Di kanan dan kiri lorong ini adalah ruang-ruang diskusi publik. |
Sebelum cerita banyak-banyak, harap dicatat, undangan dari mbak Indah dan Anaz (sengaja nggak di link ke blog mereka hihhiiii) itu nggak sama persis dengan agenda resminya. Undangan dari mereka Remaja: Warga Negara Pasif/Aktif, yang benar Kampung Halaman: Remaja, Desa, Mobilitas dan Ruang Gerak. Yah sebenarnya mirip-mirip sih. Akibatnya saya harus tanya ke beberapa panitia yang sama bingungnya. Akhirnya saya hanya tanya letak Pendopo Ajiyasa dan langsung ditunjukkan panitia.
Sampai di Pendopo, ruangan masih kosong. Jadi saya berjalan kesana-kemari mencari sesuatu yang asik. Sore itu di Jogja Nasional Museum, Jl. Amri Yahya 1, Gampingan, Yogyakarta ada beberapa diskusi dalam rangka Jagongan Media Rakyat 2014. Letak museum ini didepan galeri Amri Yahya, seniman kondang itu. Akhirnya saya masuk ke ruang diskusi Combine Suara Komunitas, Media Komunitas & MP3EI, Kritik Atas Pembangunan.
Diskusi tersebut tampaknya sudah lama dimulai. Karenanya saya bertanya dulu kepada panita apakah saya boleh masuk dan tidak mengganggu jalannya diskusi. Panitia mempersilakan masuk. Saya merasa agak terintimidasi juga ya, karena yang didalam ternyata para peneliti ahli, jurnalis dan para pengelola suara komunitas warga. Iyup, jadi komunitas disini adalah komunitas warga di desa dan kota, bukan komunitas seperti Kumpulan Emak Blogger.
Jadi saya salah masuk dong? Enggak juga. Karena diskusinya sangat menarik, menyangkut masa depan bangsa. Meski yang dibahas adalah hasil penelitian yang terlalu rumit untuk saya mengerti tapi saya menangkap beberapa poin penting yang mungkin sangat berguna bagi daerah-daerah yang kurang mendapatkan perhatian pemerintah.
Salah satu yang saya ingat adalah bahwa jika kita berniat membantu warga, entah sebagai peneliti ataupun sebagai relawan maka pertanyaan yang diajukan kepada masyarakat bukan masalah apa yang terjadi disana melainkan apa yang ingin dicapai masyarakat tersebut sehingga bisa segera dilakukan berbagai studi untuk mencari cara membantu warga mencapai tujuan tersebut. Disana saya bercerita tentang kondisi pedalaman Riau. Meski Riau tidak masuk dalam presentasi tersebut tapi saya selalu merasa punya kewajiban untuk menceritakannya tiap ada diskusi tentang pembangunan.
Belum sampai selesai, karena mulai disajikan matrik-matrik yang membuat saya pusing, saya pun permisi menuju pendopo. Siapa tahu diskusi seperti yang tertera di undangan mbak Indah dan Anaz sudah dimulai. Ternyata memang benar, diskusi tersebut sudah dimulai. Namun sayang, diskusi tersebut bersamaan dengan live jazz di halaman sampingnya. Walhasil, diskusi sulit terdengar oleh telinga saya, tertutup oleh sessi ngejam live jazz tersebut.
Saya memilih permisi dan melihat-lihat stan diluarnya. Banyak stand menarik dari berbagai komunitas maupun relawan. Sebuah ajang yang bagus untuk mengumpulkan komunitas kewargaan yang independen. Jadi sebenarnya event ini bebas dikunjungi oleh siapapun, tidak perlu ada undangan segala macam. Disana kita akan dikasih agenda selama berlangsungnya event dan macam-macam printed souvenir. Beruntunglah saya tahu dari KEB ada acara ini karena kadang saya tidak memperhatikan ada event nasional yang sangat menarik disini. Pengunjung juga bebas masuk ke ruang diskusi manapun juga. Paling-paling agak mencurigakan karena tidak seorangpun kenal. Heheheee....
Keesokan banyak diskusi lain yang sebenarnya lebih pas untuk saya, misalnya pemanfaatan TIK bagi UKM oleh Internet Sehat dan Google Fellowship. Begitu melihat jadwalnya di twitter, pengin ngebut kesana, tapi sayangnya saya sedang tidak enak badan. Tadi pun ada pak Johan Budi, juru bicara KPK yang cool itu. Ya sudahlah, mungkin memang belum rejeki saya. Setidaknya kalau tahun depan diadakan lagi jadi tahu bagaimana menyiasati datang ke ruang-ruang diskusi yang lebih sesuai.
10 Comments
Wah, ini .... aku jga ga bisa datang kemarin. Alhasil, Mbak Lusi pun cendiliaaan :)))
ReplyDeletePhie jaat :(
Deletejogja sekrg buanyak event ya mak. yg sy kangeni dr jogja ya yg kyk gini. jg seringnya ajang diskusi di berbagai media.
ReplyDeleteBetul tiap hari event. Sayangnya yang berbentuk pertunjukan seringnya malam. Kalau malam aku membatasi diri untuk keluar.
Deletetadinya aku mau dateng mak...cuma yaa kakanya liburan, batal deh kopdarnya :P
ReplyDeleteWaaaa mak Met pengin ketemu banget nih :(
DeleteWih keren mak acaranya... diskusi dan kegiatan yg membangun..
ReplyDeleteIya mak, saya merasa kecil banget, nggak ngerti apa2
DeleteWaaahh asyik yaa diskusinya, jadi penasaran pengen ikut diskusi2 serupa
ReplyDeleteBisa untuk instropeksi juga mbak & penambah semangat agar bisa berbuat lebih banyak karena disitu kita tau bahwa kita belum apa2 :))
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji