Seminar Blog, Mahasiswa dan Hukum di Fakultas Hukum Universitas Riau

Ini untuk kedua kalinya saya sharing tentang blog di kampus. Sebelumnya saya juga sharing tentang blog di Universitas Islam Negeri Sutan Syarif Kasim II Pekanbaru. Untuk lingkungan akademik, bagi saya, yang terpenting adalah membudayakan berpikir analistis dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Meski saya tidak bekerja di lingkungan tersebut, tapi saya mencintai dunia pendidikan dimanapun dan kapanpun. Kata teman saya sih, ilmu saya kebanyakan street wise, jarang yang ada hubungannya dengan latar belakang pendidikan saya. Tak apa, yang penting manfaatnya, kan?

Jadi tanggal 24 April 2014 saya berangkat ke Vicon Fakultas Hukum Universitas Riau dan disambut oleh ketua panitianya (Sarah Marsela). Saya sempat lirak lirik ke Sarah karena saya melihat ada sesuatu dari dirinya yang lebih dari sekedar cantik. Menurut informasi dari Pembantu Dekan III, bu Rika, yang ternyata sealmamater dengan saya, Sarah adalah Putri Riau 2014 yang akan berlaga di Putri Indonesia 2014. Hmmm pantas saja.

Karena kesalahan komunikasi, acara baru dimulai jam 10.00, sedangkan saya datang jam 09.00 sesuai instruksi dari Kurnia, ketua Blogger Bertuah sebagai penghubung acara. Bukan masalah besar sih karena waktu cepat sekali berlalu, ada Sarah, Cica dari Blogger Bertuah dan bu Rika yang menemani ngobrol.

Seminar dibuka dengan tatacara resmi, sesuatu yang sudah lama sekali tidak saya lakukan. Jadi agak kikuk juga. Namun demikian, saya selalu menghargai adab setempat dimanapun juga. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dipimpin seorang mahasiswa, pembacaan Al Qur’an, doa, pengantar dari ketua dewan mahasiswa (istilahnya lupa), pengantar dari ketua panitia dan pembukaan dari bu Rika.

Peserta sudah mendapatkan soft copy materi saya, jadi karena mereka mahasiswa, saya mengharapkan mereka untuk membaca sendiri saja isi materi sehingga bisa langsung melangkah ke diskusi sesuai dengan tema hari itu. 

• Irma Devita Purnamasari, SH. MKn., praktisi hukum lulusan Universitas Indonesia.


• Hesty Wulandari, dosen UIN Suska Pekanbaru, relawan Akademi Berbagi.


• Vitria Sushanti, Blogger Bertuah.

Waktu berjalan dan beberapa mahasiswa meninggalkan ruangan, saya pikir karena bosan meski saya tidak pernah membawakan materi sambil duduk, selalu mendekat ke audience. Dengan bantuan moderator, baru saya tahu bahwa ternyata mereka tidak paham saya ngomong apa wkwkwkwkkkk....

Dengan survei kecil, barulah ketahuan ternyata hanya 4-5 orang dari seluruh ruangan yang sudah tahu atau punya blog, selebihnya enggak paham blog. Pelajaran bagi saya untuk menggali keterangan lebih jauh tentang latar belakang peserta. Untuk mundur ke basic pembuatan blog saya merasa sayang waktu, lagipula tidak sesuai tema, akhirnya saya gunakan jalan pintas meminta peserta untuk mengirimkan email pada saya agar saya bisa menuntun mereka membuat blog kapanpun mereka mau. Kedepannya, saya akan membuat tutorial pembuatan blog sederhana di blog saya ini yang bisa didownload siapapun dan untuk kebutuhan dadakan saya juga, meskipun tutorial seperti itu sudah bertebaran di internet.

Pertanyaan yang selalu muncul setiap saya menjadi pembicara adalah bagaimana caranya menghasilkan uang dari blog. Pertanyaan tersebut selalu saya jawab meski tidak detil untuk memuaskan rasa penasaran peserta. Saya tidak ingin peserta terlalu jauh meninggalkan tema utama karena tema tersebut diambil berdasarkan berbagai pertimbangan dari panitia. Saya harus membantu panitia mencapai tujuan tersebut.

Di akhir acara, moderator melemparkan kuis ke peserta berupa dua pertanyaan dari saya dan ringkasan materi. Saya sangat terkesan dengan jawaban peserta yang lengkap dan detil. Maknanya mereka benar-benar menyimak materi saya meski sebelumnya saya sempat ragu. Mahasiswa yang tekun menyimak memang baik, tapi saya juga mengharapkan mereka tidak ragu-ragu untuk mengekspresikan pendapat.

Selain itu saya juga terkesan dengan kesigapan, kekompakan dan kesopanan panitia. Ini adalah pemandangan langka diantara anak-anak muda yang selama ini saya temui. Ugal-ugalan, slengean dan egois di kalangan anak muda akhir-akhir ini membuat kita sangat prihatin. Tapi kali ini, saya boleh berbangga dan menaruh harapan yang sangat besar terhadap anak-anak muda di ruangan tersebut. Indonesia akan selamat di tangan mereka. Aamiin.