Senang sekali bisa ambil bagian dalam Jelajah Gizi 2015 yang kali ini diadakan di Bali, untuk membedah kandungan pangan lokal.
Berkat tulisan tentang Bakmi Jawa, saya bisa mengikuti program Jelajah Gizi 2015 dari Nutrisi Anak Bangsa yang sebelumnya direncanakan diadakan di Sumatra Barat. Namun kabut asap yang belum teratasi dan jarak pandang bandara Minangkabau yang tak menentu, membuat panitia mengubah destinasi ke Bali. Semoga masyarakat Sumatra Barat sudah menghirup udara sehat saat ini. Salut dengan persiapan yang demikian singkat, hanya 2-3 hari, kamipun berangkat ke Bali.
Sebelumnya saya sudah pernah mencicipi baik masakan Sumatra Barat maupun Bali. Keduanya memiliki citarasa pedas. Selebihnya, keduanya memiliki pilihan bahan dan bumbu yang berbeda. Begitu pula dengan cara memasaknya. Pada Jelajah Gizi Bali ini, kami diajak membedah kandungan pangan lokal untuk kemudian dibagikan ke teman-teman semua agar kita bisa memahami nilai gizinya. Semoga di lain kesempatan saya bisa mengetahui pula kandungan pangan Sumatra Barat.
Dari jadwal acara selama di Bali yang dibagikan sebelum keberangkatan, terlihat bahwa kami akan mengunjungi dua sisi Bali yang berbeda, yaitu gunung dan seputar laut. Rombongan diantar langsung oleh pak Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs, PT Sarihusada Generasi Mahardika.
Rombongan Jelajah Gizi Bali siap memulai perjalanan. |
Untuk soal pangan, kami didampingi Chef Muto, yang dikenal sebagai Kungfu Chef, untuk memberikan beberapa pengetahuan cara memasak ala Bali. Bagi seorang ibu, ini sangat menarik karena menambah keragaman menu masakan rumah. Supaya nggak tumis melulu atau telur dadar tiap hari.
Selain itu, kami juga didampingi pakar gizi agar tidak asal masak dan tidak asal makan. Tidak tanggung-tanggung, Guru Besar Bidang Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, menyertai kemanapun kami pergi selama di Bali. Dengan pembawaan yang kocak dan selalu otomatis memerinci kandungan pangan yang diperagakan chef Muto, membuat saya terpana, begitu banyak gizi sekaligus zat lain yang harus diperhatikan dalam makanan sederhana sekalipun. Maklum sudah profesor, ilmunya meluber meski terus dikeluarkan, bagaimanapun gaya beliau. Heheee....
HARI 1: GUNUNG
Hari pertama dimulai agak siang, setelah menikmati seporsi Ayam Betutu yang nikmat, sambil menunggu teman-teman laki-laki selesai sholat Jum'at. Perjalanan dimulai.
Bali Pulina sebuah agro wisata kopi. Loh kok ke kebun kopi? Apakah kopi bergizi? Dari penjelasan Prof Eman, saya memahami bahwa perjalanan tersebut tidak untuk mengejar makanan tertentu, melainkan membedah kandungan pangan lokal, apapun itu, yang penting diproduksi masyarakat setempat dan dikonsumsi secara luas. Dari situ, kita bisa belajar mana yang baik dan mana yang kurang baik dikonsumsi.
Bali Pulina menanam, mengolah dan menjual sendiri produk kopinya, termasuk kopi luwak yang terkenal itu. Disana kami bisa melihat seperti apa tanaman kopi arabica dan robusta, serta tak ketinggalan si luwak. Kami juga ditunjukkan cara memproses kopi dari biji ke bubuk. Aromanya sangat menyiksa bagi penggemar kopi seperti saya. Pengin cepat-cepat mencicipi.
Apakah kopi baik untuk dikonsumsi? Nantikan penjelasannya panjang lebar di postingan selanjutnya. Heheee....
Desa Adat Penglipuran merupakan destinasi yang wajib dikunjungi di Bali. Diantara desa adat yang sudah banyak punah, Penglipuran diharapkan mampu mempertahankan tradisi suku Bali Aga yang merupakan keturunan asli Bali. Beruntung kami dipandu oleh tour guide yang tak pernah berhenti bercerita keseharian masyarakat Bali, adat istiadat dan bagaimana masyarakat Bali mengantisipasi perubahan jaman.
Penglipuran adalah kesenyapan yang menentramkan. Jauh dari kehidupan modern tapi membuat teman-teman peserta didekat saya mengaku betah. Kami sempat mampir ke rumah nomor 21, untuk mencicipi loloh cem-cem, semacam minuman energi dari daun cem-cem. Rasanya segar jika diminum dalam keadaan dingin dan bercitarasa seperti kedondong. Kami disambut dengan sangat ramah oleh tuan rumah, sepasang suami istri yang telah 49 tahun berumah tangga. Wow, awet sekali. Apakah ini berkat loloh cem-cem? Lain hari saya akan cerita.
Paon Bali Cooking Class
Sayang, kami datang di Ubud diwaktu malam sehingga tidak bisa menyaksikan keindahan alam tempat shooting Julia Roberts di fim Eat, Pray and Love ini. Kekecewaan tersebut segera terobati dengan penampilan perdana Chef Muto alias Kungfu Chef di Jelajah Gizi Bali. Duet dengan tuan rumah yang sangat ramah, bu Puspa, Chef Muto mengajari kami memasak lawar, sate lilit dan es kuwut. Resep tersebut kemudian dilombakan dan saya kalah. Maaf ya sudah mengecewakan teman-teman supporter. Hihihiii....
Hari pertama ditutup dengan makan malam yang lezat dan berlimpah, yang jadi makin lahap berkat kehangatan pak Wayan dan bu Puspa. Dari sana kami menuju Grand Sunti, Ubud, untuk beristirahat.
HARI 2: LAUT
Pagi sekali kami sudah diultimatum untuk segera berangkat ke pelabuhan Tanjung Benoa. Kami tidak boleh ketinggalan kapal Bali Hai Cruise II yang akan mengantar kami ke Nusa Lembongan. Pengelolaan operator wisata ini sangat rapi dan tepat waktu, sehingga diminati wisatawan dari berbagai negara.
Nusa Lembongan berjarak 1 jam lebih dari Tanjung Benoa. Meski saya sudah beberapa kali naik kapal seperti itu, bahkan pernah hingga 12 jam, tapi entah mengapa kemarin itu agak pusing juga. Untung nggak mabuk laut, sehingga tidak terlalu merepotkan, cuma diam saja jadinya. Heheheee....
Kapal berhenti disebuah ponton besar, lalu kami berpindah ke kapal cepat yang lebih kecil. Mungkin ini agar kapal tidak kandas di perairan dangkal, serta tidak mengganggu aktivitas wisatawan. Belum sampai di darat saya sudah takjub melihat wisatawan yang terlihat gembira dan bersemangat mondar-mandir menggunakan parasailing, banana boat dan papan selancar. Saya sendiri penasaran dengan snorkeling.
Pulau ini menyediakan semua keperluan wisawatan termasuk penginapan, kolam renang air tawar hingga makan dan minum yang berlimpah. Kegiatan kami sendiri diisi dengan berbagai lomba kekompakan dan demo masak dari Chef Muto, yang membuat serombotan, masakan khas Klungkung.
Kami juga berkesempatan melihat sisi lain pulau yang ditinggali penduduk. Rupanya mereka juga hidup dari rumput laut. Prof Eman sempat memberikan perhatian tentang cara menjemur rumput laut agar lebih higienies. Apakah saya jadi snorkeling? Sabar, ya. Di postingan selanjutnya, ada ceritanya.
Discovery Hotel and Resort adalah tempat kami menginap di hari kedua. Di postingan mendatang, saya akan keluarkan foto-foto cantik hotel ini, yang terletak di pinggir pantai Kuta. Dihalaman hotel ini pula, diadakan jamuan makan malam, pemberian penghargaan pemenang lomba, dan ramah tamah. Kelompok saya menempati urutan buncit. Sekali lagi maafkan saya, ya. Heheheee.....
Bonus yang saya maksud disini bukan kalap belanja di Khrisna ya, melainkan mampir di Bloem's.
Bloem's Waroeng adalah tempat asal muasal nasi jinggo. Nggak nyangka masih mendapat banyak pengetahuan berharga di saat-saat akhir kepulangan kami. Di Bloem's kami tidak hanya makan siang, tapi juga mendapat banyak tips dan pengetahuan masakan otentik Bali dari pemiliknya sendiri, pak Henry Alexi Bloem, yang juga merupakan President of Indonesian Chef Association.
Di meja kami terhidang nasi jembung gurih, be siap pecel, gurita kesune cekuh, be sapi sere tabia, be pindang bongkot, plecing kangkung, jukut meurap dan es kacang barak. Jukut meurap ini yang paling cepat habis. Tak lupa kami juga mengagumi dan menghabiskan bebek crispy-nya. Nah, supaya tidak bingung membaca nama-nama asing tersebut, baca juga postingan saya berikutnya, ya.
Setelah pie susu pesanan saya ke panitia sampai di tangan, terpaksa saya harus mendahului pamit karena pesawat akan berangkat lebih dahulu.
Set Ayam Betutu |
Banyak yang ingin saya ceritakan ke teman-teman, tapi karena terlalu panjang, saya bagi menjadi beberapa artikel, ya.
Bagian pertama ini tentang kegiatan Jelajah Gizi Bali secara umum.HARI 1: GUNUNG
Hari pertama dimulai agak siang, setelah menikmati seporsi Ayam Betutu yang nikmat, sambil menunggu teman-teman laki-laki selesai sholat Jum'at. Perjalanan dimulai.
Bali Pulina sebuah agro wisata kopi. Loh kok ke kebun kopi? Apakah kopi bergizi? Dari penjelasan Prof Eman, saya memahami bahwa perjalanan tersebut tidak untuk mengejar makanan tertentu, melainkan membedah kandungan pangan lokal, apapun itu, yang penting diproduksi masyarakat setempat dan dikonsumsi secara luas. Dari situ, kita bisa belajar mana yang baik dan mana yang kurang baik dikonsumsi.
Bagi penggemar kopi seperti saya, Bali Pulina adalah surga. :D |
Bali Pulina menanam, mengolah dan menjual sendiri produk kopinya, termasuk kopi luwak yang terkenal itu. Disana kami bisa melihat seperti apa tanaman kopi arabica dan robusta, serta tak ketinggalan si luwak. Kami juga ditunjukkan cara memproses kopi dari biji ke bubuk. Aromanya sangat menyiksa bagi penggemar kopi seperti saya. Pengin cepat-cepat mencicipi.
Apakah kopi baik untuk dikonsumsi? Nantikan penjelasannya panjang lebar di postingan selanjutnya. Heheee....
Desa Adat Penglipuran merupakan destinasi yang wajib dikunjungi di Bali. Diantara desa adat yang sudah banyak punah, Penglipuran diharapkan mampu mempertahankan tradisi suku Bali Aga yang merupakan keturunan asli Bali. Beruntung kami dipandu oleh tour guide yang tak pernah berhenti bercerita keseharian masyarakat Bali, adat istiadat dan bagaimana masyarakat Bali mengantisipasi perubahan jaman.
Desa Penglipuran yang tenteram. Kanan bawah adalah loloh cem-cem. |
Penglipuran adalah kesenyapan yang menentramkan. Jauh dari kehidupan modern tapi membuat teman-teman peserta didekat saya mengaku betah. Kami sempat mampir ke rumah nomor 21, untuk mencicipi loloh cem-cem, semacam minuman energi dari daun cem-cem. Rasanya segar jika diminum dalam keadaan dingin dan bercitarasa seperti kedondong. Kami disambut dengan sangat ramah oleh tuan rumah, sepasang suami istri yang telah 49 tahun berumah tangga. Wow, awet sekali. Apakah ini berkat loloh cem-cem? Lain hari saya akan cerita.
Paon Bali Cooking Class
Sayang, kami datang di Ubud diwaktu malam sehingga tidak bisa menyaksikan keindahan alam tempat shooting Julia Roberts di fim Eat, Pray and Love ini. Kekecewaan tersebut segera terobati dengan penampilan perdana Chef Muto alias Kungfu Chef di Jelajah Gizi Bali. Duet dengan tuan rumah yang sangat ramah, bu Puspa, Chef Muto mengajari kami memasak lawar, sate lilit dan es kuwut. Resep tersebut kemudian dilombakan dan saya kalah. Maaf ya sudah mengecewakan teman-teman supporter. Hihihiii....
Cooking class di Paon Bali yang penuh huru hara ala Kungfu Chef |
Hari pertama ditutup dengan makan malam yang lezat dan berlimpah, yang jadi makin lahap berkat kehangatan pak Wayan dan bu Puspa. Dari sana kami menuju Grand Sunti, Ubud, untuk beristirahat.
HARI 2: LAUT
Pagi sekali kami sudah diultimatum untuk segera berangkat ke pelabuhan Tanjung Benoa. Kami tidak boleh ketinggalan kapal Bali Hai Cruise II yang akan mengantar kami ke Nusa Lembongan. Pengelolaan operator wisata ini sangat rapi dan tepat waktu, sehingga diminati wisatawan dari berbagai negara.
Nusa Lembongan berjarak 1 jam lebih dari Tanjung Benoa. Meski saya sudah beberapa kali naik kapal seperti itu, bahkan pernah hingga 12 jam, tapi entah mengapa kemarin itu agak pusing juga. Untung nggak mabuk laut, sehingga tidak terlalu merepotkan, cuma diam saja jadinya. Heheheee....
Kapal berhenti disebuah ponton besar, lalu kami berpindah ke kapal cepat yang lebih kecil. Mungkin ini agar kapal tidak kandas di perairan dangkal, serta tidak mengganggu aktivitas wisatawan. Belum sampai di darat saya sudah takjub melihat wisatawan yang terlihat gembira dan bersemangat mondar-mandir menggunakan parasailing, banana boat dan papan selancar. Saya sendiri penasaran dengan snorkeling.
Nusa Lembongan yang indah dan berair sejuk meski udara panas. Kemarin kurang lama, pengin balik lagi. :D |
Pulau ini menyediakan semua keperluan wisawatan termasuk penginapan, kolam renang air tawar hingga makan dan minum yang berlimpah. Kegiatan kami sendiri diisi dengan berbagai lomba kekompakan dan demo masak dari Chef Muto, yang membuat serombotan, masakan khas Klungkung.
Kami juga berkesempatan melihat sisi lain pulau yang ditinggali penduduk. Rupanya mereka juga hidup dari rumput laut. Prof Eman sempat memberikan perhatian tentang cara menjemur rumput laut agar lebih higienies. Apakah saya jadi snorkeling? Sabar, ya. Di postingan selanjutnya, ada ceritanya.
Discovery Hotel and Resort adalah tempat kami menginap di hari kedua. Di postingan mendatang, saya akan keluarkan foto-foto cantik hotel ini, yang terletak di pinggir pantai Kuta. Dihalaman hotel ini pula, diadakan jamuan makan malam, pemberian penghargaan pemenang lomba, dan ramah tamah. Kelompok saya menempati urutan buncit. Sekali lagi maafkan saya, ya. Heheheee.....
Discovery Hotel and Resort yang memiliki fasilitas lengkap bagi yang ingin berlibur dengan suasana tenang tapi tak ingin terlalu jauh dari keriuhan kota. |
Dalam sambutannya, pak Arif mengungkapkan berbagai harapan, dari anak-anak Indonesia yang lebih sehat, hingga makin banyaknya postingan-postingan yang baik tentang pangan Indonesia. Saya yakin teman-teman setuju dan mendukung harapan pak Arif tersebut.HARI 3:BONUS
Bonus yang saya maksud disini bukan kalap belanja di Khrisna ya, melainkan mampir di Bloem's.
Bloem's Waroeng adalah tempat asal muasal nasi jinggo. Nggak nyangka masih mendapat banyak pengetahuan berharga di saat-saat akhir kepulangan kami. Di Bloem's kami tidak hanya makan siang, tapi juga mendapat banyak tips dan pengetahuan masakan otentik Bali dari pemiliknya sendiri, pak Henry Alexi Bloem, yang juga merupakan President of Indonesian Chef Association.
Chef Muto dan Chef Bloem takjub melihat ibu-ibu merangsek kedepan berebut melihat dan membaui bumbu rahasia Bloem's. :D |
Setelah pie susu pesanan saya ke panitia sampai di tangan, terpaksa saya harus mendahului pamit karena pesawat akan berangkat lebih dahulu.
21 Comments
Ya allah mba.. ayam betutu itu sambelnya bikin neguk liur..
ReplyDeleteitu piring seng beneran atau hanya mirip mbak..? teko dan cangkirnya juga...khas delapanpuluhan... :)
ReplyDeletebebek crispynya nampak enak sekali :D
ReplyDeletejadi pengen bebek
wow seru banget ya mak Lus, ditunggu postingan selanjutnya :D
ReplyDeleteMbaakkk,, serunya bisa ikutan acara ini..
ReplyDeletekalo makanan bali aku suka ayam betutu yang kuah,, lezatnya luar biasa, kalo makanan laut aku pernah di jimbaran meski mahalnya juga luar biasa haha
Asyiiknya jalan-jalan ke Bali, Mbak. :)
ReplyDeleteBtw, aku belum klik "read more" udah ketawa ngakak gara-gara foto tongsis dan statement pendukungnya ituh :lol:
Oya, seumur-umur belum pernah nyicip loh com-cem.. Itu dari daun apa? Camcao-kah? Kok hijaunya beda ya? *kepo
waah... kopiii... pengen banget. Senangya bisa jalan2 ke Bali :)
ReplyDeleteWaah asyik sekali ya mbak Lusi bisa menjelajah gizi sampai ke Bali.Senangnyaaa....
ReplyDeleteAkkkk asikk banget perjalanannya mak! ditunggu sesi berikutnya... ;) tempat kopi itu pernah kami datangi juga, dan rasanya pengen borong aja kopi disitu hahahha teteup ya ayam betutu sebagai pembuka perjalanan :D
ReplyDeletemakanan semua...itu desa penglipuran bersih sekali ya Mbak
ReplyDeletekeceeee dah nimbang belum mbak..nambah berapa kilo xD
ReplyDeletewahhh mbak Lusiiii, asiknya mbakkk, tulisan bakmi jawa mu emang oke punya kok mbak, selamat ya mbak, seru banget nih bisa jelajah gizi
ReplyDeleteWahhh seruu banget, pulang dr acara ini timbangan badan naik berapa kg ? xixiixi
ReplyDeleteWah keren tulisannya
ReplyDeleteSenang banget dapat kesempatan jalan-jalan ke Bali bersama Jelajah Gizi..selain bisa kaya nutrisi dan pengetahuan, juga jadi kaya pengalaman :).. Salam kompak sesama grup Kecak ! :)
ReplyDeletedesanya ayem pisan ya mbaaa, rejeki emak sholehah bisa halan2 seruuu....
ReplyDeleteKomplit bener jelajahnya, dari gunung sampe laut. Serunya mbak, senang ya bisa terpilih :D
ReplyDeleteseneeeengnyaaa mbaaa...kebayaang seruuu iih...itu kungfu chef jadi inget kungfu panda hihihii
ReplyDeleteseneng sekali ya..pasti bisa incip2 kopinya tuh....
ReplyDeleteItu makanan yakkk, terutma sambel2 ituh, bikin lidah...sesuatu ^_^
ReplyDeletekangen vanila kopinya, ternyata kopi enak ya kalau ada rasa-rasanya gitu
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji