Saya punya teman-teman yang menyandang dua profesi tersebut, ghost writer dan co-writer. Saya tidak tahu apa bedanya selain yang satu tetap berada di belakang layar, sedangkan yang satu tercatat berdampingan dengan penulis utama. Karena jika dilihat, pekerjaan keduanya sama beratnya.
Ghost writer misalnya, harus mampu menerjemahkan ide dasar atau kerangka berpikir kliennya, lalu mengembangkan ide atau kerangka tersebut kedalam sebuah tulisan yang seolah-olah adalah tulisan klien tersebut. Tak jarang seorang ghost writer harus melakukan riset mendalam agar tulisan yang dihasilkannya sesuai dengan kepakaran si pemesan.
Menggunakan jasa ghost writer tentunya beresiko besar. Klien harus bisa memilih seseorang yang memiliki kapasitas yang memadai untuk mengembangkan kerangka berpikirnya. Bahkan secara ekstrim digambarkan bagaimana si ghost writer malah menemukan hal-hal yang membahayakan jiwanya seperti di film Ghost Writer. Sebaliknya, jika si ghost writer tidak mumpuni, bisa saja dia salah kutip atau salah menggunakan sumber referensi. Eh, ini enggak ngomongin pak Anggito ya. Saya tidak paham masalah beliau.
Sebagai co-writer seorang motivator ternama, teman saya diikutsertakan dalam setiap event yang berkaitan dengan buku tersebut. Meskipun panggung sepenuhnya dikuasai oleh si pemilik nama besar, tapi teman saya selalu diperkenalkan kepada audience. Teman saya itu tidak hanya ikut berkeliling Indonesia atas undangan perusahaan besar tapi juga sampai ke luar negeri. Pengalaman tersebut dikembangkan baik-baik oleh teman saya yang berharap suatu saat bisa memiliki panggung sendiri.
Secara etis, seorang intelektual (saya menerjemahkan orang yang telah menghasilkan banyak karya tulis sebagai intelektual) bisa bekerja sama dengan orang lain dalam menghasilkan karya tulis. Bentuk pengakuan kerjasama itu bisa macam-macam, sebagai tim atau sebagai co-writer. Tapi penggunaan ghost writer itu terasa tidak etis, seperti membayar joki agar lulus ujian. Kepakarannya menjadi diragukan.
Mengapa seorang yang sudah terkenal menggunakan jasa seorang ghost writer? Apa susahnya mengangkat ghost writer itu sebagai co-writer? Saya juga tidak mengerti. Tapi seseorang yang sudah terkenal perlu menjaga eksistensinya, yang bisa dilakukan melalui karya tulis. Sayangnya, pada taraf itu mereka juga sangat sibuk tapi tidak legowo membagikan sedikit tempat di publik dengan seorang co-writer. Selain itu, mengangkat seseorang menjadi co-writer juga menimbulkan hak dan kewajiban yang mungkin sulit diterima oleh pemesan.
Karya apapun itu, yang disana tercantum nama kita, memang sebaiknya benar-benar karya kita agar bisa dipertanggungjawabkan. Jika itu bukan sepenuhnya karya anda, sebutlah nama orang yang membantu anda menyelesaikannya. :D
8 Comments
Menjadi ghost writer memang pilihan. Tapi, walau sudah disadari dari awal, bahwa nama kita tidak akan pernah tercantum dibalik karya/buah tangan kita sebagai konsekuensi dari pilihan tersebut, namun tetap saja ada rasa sedih di hati. :( *curhatdeh!
ReplyDeleteTapi balik lagi ke realita, ini adalah konsekuensi dari menjadi ghost writer, jadi harus diikhlasin. Hehe. Sepakat dengan akhir paragraf Mak Lusi, bahwa karya apapun, yang di sana tercantum nama kita, memang sebaik-baiknya adalah karya kita sendiri, sehingga mudah bagi kita untuk mempertanggungjawabkannya. Dan jika kita menggunakan jasa orang lain, adalah sepantasnya kita menyebut namanya di sana, sebagai sebuah apresiasi dan terima kasih. :)
Nice post, as usual, Mak!
Makasih. Itu pilihan masing2 memang :))
Deletejadi ghost writer itu dia yang menulis tapi nanti namanya tidak dicantumkan gitu ya mbak?
ReplyDeleteBetul mbak
DeleteBelum pada GW maupun CW. Saya nonton filmnya aja, bagus hehehe
ReplyDeleteAnyway, film The Ghost Writer lebih membuka wawasan ttg profesi penulisan yg satu ini. Setiap pekerjaan pasti ada konsekuensinya.
Betul mbak, semua terpulang pd pilihan masing2.
DeleteTersedianya sebuah profesi kan karena ada yang permintaan. Jadi, ga heran kalo GW masih tetap eksis sampe sekarang.
ReplyDeleteSaran yang terakhir setuju. Tapi kalo pake GW ya ora usah :D
Bener, supply n demand seimbang
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji