Tipping ini sering membuat kita bingung, pantasnya ngasih berapa dan untuk siapa?
Tak jelas tentang sejarah tipping ini. Beberapa sumber menyebutkan tipping dimulai di Eropa lebih dari seratus tahun. Tipping berbeda dengan upah, karena tipping diberikan sebagai uang ekstra diluar kewajiban yang harus kita berikan. Misalnya, kita membayar parkir RP 5.000,- di mall. Tapi berhubung ada live music yang menyebabkan parkiran padat, seorang petugas dengan susah payah membantu kita menemukan tempat yang kosong. Karena merasa terbantu, kita memberinya Rp 5.000,- khusus untuk dirinya sendiri. Namun jika kita membayar Rp 3.000 untuk parkir di depan sebuah toko, itu namanya bukan tipping, melainkan upah atau ongkos. Contoh lain, kita membeli koran seharga Rp 2.000,- pada seorang nenek, lalu meminta nenek tersebut menyimpan kembaliannya, itu juga buka tip melainkan nyumbang karena tidak ada jasa yang dipakai. Heheheee...
Ada alasan mengapa pemilik usaha tidak suka pegawainya menerima tip karena dikhawatirkan mereka tidak akan memberikan pelayanan sepenuh hati dan pilih-pilih.
Ini akan merusak citra usahanya. Selain itu, tipping juga bisa menimbulkan friksi atau rasa iri antar karyawan. Misalnya, di hotel kita sering memberi tip ke bell boy dan tak pernah memberi tip ke karyawan kolam renang dan satpam. Karyawan housekeeping mungkin kadang-kadang kita beri.
Namun ada juga yang karena tidak mampu menggaji pegawainya dengan baik, malah membiarkan pegawainya menerima tip dan menganggapnya sebagai penambah semangat. Ini membuat pengusaha malas memikirkan kesejahteraan pegawainya. Yang terbaik tentunya yang seimbang, yaitu pegawai mendapat gaji yang baik dan mengijinkan mereka menerima tip jika memang pelayanan mereka diatas standar.
Dari ngobrol dengan teman-teman yang bekerja dibidang perhotelan (dulu saya pernah mengajar bahasa Inggris disebuah sekolah pariwisata), saya tahu kalau tingkat kesejahteraan sosial seseorang tidak berbanding lurus dengan besarnya tip. Orang-orang terkenal seringkali tidak mengurus booking dan check in sendiri, sehingga interaksi dengan petugas minim, apalagi sempat mengulurkan tip. Namun demikian, justru petugas berebut melayani tokoh tersebut. Siapa sih yang tidak ingin dekat dengan seseorang yang terkenal?
Sebagai orang awan, kita seringkali salah tingkah dalam urusan tipping ini. Kalau nggak ngasih dikira pelit, kalau ngasih takut kesedikitan. Tapi apakah memang ada perlakuan beda gara-gara tip? Setahu saya karena pernah mengalaminya beberapa kali, memang ada. Kebanyakan dari jasa salon. Spa belum pernah mendapati yang demikian, mungkin karena frekuensi orang ke spa tidak sesering ke salon.
Dari ngobrol dengan teman-teman yang bekerja dibidang perhotelan (dulu saya pernah mengajar bahasa Inggris disebuah sekolah pariwisata), saya tahu kalau tingkat kesejahteraan sosial seseorang tidak berbanding lurus dengan besarnya tip. Orang-orang terkenal seringkali tidak mengurus booking dan check in sendiri, sehingga interaksi dengan petugas minim, apalagi sempat mengulurkan tip. Namun demikian, justru petugas berebut melayani tokoh tersebut. Siapa sih yang tidak ingin dekat dengan seseorang yang terkenal?
Sebagai orang awan, kita seringkali salah tingkah dalam urusan tipping ini. Kalau nggak ngasih dikira pelit, kalau ngasih takut kesedikitan. Tapi apakah memang ada perlakuan beda gara-gara tip? Setahu saya karena pernah mengalaminya beberapa kali, memang ada. Kebanyakan dari jasa salon. Spa belum pernah mendapati yang demikian, mungkin karena frekuensi orang ke spa tidak sesering ke salon.
Beberapa hal ini adalah yang ada di pikiran saya ketika akan memberi tip atau tidak terhadap jasa yang gunakan.
- Jika sudah ada tulisan NO TIPPING, artinya ya jangan memberi sedikitpun. Janganlah kita merusak visi misi usaha yang telah ditetapkan manajemennya.
- Jika tak ingin memberi atau memang tidak menyiapkannya, tak perlu merasa bersalah atau nggak enak hati asal kita sudah membayar kewajiban kita. Ini sering terjadi pada bell boy hotel yang membawakan tas-tas kita.
- Jika ingin memberi tip, jangan lupakan yang tak tampak. Misalnya, kita selalu memberi tip pada petugas room service hotel padahal tugasnya hanya mengantar makanan yang kita pesan ke kamar, sementara kita sering melupakan petugas housekeeping yang membersihkan kamar kita tiap pagi.
- Jika merasa diperlakukan tidak memuaskan gara-gara tip, kita bisa komplain ke pengelola atau ganti ke penyedia jasa lain. Kalau saya, jika tidak ada kerugian material, pilih ganti penyedia jasa lain. Kalau ada kerugian material, baru saya komplain ke pengelola. Namun, sebagai blogger saya tidak pernah menjatuhkan suatu jasa layanan melalui blog saya, karena mungkin itu adalah ulah oknum. Kita tidak bisa menulis hal-hal yang buruk tanpa bukti, dan urusan tipping ini kan memang tidak ada buktinya. Meski demikian, lewat jaringan pribadi, saya akan mengingatkan teman-teman saya yang akan menggunakan jasa tersebut supaya tidak dirugikan. Jadi, para pengelola jasa harus waspada ya.
- Sebenarnya kita tak perlu memikirkan tipping karena banyak yang didalam kwitansinya sudah ada tax and service. Pajak jasa itu berkisar antara 5-20% tergantung jenis usahanya. Namun seringkali kita menemukan angka ganjil seperti 21%, maka sisanya adalah uang service. Uang service ini adalah bagian karyawan yang tidak termasuk upah atau gaji. Jadi sebenarnya kita sudah diwajibkan membayar tip juga oleh pengelola jasa yang bersangkutan tanpa kita sadari. Uang service akan dibagikan ke karyawan sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati. Jangan kaget kalau tagihan membengkak dari jumlah yang kita nikmati. Tipping boleh dicuekin aja. Hehehee....
Jadi nggak usah takut dibilang pelit ya kalau nggak ngasih tip, itu nggak wajib. Oiya, jangan terpancing emosi ya jika mendapat layanan yang kurang baik lalu ngasih tip yang gede cuma untuk membuktikan bahwa kita punya uang. Enakan dia, nggak kena sanksi karena kerja nggak betul, malah dapat duit. Hahaaa....
23 Comments
Aku mah biasanya lempeng aja Mbak nggak pernah nagsih tip :D
ReplyDeleteHihi.. saya termasuk yg ga suka ngasih..kecuali ke room boy yg sudah ngangkatin tas saat check out :)
ReplyDeletembak kalau ngasih uang ke supeltas yang ngatur lalu lintas itu apa juga disebut tipping, tipping ini kayaknya kalau diberlakukan sama pejabat bisa jadi gratifikasi ya hehe, aduduh
ReplyDeleteseumur2 belum pernah ngasih tip hehehe....
ReplyDeleteSeingatku belum pernah mbak. Krn dikit sekali pengalaman nghotel. Kalo nyumbang sih iya, misal parkir sini 500, kasih 1000.
ReplyDeleteJarang mak ngasih tip. Pernah ngasih tip sama petugas yang bantu angkatin barang. Jadi, setiap habis belanja, nunggu suami jemput di depan lobi mal, nah ketika dibantu petugas tuh suami sering bilang kasih lah tip. Tapi, setelah dipikir ntar kalo gak ngasih mereka gak mau angkat, kan itu bagian dari pelayanan mereka. *emak ekonomis*. Kalo di resto sih gak, karena sudah tau ada tambahan tip sih di bill.
ReplyDeleteaku kadang suka gak enak kalo ke hotel, mba, sama room service yang bantuin angkat koper, tapi lebih sering gak dikasih, sih.. dan aku paling ngasih tip ke mas2 yang bantu angkat belanjaan berat di supermarket atau ke supir taksi pasti ngasih lebih. kalo ke pegawai resto hampir gak pernah hehe
ReplyDeleteBiasanya saat di hotel, pelayannya di kasih tips.
ReplyDeleteKalau aku terkadang sering kasih tip karena kasihan dan berterima kasih sudah dibantu. Kalau suamiku prinspinya no tip. dan gak mau kasih tip. karena dia bilang itu sudah pekerjaan dan kewajiban mereka.
ReplyDeleteaku jaraaaaaaaang, bahkan hampir ga pernah utk di restoran2.. tapi kalo di hotel, sekali dua kali sih ngasih
ReplyDeleteaku kadang kalo punya uang..kalo nggak ya nggak :/
ReplyDeletewkwkwk
Kalau saya biasanya hanya mengasih uang tip kalau abis service mobil/motor, abis cuci mobil juga... kalau ke hotel dan restoran belum pernah ngasih...
ReplyDeleteklo sy dikomplek ngasih tip nya ke bpk yg suka angkutin sampah dirmh mak,meski udh byr iuran ke kantor tpi klo abis acara/kumpul2 kn sampah jdi lebih byk dari biasanya,jdi sy kasih uang tip deh si bpknya ^_^
ReplyDeleteKayaknya aku blm pernah ngasih tip2 gitu, deh, Mbak. :D Ya ampuuan yaaaa. . . *feliits*
ReplyDeleteKalau di sini wajiiib mak.. At least di NYC ya.. Kalau ngg ngasih tip atau ngasihnya kurang, mereka akan tanya.. Apa yang salah? Apakah pelayanan kami tidak ok? Dan dikejeer beneran lhooo hehehe.. Makanya kita selalu hitung dengan hati2.. Siang 15%, malam minimal 18% .. Kalau di Indonesia biasanya di hotel aku kasih..
ReplyDeleteWaaaa kok serem ya? Tapi service juga ada di bill?
Deletekalau kita makan dengan jumlah tamu 6 orang ke atas, atau saat mereka sedang event khusus, biasanya service charge sudah langsung masuk, dan dipatok 20 perseeen...berasaaaa lhoo tipping..tapi restoran memang rame dan waiters tuh asyik2 aja di sini karena pendapatan mereka dari tip besar :)
Deletekadang ngasih kadang ngga, biasanya ngasih supir taksi, pegawai salon dan yang bebersih hotel..
ReplyDeletekalau bahasa sederhananya uang tips ya mbak :D
ReplyDeleteaku kadang terlalu pelit mak...kadang nggak aku kasih..la wong itu kan tugas mereka..hehehe
ReplyDeleteKalo di hotel biasanya suka ngasih tip ke bell boy yang angkat tas saat check in dan check out. Kalo di restoran suami pernah ngasih beberapa kali sih waktu di Bali. Nah ada satu kejadian lucu, kan uangnya diselipkan di kotak bill nya, di meja, kemudian kami beranjak pergi. Eeeh anakku yang laki-laki mengambil uang itu dan diberikan ke aku, "Ma kok uangnya ketinggalan?" katanya, hahahaha nggak jadi deh ngasih tip :D
ReplyDeleteKadang ga enak mak klo ga ngasih tip ke bellboy,
ReplyDeleteooh iya ya mbak housekeeping itu malah berjasa banget untuk kebersihan kamar hotel
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji