Hari ini saya belajar, no matter how weird you are, love will find you.
Malam ini sayang sekali kalau dilewatkan tanpa catatan tentang cinta. Meski sudah menyiapkan postingan lain yang sudah telanjur di woro-woro dan ditunggu, tapi postingan ini lebih penting. Ceritanya hari ini kami menerima tamu, sebuah keluarga yang menyenangkan dari Perancis. Sebelumnya maaf, saya tidak bisa memajang foto-fotonya karena belum minta ijin. Keluarga tersebut jauh-jauh datang setelah menempuh 14 jam penerbangan untuk meminang keponakan.
Meski si pengantin laki-laki mualaf tak lama setelah teroris menembaki Paris, niat keluarga tersebut tak surut untuk datang dan menyaksikan bersama pernikahan mereka. Kami lega karena pada akhirnya kami menjadi keluarga besar, karena ternyata kehangatan dan sopan santun mereka tak beda jauh dengan kita. Kami kira mereka akan secuek seperti yang digambarkan film-film Hollywood. Eh, tapi itu kan Amerika, ya?
Lalu secantik apakah keponakan saya itu sehingga mendapat perlakuan sedemikan istimewa dari bule ganteng dan keluarganya?
Keponakan saya ini manis seperti saya, heheee... tapi tidak putih mulus seperti artis-artis dan tidak pula gelap eksotik, melainkan sawo matang biasa saja. Tapi dia jenius dan pernah mendapat penghargaan dari pemerintah. Selain wajah dan kulit yang biasa-biasa saja, dia punya kekurangan mencolok berupa suka semaunya sendiri.
Orang lain mungkin menganggapnya aneh, tapi sebenarnya dia telah berjuang dalam waktu yang sangat lama untuk seperti sekarang. Sewaktu remaja, dia adalah gadis gendut dengan wajah yang nyaris tidak kelihatan karena terus-menerus menunduk. Orang-orang memanggilnya "mbak ndut".
Jaman sekarang mungkin itu sudah masuk kategori bullying, tapi waktu itu kami hanya tahu bahwa dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Kami mengira bahwa persoalan kepribadiannya itu berasal dari dirinya sendiri. Prestasi sekolahnya tentusaja menjadi tidak istimewa dan kami cukup bersyukur karena dia tetap mau sekolah. Kami mengantarkannya bolak balik ke psikolog kenalan untuk minta nasehat, bahkan dirujuk ke dokter agak mendapat penanganan lebih lanjut.
Penyelamat itu bernama kuliah.
Di bangku kuliah-lah dia mulai bersinar. Dia tidak lagi terikat dengan orang yang sama terus-menerus dalam satu ruangan selama ratusan hari. Di bangku kuliah dia tidak wajib cocok dengan siapapun. Apalagi jurusan yang diambilnya lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Laki-laki jarang membahas persoalan-persoalan emosional sehingga tidak mengganggu konsentrasinya. Memang masih tersisa kondisi dahulu yang muncul ketika harus bekerja dengan tim. Dia menjadi orang yang sulit diajak bekerjasama dan berkeras agar orang mengikuti apa yang diyakininya.
Kenyataan bahwa dia tetaplah aneh tak lagi menjadi masalah karena yang penting itu adalah aneh yang percaya diri, aneh yang berprestasi. Tak ada manusia yang sempurna, bukan? Melihat sikapnya terhadap teman-temannya, kami sungguh tak menyangka jodohnya cukup cepat. Sudah ganteng, lulusan S2 pula. Sempat ada pertanyaan mengapa jodohnya kok datang dari tempat yang jauh sekali. Tapi saya segera menimpali, "Malah bagus dapat bule. Kalau dapat orang lokal, kasihan cowoknya karena dia tidak pandai basa-basi dan semauanya sendiri. Bule lebih toleran."
Tahukah apa yang ajaib dari cinta itu? Dia mengubah seorang yang semau sendiri menjadi orang yang jauh lebih menyenangkan dan terbuka. Tiba-tiba kami bisa melihat apa yang dilihat si pengantin pria dari keponakan kami. Mengapa kami tidak bisa melihatnya selama ini? Kami yakin itu pula yang dilihat keluarga besan sehingga mereka begitu menyayangi keponakan kami.
So you girls, and probably boys too, jika kalian merasa tidak bisa masuk kedalam suatu lingkungan sosial, satu hal yang harus kalian ingat, bertahanlah!
Jangan berkecil hati, jangan mundur. Mungkin sehari duduk didalam kelas terasa lama, tapi itu akan berlalu. Kemudian jadi sebulan, setahun dan seterusnya. Tahu-tahu kalian bisa melewatinya.
Jika kalian diberi nama panggilan yang kalian benci, katakan pada orang tersebut bahwa kamu tidak suka. Mungkin saja orang tersebut tambah tak suka dan tambah keras memanggilmu, tapi yang penting kamu sudah mengatakannya. Persoalanmu sudah selesai dan orang tersebut yang belum. Itu bukan urusanmu lagi. Abaikan sampai suaranya habis, sampai dia memanggil namamu lagi.
Jika kalian dibully, jangan takut atau malu bercerita pada guru atau orangtuamu. Tidak ada yang salah denganmu, meski tubuhmu besar, meski kamu tidak tinggi, meski kamu tak memahami penjelasan gurumu, bahkan meski kamu pendiam dan pemalu. Itu hanya merupakan kekurangan-kekurangan yang ada di semua manusia dan kamu bisa memperbaikinya.
Namun, yang paling ampuh membungkam itu semua adalah prestasi. Menggilalah dalam prestasi. Jika prestasimu meroket, seberapapun anehnya kamu, orang tidak akan peduli dengan keanehan itu meski mungkin mereka tetap membicarakannya dibelakangmu. Well, hidup memang tak sempurna, bukan? Tapi setidaknya hidup akan mendekati sempurna jika kita menemukan cinta. Hanya orang yang mencintaimulah yang bisa melihat keanehan dalam dirimu sebagai sesuatu yang unik dan lucu.
12 Comments
Uh,saya termasuk yang ngga toleran dengan bully, secara pernah merasakan gimana dibully pas remaja dulu. Dan ya, lebih baik mencari orang yang tepat untuk meluapkan kejengkelan saat dibully. Itu lebih aman
ReplyDeleteSelamat berbahagia utk kelg besar Mak Lus. Bully memang patut ditumpas dgn prestasi. *halah. Keren ponakannya. Selamat ya, Mba.
ReplyDeleteBetul ekali Mba.. Ketika kita merasa berbeda, dan perbedaan itu membuat kira dibully..maka tunjukkan pada mereka bahwa ada yang bisa kita tunjukkan pada mereka..bahwa kita lebih dari mereka.. Dan kelebihan kita itu tentunya harus menonjol dari orang yang membully kita.. Prestasi adalah solusinya..
ReplyDeleteMenarik sekali mba ceritanya.. Bisa jadi novel kayaknya hehe menginspirasi deh..
ReplyDeletebanyak orang yang berprestasi tapi dulunya dia diremehkan atau dibully, tinggal tunggu aja prestasi bersinar maka orang2 yang dulunya meremehkan akan terdiam
ReplyDeletemembaca gambaran sifat ponakan jenengan, kenapa aku ingat anakku yo, mbak. Mirip banget. Oke, bookmark, catet di buku, suatu hari bila anakku remaja, ku sodorkan tulisan jenengan. Matur nuwun sanget nggih. BTW, ini mana tulisan aneka generasi tu ...?
ReplyDeleteApakah korban bully bisa bangkit sendiri atau harus dibantu ya mbak Lusi? Mungkin kuncinya disini peran orang tua ya yang harus jeli melihat kondisi anaknya, karena banyak juga korban bully yang tidak berprestasi. Akan selalu minder dan menyimpan dendam.
ReplyDeleteSemoga para korban bully bisa membaca tulisan ini supaya bisa bangkit kembali :)
Semakin di underestimate, makin semangat yaa, keren. Betul deh mba, prestasi berbicara
ReplyDeleteHmm jodoh itu memang datang secara tak terduga ya mba. Bahagia untuk keponakannya, mba. Dengan adanya prestasi, biasanya lebih percaya diri :)
ReplyDeletesemua sudah ada yang mengatur ya mak..saya pun yakin dan percaya :). Yakin akan rencana dan skenario terbaik dari-Nya
ReplyDeleteTiap orang memang punya kelebihan yang kadang tidak terlihat oleh orang lain. Mungkin bisa diibaratkan seperti berlian yang terbenam di lumpur. Satu saat, berlian itu akan bersinar terang. Selamat berbahagia ya buat keluarga besar mak Lusi :)
ReplyDeletewah Sephora oleh-olehnyay ambak hehhe gagal fokus. Bakal ada pernikahan dong sebentr lagi
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji