Arti Menjadi Makmin KEB

Ketika makpan mengumumkan kategori baru dalam gelaran Srikandi Blogger 2014, saya kurang bersemangat melihat ada "Makmin Favorit". Bagaimana tidak? Kami (makpon Mira Sahid, makte Sary Melati, makpuh Indah Julianti, serta makmin Sumarti Saelan, Carolina Ratri, Irma Susanti dan Vema Syafei) biasa bekerja secara tim. Dulu waktu saya terpilih sebagai Emak of The Month pun saya bingung bagaimana harus bersikap, antara senang dan tak enak hati. Tapi waktu itu kami-kami sendiri yang menilai, sehingga itu saya anggap sebagai hadiah terindah dari makboard dan makmin. Pemilihan Makmin Favorit kali ini menggunakan sistim voting dari anggota KEB. Tapi kemudian saya memahami ini sebagai bentuk apresiasi makpan pada makmin. Selain itu juga dimarahi makpuh kalau tidak semangat (makpuh galak loh) karena kami selalu mendorong emak-emak untuk berani tampil dan berkompetisi, giliran kami ada kesempatan kok malah ogah-ogahan?

Dengan terpilihnya saya sebagai Makmin Favorit Srikandi Blogger 2014 bukan berarti saya yang terhebat ya, tapi mungkin karena saya yang paling sering berinteraksi dengan anggota KEB. Itu terjadi sewajarnya saja karena job description saya memang bertanggung jawab terhadap media sosial KEB, sedangkan faktor utama kemajuan suatu komunitas di media sosial itu adalah engagement. Syukurlah ini sejalan dengan hobi saya colek sana sini untuk mengingatkan ini itu.

Sesugguhnya, dibalik layar, kami tidak mempersoalkan siapa yang akan tampil lebih banyak, yang penting kegiatan KEB bisa berjalan lancar. Ada kalanya kami mengatur semua kegiatan sambil guyon sampai sakit perut, ada kalanya juga agak emosi sambil dilempari sirih (you know what I mean). Tapi jika ditanya siapa yang bekerja paling banyak, itu tidak adil. Mak Icoel misalnya, sangat rajin mendatangi event yang melibatkan KEB. Meskipun itu sudah job description-nya, tapi coba itu diserahkan ke saya, pasti enggak jalan. Jadi ketidakmunculan mak Icoel bukan berarti tidak mau berinteraksi dengan emak-emak, tapi karena sudah sibuk dan capek dengan kegiatan offline atas nama KEB.

Selama proses voting, saya menghindari mengintip hasilnya, meski ada saja emak yang mencolek. Ketika secara resmi diumumkan sebagai Makmin Favorit, barulah saya percaya. Tentu saja saya senang sekali sampai pengin kayang. Tapi kemudian saya sadari bahwa pencapaian saya ini adalah hasil kerja tim makboard dan makmin KEB. Sebelumnya sempat terselip perasaan apakah emak-emak KEB tidak bosen dengan saya yang menclok sana sini dan sering terkesan kurang ramah karena harus menegakkan aturan supaya tidak dikemoceng makte?

Bagaimana sih rasanya menjadi makmin KEB? Adakalanya capek, jutek, tapi lebih banyak excited-nya. Capek dan jutek itu kalau ada anggota yang memposisikan makmin sebagai penyedia jasa sehingga harus melayani (curhat sekalian aaah), padahal KEB adalah sebuah komunitas yang hangat dan penuh kekeluargaan. Enggak percaya? Gabung aja! :D Jadi makmin juga memaksa saya untuk selalu positif dan melihat segala hal dari sisi baiknya dulu, karena demikianlah yang selalu kami tekankan bersama sebagai pengelola KEB. Awalnya agak berat sih, karena saya selalu to the point, apa yang tampak saat itu saja, lama-lama mulai mencari sisi baiknya dulu. Heheheee

Sebagai rumah yang hangat untuk para emak yang hobi ngeblog, peraturan dibuat bukan untuk mengatur emak-emak, melainkan untuk memudahkan kegiatan saja. Sehingga tak jarang makmin dengan ringan memaklumi saja beberapa ketidaksesuaian. Misalnya tentang penggunaan hashtag di twitter yang sering tidak dipatuhi emak-emak. Makmin tidak langsung menolak untuk RT, tapi sering membantu mengedit, mengingatkan dan sebagainya. Kalau sudah bosen makmin mengingatkan karena emak enggak juga nurut peraturan, baru deh ditolak RTnya.

Kadang saya juga merasa sudah saatnya diganti dengan emak yang lebih muda karena sering merasa garing becandanya (curhat lageee). Anatomi KEB sekarang: anggota tercatat 1516 emak dan 4550 followers dengan anggota termuda berusia 15 tahun dan paling senior 75 tahun. 70 persen diantaranya adalah mahmud alias mamah muda berusia antara 20-35 tahun. Saya sendiri termasuk mahsutimud alias mamah sudah tidak muda. Alhamdulillah, selalu datang pecutan semangat, baik dari anggota muapun makboard dan sesama makmin.

Tidak datang ke Srikandi Blogger 2014 dan malah pergi ke sebuah event di Bali itu rasanya bagaimana? Sedih dan bersalah. Meski sudah pamit mau cuti saja, tapi tidak tega banget membaca update makpan, makboard dan makmin yang latihan sampai malam dan pusing dengan segala macam printilan. Akhirnya tetap cawe-cawe meski serabutan dan tidak maksimal. Seharusnya saya disana, ikut keringatan dan ikut sakit perut menjelang pengumuman Srikandi Blogger 2014. Sumpah rasanya beda dengan mengamati dari jauh meskipun ada live tweet dan hadir sendiri. Tahun lalu saya bisa merasakan merinding dan harunya menatap Srikandi Blogger 2013 dinobatkan. Rasanya seperti melihat anak sendiri diwisuda.

Makboard, makmin dan makpan, sungguh saya minta maaf tidak berada ditengah-tengah kalian. Meski pilihan ini berdasarkan hitungan yang masuk akal karena kabut asap di Riau, tetap ada rasa sesal yang tak ada habisnya. Kita sudah berjuang bersama, tapi di puncak acara justru saya tak ada. Terima kasih sudah bekerja keras dan membuat Srikandi Blogger 2014 sukses.

Untuk seluruh emak-emak blogger yang memilih saya sebagai Makmin Favorit, terima kasih banyak. I love you all.