros seperti rendang, semur ketupat, lontong.
Giar: Daging mak, karena daging harus masak yang lama biar empuk.
Yuni: Kalau untuk persediaan di meja makan saya rasa tidak perlu dikurangi, karena kami selama ini tidak terlalu mewah untuk hal makanan, yang biasa saja, syukur-syukur bergizi.
Tanya: Apakah uang jajan anak-anak akan dikurangi?
Astri: Gak juga, anakku gak suka jajan, malah sukanya nabung, jadi kalau uang jajan dikurangi tabungan jadi kurang dong mak.
Giar: Anak saya nggak pernah saya kasih patokan jajan mak. Kalau olah raga aja jajannya... hihi lawong, mbahnya yang jualan di kantin sekolah.
Yuni: Tidak, kasihan kalau harus dikurangi, apalagi anak saya sekolah dari siang sampai sore.
Tanya: Kebutuhan baju dan dandan akan terpengaruh nggak?
Astri: Aku jarang juga beli baju, dandan kalau keluar rumah aja , masa iya mau dikurangi , itu sih namanya pelit.
Giar: Masalah baju dan dandan saya gak target mak. Dandan aja jarang apalagi pake baju model-model hihihi.... Saya kalau hal ini biasa aja mak Lusi, jadi nggak ngaruh.
Yuni: Dari dulu saya memang tidak terlalu suka beli baju atau make up sesering mungkin, makanya bila terjadi kenaikan harga gas tidak berpengaruh terhadap hal ini.
Tanya: Punya kiat ngirit belanja sayur dan lauk untuk makan sehari-hari?
Astri: Kalau aku biasanya belanja seminggu sekali ke pasar, terus simpen di kulkas. Kalau ikan atau ayam gitu habis dicuci dah aku bagi-bagi dalam plastik jadi kalau mau masak tinggal ambil satu plastik.
Giar: Ada mak. Cari bahan yang mudah dimasak, semisal mudah matang seperti sayuran. Ada juga sayuran yang lama empuknya seperti wortel. Kiatnya, kita potong kecil-kecil dan tipis-tipis aja mak. Sayuran yang mudah empuk kalau direbus dan diongseng itu seperti bayam, kangkung dan lain sebagainya. Kalaupun mau lauk dari hewani, pilih aja ikan, lebihnya paling ayam tapi yang udah di filet, jadi dagingnya aja, supaya mudah empuk, dan di potong kecil-kecil aja.
Yuni: Saya selalu menciptakan kreatifitas untuk menu keluarga, kadang dengan bahan tahu dan tempe saya bisa ciptakan menu yang berganti-ganti, seperti tumis tempe cabe hijau, sate tahu, sambal goreng, botok tahu, tahu goreng bumbu asam manis, dll.... Jadi bila tanggal tua tiba, saya tidak khawatir bila persediaan di kulkas hanya minim, apapun bisa saya olah menjadi masakan untuk keluarga. Caranya ngirit dengan menetapkan budget untuk belanjan setiap harinya.
Tanya: Ngirit itu ada hubungannya dengan diet nggak sih?
Astri: Gak juga mak , kalau masaknya ikan asin balado tetep aja makannya pake nambah. DIkit yang kelihatan, yang kagak kelihatan walahualam.
Giar: Enggak juga mak. Ngirit menurut saya untuk pencapaian suatu cita-cita, semisal kita pingin punya mobil, kan kudu pinter-pinter tuh atur keuangan alias ngirit dan gak ada hubungan dengan diet hihi.... Belum mikir mau diet padahal ukuran badannya udah BIG SIZE.
Yuni: Belum tentu, kadang diet juga butuh biaya banyak bila program yang dijalankan dengan membeli produk diet seperti herbalife dan sejenisnya. Ngirit lebih fokus pada membelanjakan uang kita sesuai kebutuhan saja dan tidak boros atau menghamburkan uang untuk keperluan yang kurang bermanfaat.
Tanya: Punya kiat ngirit kebutuhan tidak pokok keluarga tapi penting, misal jalan-jalan, hiburan, piknik, makan luar dan sebagainya?
Astri: Kalau ini kagak ada sih mak . soalnya jarang-jarang juga, masa iya yang jarang-jarang mau dibuat ngirit.
Giar: Ada mak tapi kiat-kiat saya ini sungguh terlalu. Gini mak, selama ini kami sekeluarga sering sih jalan-jalan ke mall tapi tau gak mak, saya sering bawa bekal loh. Jadi, makannya di dalam mobil kalau malu, terus lanjut jalan-jalan lagi ke mall. Terlalu ngirit, kan? Masalah piknik sekarang kami batasi mak, cukup dekat-dekat rumah, semisal taman kota. Kalaupun pengen renang, tempat di jakarta sini juga banyak kok yang menawarkan fasilitas murah tapi menyenangkan. Bisa diaturlah saya rasa mak. Lagi pula anak belum banyak, nuntut mau bepergian kemana.
Yuni: Kalau makan luar hanya momen tertentu saja seperti ulang tahun atau kenaikan kelas anak tetapi dengan cara mencari wisata kuliner yang tidak terlalu mahal, selain itu kami juga suka touring, jadi acara pulang kampung (saat ini kami domisili di Bali sementara asal kami adalah Blitar), selalu mengendarai sepeda motor. Selain ngirit ongkos transport, sekalian jalan-jalan dan piknik. Setiap kami merasa lelah, selalu mencari tempat yang bisa dikunjungi.
Tanya: Pengeluaran untuk transportasi termasuk besar. Apakah akan ada perubahan dari naik kendaraan pribadi ke kantor dan sekolah ke angkutan umum atau malah sebaliknya?
Astri: Naik kendaraan juga jarang-jarang, jadi gak ada perubahan juga.
Giar: Kalau suami kerja punya kiat sendiri mak, bareng aja sama teman kerjanya bisa lebih dari dua orang tuh dalam satu mobil. Ngirit, kan? Kalau saya bepergian juga pilih kendaraan umum sih mak, apalagi sekarang fasilitas kendaraan umum semisal busway, cukup nyaman. Itu yang saya rasakan selama ini loh...
Yuni: Tidak, karena lalu lintas di Denpasar sangat padat, kalau naik angkot bisa terlambat, lebih baik menggunakan sepeda motor pribadi.
Tanya: Mending ngirit atau kerja lebih keras lagi untuk nambah uang belanjaan?
Astri: Mending kerja keras, soalnya kalau aku ngirit ntar orang rumah pada protes aku pelit
Giar: Dua-duanya, mak. Ngirit dan kerja lebih giat lagi mak.
Yuni: Ngirit sih tetep tetapi juga harus dibarengi dengan kerja yang lebih keras lagi, agar disaat terjadi masa-masa sulit seperti saat ini kita tidak perlu khawatir karena sudah ada persediaan.
Nah, bagaimana? Semoga kiat-kiat tersebut bermanfaat dan kita tertulari optimisme mbak Astri, mbak Giar dan mbak Yuni. Love you all. :D
8 Comments
Setuju sebagian besar sama komennya ibu-ibu, memang yang paling ngerasakan dampak ya para ibu RT.
ReplyDeleteKe depan, hidup harus lebih kerja keras lagi :)
Lebih mengencangkan ikat pinggang ya mbak. Aku pakai gas 12kg Biasanya untuk 3-4bulan lama kan :) masak sayur juga yg simple di kukus aja jadi cepat matang
ReplyDeleteYa Allah mak ... tanpa diedit ... polos amat .... wkkwkwkkwkwk
ReplyDeletebeda ruang tapi jawabannya hampir mirip yah... hihi *sehati peluk emak2 semuaaanya dehh...ehh ngomong2 itu tulisan titik komanya kok gak diedit mak Lusi..wahahha isisn akuu..
ReplyDeletekado tahun baru dari pemerintah ....
ReplyDeletemakasih postingannya mak, bermanfaat banget nih... mulai berasa nih dampaknya, dan udh gak boleh boros2 lagi kayanyak...harus ngirit alias hemat. Dan belajar banget dari kiat emak2 diatas ;)
ReplyDeleteaku jarang masak mak, tapi nggak sampe sebulan biasanya udah habis 1 tabung. seringnya buat masak air buat mandi si kecil, sama buat bikin teh pagi dan sore.
ReplyDeleteBismillaah *semoga lulus captcha
ReplyDeletetapi pada prakteknya ngirit itu ga mudah ya mak, seringkali malah dikira pelit padahal niatnya mau ngirit :p
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji