Penggemar bunga hidup yang baru pindah ke Jogja dan mungkin sedang mencari-cari dimana tempat membelinya, mungkin informasi ini bisa berguna.
Di Pekanbaru ada penjual bunga hidup yang ngetem di tempat-tempat ramai dengan mobilnya. Tapi di Jogja, kios bunga permanen cukup banyak.
Kios bunga terbanyak ada di Jl Ahmad Jazuli sepanjang Kali Code wilayah Kotabaru. Beberapa toko juga ada sebelum traffic light perempatan Selokan Mataram Jl Monjali. Selebihnya berupa kios individu yang tersebar di beberapa wilayah Jogja.
Kios-kios di Jl Ahmad Jazuli sudah ada lama sekali, mungkin sudah puluhan tahun. Sekarang jumlah kiosnya makin banyak, bahkan ada yang sudah punya website segala seperti purwobungajogja.com.
Jalan ke arah Ahmad Jazuli ini memang agak tricky buat orang luar Jogja.
Jika dari arah selatan, hanya bisa diakses dari arah Malioboro, lantaran ada median jalan permanen yang tidak memungkinkan kendaraan nyebrang dari arah Kridosono. Jika dari Kotabaru bisa diakses lewat Jl Sajiono dan yang sejajar dengannya, terus ke arah barat. Lewat Syuhada juga bisa, tapi tidak bisa diakses dari arah McD berhubung sedang ada perbaikan talud yang bolak-balik ambrol. Oiya, sepanjang talud itu jika tidak sedang diperbaiki adalah tempat nongki anak-anak muda, lesehan dan gelap-gelapan makan jagung bakar.
Kios-kios di Jl Ahmad Jazuli sudah buka sejak pagi, terutama yang diluar kios permanen. Entah jam berapa mulai buka, tapi yang jelas jam 07.00 sudah ada. Hanya saja di pagi hari bunganya tidak terlalu lengkap. Bunga sedap malam termasuk yang susah dicari diwaktu pagi, padahal bunga ini penting banget untuk wangi-wangi-an. Bunga mawar yang bagus itu tidak wangi, jadi harus dibantu dengan sedap malam.
Tips untuk membeli bunga sedap malam, belilah sehari sebelum diperlukan.
Misalnya untuk acara besok siang, maka belilah yang kuncup sore ini. Malamnya dia akan mekar dan masih bertahan hingga acara siang besoknya.
Sedangkan untuk kios di Jl Monjali tidak terlalu saya perhatikan jam berapa buka karena saya tidak pernah beli disana. Parkirnya susah karena dekat perempatan yang padat kendaraan, sedangkan didepan tokonya tidak ada space khusus parkir kendaraan.
Kios-kios bunga tersebut menjual bunga dalam bentuk sesuai keingingan kita, ada yang dirangkai dalam vas besar untuk acara resepsi, ada yang dalam vas bulat-bulat kecil untuk hiasan meja seminar, ada yang dirangkai menjadi korsase, bunga tangan dan sebagainya. Bunga papan ada, tapi nggak sebanyak seperti di Pekanbaru. Maaf saya tak paham bagaimana dan berapa harga rangkaian tersebut karena saya selalu membeli dalam bentuk batang biasa saja untuk langsung saya cemplungkan ke vas tanpa diatur macam-macam.
Nah, jika harga bunga yang biasa saya beli untuk sedap malam Rp 10.000 dapat 3 tangkai, krisan Rp 35.000 dapat satu gulungan besar koran, sedangkan mawar Rp 5.000 per tangkai. Sekarang jadi tau ya, kalau setangkai bunga mawar yang dijual mahasiswa di perempatan itu marginnya 100%. Tapi nggak apa-apa beli saja, kan keuntungannya untuk membantu kegiatan mereka. Hanya saja, perhatikan baik-baik wajahnya karena ada yang mulai menyamar jadi mahasiswi untuk keuntungan pribadi.
Koleksi bunga tiap kios disitu hampir sama semua, jadi biasanya saya pilih yang nggak terlalu sibuk saja supaya keperluan saya cepat selesai. Untuk beberapa tangkai bunga yang kita beli, biasanya mas-masnya menambahkan bunga-bunga perdu (Ah apa namanya ya?) yang kecil-kecil berwarna ungu atau broken white supaya rangkaian kita nantinya lebih semarak. Tapi saya kurang suka terlalu ramai, jadi mas-masnya saya minta tidak memasukkan bunga itu kedalam bunga yang saya pilih meskipun gratis.
Dirumah, saya tidak punya bunga artifisial, baik bunga plastik atau bunya kering lainnya. Saya menghindari terlalu banyak pernak pernik tanpa fungsi dirumah karena berarti saya harus siap membersihkan debunya secara rutin. Disitu saya merasa tidak hobi.
Bunga hidup memang tidak awet, tapi juga tidak terlalu cepat layu. Sampai 5 hari, bunga dalam vas berisi air masih ada wujudnya. Saya tidak pernah terima tamu lebih dari 5 hari. Heheee.... Cara berhematnya, saya hanya beli bunga jika ada tamu yang datang dengan janjian lebih dulu. Kalau teman-teman datang kerumah saya nggak janjian, ya nggak ada apa-apa diruang tamu. Cuma ada kotak tissue-nya Ladaka Handicraft aja. :D
18 Comments
iya mbak. saya dulu juga nyarinya ke depan RRI itu. kadang suka minta bonus. lumayan deh.
ReplyDeletekalo saya paling enak aksesnya dari jalan utaranya sma 3, terus sampe masjid syuhada, lewat belakang syuhada. etapi naik motor ya.
eh ini komen kok meluncur aja pdhl belum selesai.
Wah saya malah ga suka beli bunga hidup tuh Mak... di ruang tamu adanya bunga2 plastik sama pohon plastik hehe.. :D
ReplyDeleteKalau bunga kering yang diawetkan masih banyak di malioboro mba lusi? iya, kalau ada acara nih, butuh bunga hidup ya,,,
ReplyDeleteAda, msh banyak. Ada lo kampung sentra pembuatannya. Kapan2 aku tulis ya :)
DeleteWaktu muda dulu, saya suka beli bunga mawar di dekat Gereja Kotabaru... hehehe
ReplyDeleteAku ga pernah simpan bunga tangkai yg hidup, mak. Susyah cari bunga hidup di sini..
ReplyDeleteKlo di Jakarta Cikini mak, tapi jadi ingat dulu di Surabaya, klo dekat Valentine penjual dadakan bunga baik yg hidup ato yg plastik mbludak fi pinggir2 jalan ping, di Yogja kira2 ada begitu juga kah?
ReplyDeleteManis vasnyaa
ReplyDeleteaku pencinta bunga segar maaak...dan biasanya kalau di jakarta relatif lebih mudah untuk beli, di sini jugaaa...malah sering tergoda hehehe...wanginya memang laiiin :)
ReplyDeleteAku suka dengan bunga segar, tapi untuk menanam dan merawat sendiri nggak telaten hehehe. Btw itu bunga yang 35 ribu, bunga krisan atau krisna mak Lus? :D
ReplyDeleteEh iya, krisan bhwahahaaa.... Itu yg seharga seikat Rp 35.000, aku beli setengahnya tp kok harganya nggak jadi Rp 17.500 ya? Dihargainya Rp 20.000,- heheee
DeleteDi Bali justru bunga hidup laku keras mak. Setiap ada acara selalu bunga hidup yang dipajang diatas meja tamu atau mimbar, bahkan setiap piket kelas anak saya diminta bawa bunga jadi saya yang biasa beli di pasar bunga murah kok cuma 10 ribu sdh ada vas dari tanah liat
ReplyDeletebunga maware apik mbak..mungkin kalo di Surabaya sama dengan di Jalan Kayoon..disana banyak sekali pilihan bunga..baik itu yg hidup atau yg non hidup..alias bunga dri bahan plastik
ReplyDeleteAku ngga pernah beli bunga seger gitu, hihi.. Ketauan deh gk pernah bikin acara2 wah di keluarga. Paling banter kenduri :D
ReplyDeleteMbak kalau bunga hidup itu bisa bertahan berapa lama ya?
ReplyDeletesedap malamnya tosss banget ni mbaa.. kebiasaan mama mertua jadi nurun ke saya.. *_*
ReplyDeleteMba...kalo buat dijual lagi bagusnya yg didaerah mana ya? Oh ya, salam kenal mba...saya dari palu, Sulawesi Tengah..
ReplyDeleteCoba saja yg di Ahmad Jazuli. Kalau di Jogja disitu pusatnya jual beli bunga hidup. Tapi bunganya sendiri nggak tau didatangkan dari mana. Coba googling "kios bunga ahmad jazuli jogja" keluar semua itu no telponnya. Tanya saja siapa tahu bisa.
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji