Pameran apa itu kok bisa dikeliling hanya dalam satu menit?
Belakangan saya memang tidak ikut pameran lagi bersama Ladaka Handicraft. Rencana tentu ada dong, tapi tidak dalam waktu dekat karena ada usaha kecil bidang lain yang sedang saya rintis. Apalagi sudah pernah menerbitkan buku Berani Ikut Pameran, masa nggak dipraktekkan sendiri. Ya kan?
Namun demikian, saya tetap senang datang ke pameran-pameran. Bagaimanapun saya sangat menyukai suasananya yang dinamis. Di pameran itu saya selalu sempatkan melihat semua stan. Kadang saya membeli, kadang dapat kenalan. Yang pasti saya berusaha untuk menuliskannya di blog ini, mungkin bisa membantu memberikan ide pada teman-teman yang tertarik untuk memulai usaha atau pengin ikut pameran.
Sebelum saya datang ke pameran, yang pertama kali saya lihat adalah temanya karena tema tersebut akan menggambarkan peserta pamerannya.
Misalnya bertema hijab, saya bayangkan didalamnya akan ada banyak stan jilbab. Perlu diketahui, saya belum pernah datang ke pameran yang 100% stannya sesuai tema. Pasti ada sekian persen yang dihubung-hubungkan dengan tema (meskipun tidak nyambung), untuk mengakomodasi kurangnya penyewa stan dengan tema yang sama agar biaya operasional tertutup dan untuk memenuhi fasilitas bagi pengunjung (biasanya stan makanan dan minuman).
Dengan melihat temanya, saya mengharapkan tidak salah datang dan bisa menikmatinya. Tema pameran yang saya sukai adalah kerajinan dan kuliner. Saya tidak pernah datang ke pameran fashion karena ukuran tubuh saya spesial, jadi saya selalu pergi ke toko dimana saya bisa mencoba bajunya di kamas pas. Saya juga tidak mungkin datang ke indie anak-anak muda karena sudah beda segmen.
Begitulah yang saya lakukan kemarin. Datang ke sebuah pameran setelah mengamati temanya sejak seminggu lalu. Pameran ini sudah saya incar untuk saya datangi karena temanya seru (tidak saya sebutkan agar tidak bermasalah dengan penyelenggaranya). Meski temanya seru, sebenarnya saya sempat membatin. Gedung tersebut tidak cukup luas dibandingkan dengan jumlah stan yang tertera dalam brosur. Saya yakin itu mustahil.
Tapi karena penasaran dengan temanya, maka saya rencanakan datang juga. Apalagi tiap hari saya ada urusan di sekitar gedung tersebut, jadi sekalian parkirnya saja. Saking niatnya, saya datang di hari pertama dan ketika barusaja dibuka. Bahkan belum semua stan tertata rapi.
Di halaman depan saya mencoba menerima bahwa stan makanan dan minuman tidak mencerminkan temanya. Susah juga kalau tidak ada stan-stan tersebut. Pengunjung yang kehausan akan kesulitan karena tidak ada supermarket disekitarnya. Namun, kalau mau, sebenarnya bisa saja stan kuliner dibuat setema, seperti pameran Korea yang pernah saya datangi. Dalam pameran tersebut, hanya ada satu stan kopi yang tidak setema. Selebihnya menampilkan stan makanan dan minuman khas Korea.
Ya sudahlah, makanan ini, pikir saya. Di lobi gedung tidak ada tulisan apapun tentang apa dan bagaimana pameran ini. Hanya ada spot foto kecil disudut yang mencerminkan temanya. Barulah ketika masuk gedung ada banner besar didekat panggung.
Lalu yang terpenting adalah peserta pamerannya. Stan pertama membuat dahi saya berkerut. Stan kedua dan seterusnya membuat kening saya makin berkerut. Dari seluruh stan yang ada, jumlahnya tidak sampai 50% seperti yang diiklankan. Yang lebih mengecewakan lagi, hanya ada dua stan yang temanya sama, sedangkan selebihnya stan umum berupa baju, tas, sepatuh kerudung dan sebagainya. Itupun baju-baju anak kuliahan yang diluar segmen saya.
Jadi, saya ngapain? Ya keliling saja satu putaran, lalu keluar.
Jadi, saya ngapain? Ya keliling saja satu putaran, lalu keluar.
Hikmah yang bisa diambil disini adalah
- Ada EO yang tidak konsisten dengan tema yang ditawarkannya, jadi lain kali harus dilihat benar-benar brosurnya masuk akal atau tidak. Salah saya juga kan, sudah curiga tapi tetap datang. Memang kadang tema hanya untuk menarik pengunjung datang, sementara didalam area dipenuhi pemilik usaha apapun juga asal bisa menghabiskan seluruh kuota.
- Hikmah yang sama juga harus diambil terutama jika kita berkeinginan untuk ikut sebagai peserta. Jika pengunjung kecewa pada pandangan pertama, akan merugikan dagangan kita. Secara umum nilai pameran itu sudah turun dimata pengunjung sehingga pengunjung bisa saja malas untuk melihat lebih detil lagi produk peserta pameran.
- Seberapa bagusnya produk peserta, jika tidak sesuai tema, akan membuat pengunjung kecewa karena pengunjung memiliki ekspektasi seperti yang tertera di brosur.
- Jika ingin ikut pameran sebagai peserta, tanyalah siapa partisipan lain yang sudah mendaftar. Jika tidak kenal nama peserta tersebut, googling saja untuk mengetahui seberapa besar usahanya dan di bidang apa. Dari situ kita bisa memperkirakan akan seheboh apa pamerannya. Jika tidak sesuai dengan tema, kita bisa menanyakan mengapa mereka bisa ikut dan berapa persen yang diperuntukkan usaha dengan tema sama. Hasil penelusuran ini bisa untuk memberi gambaran akan seperti apa tampilan pamerannya.
Yah pokoknya dalam bidang apapun kita harus berhati-hati.
19 Comments
iya mbak..sering malah ada stand yang jualan-jualan melenceng banget dari tema. yang kayak gitu bikin kesan si pameran ngga profesional.
ReplyDeletesaya jarang dtang ke pameran soalnya pasti harus sedia uang utk beli2..beda dngan dulu saat anak masih 1 maish suka ke pameran buku :)
ReplyDeleteAku pernah dateng ke acara pameran kebudayaan jepang, tapi standnya ada yang jualan tas eropa. Ada lapak2 kayak pasar malam juga...jadi aneh, itu pasar malam apa pameran hehe...padahal, dalam bayanganku, aku bakal nemuin stand2 baju ala jepang gitu :)
ReplyDeletePameran sekarang tujuannya cuma jualan makanan dan minuman. Jarang sekali yang mengena.
ReplyDeleteSendainya kuliner juga tampak asal-asalan tanpa mewakili produk mana. Seandainya maju paling dianya beli ditoko mana bukan hasil karya sendiri.
Sebenarnya lebih cocok disebut pasar malam daripada pameran.
kecewa berat atuh mbak itu mah, gak sesuai tema pamerannya,, ckckck kok bisa gitu..
ReplyDeleteTerkadang promosi pameran beda dengan produks yang di tawarkan ya mbak, tapi biasanya ajang pameran itu mana produks yang paling laris dan mendominasi nah itulah yang dijadikan tema atau promosi
ReplyDeletesenang banget datang ke pameran terutama buku dan kerajinan hehe walau kadang kecewa ya ngga sesuai tema atau sedikit pesertanya jadi kurang meriah
ReplyDeleteAku pernah dateng ke pameran yang satu tema. Di HijabFest Surabaya setaun lalu. Semua stan senada menjual aneka pernak-pernik fashion. Yang jual makanan gak ada. :D
ReplyDeleteKalo saya paling suka kalo ada pameran buku. Kalo udah dateng pasti selalu lupa waktu dan lupa budget :D
ReplyDeleteMakasih udah share :D
seringkali ketemu pameran sih begitu mak, gado2, gk sesuai tema..
ReplyDeletekalau kayak gt mah, aku jg akn brbwt hal yg sm mak lus, muter sekali doank, langsung cus pulang
bener, mak. aku pernah liat pameran di surabaya, ada owner stand yang judes, akhirnya jadi ga berani liat barang dagangannya, padahal penasaran :D
ReplyDeleteKalau pas ikut pesta wirausaha mataram tempo hari malah ada salah satu pembicara yang bilang pengalaman produknya mulai dikenal masyarakat. Itu karena setiap kali ikut pameran, si pembicara ini selalu gak sesuai tema :D
ReplyDeletePameran properti, dia malah jualan pakaian. Dan masih banyak contoh lainnya..
Yang mana emang standnya dia yang jadi rame. Soalnya kan pengunjung bosan juga kalau ketemu itu lagi itu lagi...hehehe
Di jepara klo ada pameran buku, hijab, baju dll jg ikut. Biar rame. Maklum kota kecil sih. Jd tema gak dipikirin
ReplyDeleteaku jarang dateng pameran soale biasanya stand baju pernak pernik banyaaakk
ReplyDeletekecuali yang bener2 ada temanya..kayak anak pasti anak..walau kebanyakan baju2 juga -___-
Biasanya yang sering kulihat sih, campur-campur gitu pamerannya. Memang paling enak itu kalo satu tema ya, misalnya pameran buku saja atau pameran tas. Jadi mestinya sudah jelas sih tujuannya datang, kalo tidak sesuai harapan bakal kecewa.
ReplyDeleteAku ke pameran biasanya kalo lokasinya deket aja. Kalo sampe bela2in dateng, ke JEC misalnya, eh tyt pamerannya gak sesuai tema. Aduh, pasti kiciwa bingits..mana kdg masuk pameran bayar lagi. Haduh.
ReplyDeleteSayangnya pameran besar di Jakarta lokasinya jauh dari rumah. Jadi mikir panjang kalau mau ke sana..
ReplyDeletePaling-paling ke pameran buku yang isinya memang buku, selalu sesuai sama tema. Jadi ggak kecewa :)
aku datang pameran paling kalau pas gak sengaja aja mbak
ReplyDeleteSetuju, Mom.
ReplyDeleteKe pameran itu harus punya rekam jejak EOnya.
Kalau tidak, yang ada cuma kuliner dan jual fashion doang.
Btw, judul artikelnya, sungguk menggelitik.
Bikin orang ingin mencabik-cabik
Hahaha...
Nice job!
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji