Book addict is the new sexy karenanya taruh satu buku didalam tas, yuk!
Teman-teman boleh saja tidak percaya pada saya, tapi percaya kan dengan foto dibawah ini?
Orang ganteng itu kalau kemana-mana pegang buku seperti George Clooney. Source: www.sheknows.com |
Di masa muda saya dulu, ketika masih bekerja dan bolak-balik diutus boss ke Singapura, saya terpesona dengan kebiasaan masyarakat sana yang membaca buku dimanapun berada. Waktu itu sebagai staff biasa yang suka mengumpulkan sisa sangu Sin dollar untuk menyambung hidup, kemana-mana saya selalu naik transportasi umum, yaitu MRT (Mass Rapid Transportation) dan bus SBS Transit untuk mengirit. Karena saya disana untuk bekerja, maka saya bisa melihat kehidupan sehari-hari masyarakatnya dengan lebih baik dibandingkan jika ketika berwisata.
Mass Book Addict
Sebagai negara maju yang dikelilingi negara berkembang, ada yang menonjol dari kebiasaan masyarakatnya, yaitu gemar membaca. Mereka tampak memegang buku dimana-mana, terutama ketika antri bus atau menunggu kereta. Bahkan ketika kendaraan berjalan, mereka menghabiskan waktu untuk membaca. Begitu pula ketika antri taksi. Disana tidak boleh sembarangan mencegat taksi, melainkan ada haltenya dan harus antri.
Setelah keluar dari pekerjaan, saya hanya beberapa kali kesana untuk wisata dan setelah itu lama tidak ke Singapura lagi. Entah bagaimana perkembangannya kini setelah mobile gadget menjadi bagian hidup masyarakat modern dunia. Namun pengalaman tersebut membuat saya teracuni untuk memanfaatkan waktu dengan membaca. Jaman itu cukup aneh kalau ibu-ibu, apalagi ibu muda cantik belia, mengeluarkan buku dari handbag-nya untuk menghabiskan waktu. Apalagi sekarang, dimana para mamah muda terbiasa meraih gadget dari dalam tasnya jika ada waktu luang.
I Was Addicted To Books
Racun ketika sering ke Singapura itulah yang membuat saya selalu ke toko buku dulu daripada ke supermarket di hari gajian. Saya pastikan ada stok buku untuk sebulan. Saya menyukai novel tebal dengan bahasa yang berat, asal bukan tentang action dan horor. Ini berbeda dengan jaman saya masih sekolah yang suka buku-buku sejarah. Semua buku karya penulis terkenal dari karya populer hingga sastra saya lahap. Favorit saya adalah Amy Tan karena dia perempuan dan sedikit banyak punya cara pandang yang sama dengan saya dalam memandang cinta. Satu novel biasanya selesai dalam satu minggu jika tidak banyak pekerjaan.
Semboyan saya waktu itu adalah satu buku didalam tas.
Dengan demikian, saya tidak meluangkan waktu khusus untuk membaca karena itu nyaris tidak mungkin. Dirumah, saya sudah disibukkan urusan anak-anak. Kalaupun memegang buku, yang saya pegang adalah buku dongeng atau buku pelajaran sekolah. Dengan satu buku didalam tas, saya akan meraih buku tersebut jika sedang bengong dimanapun, misalnya menunggu pesanan di restoran, menunggu janjian ketemu orang, menunggu di dokter, bahkan sambil berdiri di antrian kasir. Kadang saya hanya berhasil membaca satu atau dua halaman, lalu buku harus masuk tas lagi. Meski terlihat aneh, tapi saya merasa sangat keren.
Book To Gadget
Sekarang, saya mungkin sama dengan orang-orang masakini yang didalam tasnya selalu ada gadget tapi belum tentu ada buku. Yah mau bilang apa, saya sudah berubah, tapi berubah ke manusia instan yang nggak mau repot-repot konsentrasi untuk membaca. Dengan gadget saya bisa tahu lebih banyak daripada membaca buku. Tapi kemudian saya berpikir, memang benar saya tahu lebih banyak tapi apakah juga tahu lebih dalam? Pada saat itu saya merasa sangat dangkal.
Meski tidak kerja kantoran lagi dan tidak memastikan didalam tas ada buku lagi, bukan berarti budget buku serumah berkurang, tapi justru bertambah banyak. Anak-anak suka membaca dan bacaan mereka tebal-tebal, kebanyakan novel petualangan. Mereka membeli semua petualang Harry Potter, Percy Jackson, Sherlock Holmes yang super tebal dan sebagainya. Buku-buku diletakkan di mobil karena mereka saya antar jemput kemanapun pergi. Jika ada waktu luang di mobil, mereka membaca, tidak buka gadget seperti ibunya. Alhamdulillah.
Karena setelah keluar dari pekerjaan saya berpikiran tak akan banyak keluar rumah, maka saya tak lagi meletakkan buku didalam tas. Awalnya saya tetap membeli buku untuk dibaca dirumah, ikut komunitas buku, ikut menulis buku antologi, bahkan bisa menghasilkan buku solo. Tapi kemudian kegiatan online saya mendominasi, baik sebagai blogger maupun sebagai pemilik usaha. Buku yang saya beli tergeletak begitu saja di meja. Saya pernah memenangkan sebuah lomba yang berhadiah 10 buku tapi tak satupun selesai saya baca.
Saya pernah berdalih bahwa gadget bisa dipakai untuk membaca buku yang bisa didownload juga. Tapi perkembangannya, e-book yang layak baca belum banyak. Buku-buku konvensional juga belum seluruhnya di-digital-kan sekalipun sudah best seller luar biasa. Membeli buku digital secara online sebenarnya mudah tapi masih ragu akibat maraknya kejahatan perbankan online.
Am I Sexy?
I'm not feeling so sexy right now. Saya nyaris tak pernah pegang buku dan tak lagi terlibat dalam proyek buku manapun. Apa yang terjadi? Sejujurnya, saya tak tahu. Mungkin karena saya sudah sedemikian terbuai dengan materi dan kehidupan digital. Bayangkan, untuk menghasilkan artikel lomba yang berhadiah jalan-jalan mewah, naik pesawat kelas bisnis, tidur di hotel berbintang 5 dan uang, saya tidak perlu membuka buku apapun, cukup dengan googling.
Namun apa akibatnya? Benar, saya tahu jauh lebih banyak tapi tak ada yang benar-benar mendalam. Kalau saya punya pengetahuan yang cukup dalam, pasti saya berani dong bikin buku lagi, terus ngetuk pintu Stiletto Book buat diterbitkan. Dan berani itu sexy.
Book Addict is The New Sexy yang menjadi tema campaign Stiletto Book, sebuah Penerbit Buku Perempuan, seolah menjadi momentum bagi saya untuk kembali menjalankan "satu buku didalam tas". Ternyata, meski tidak bekerja kantoran, saya tetap tiap hari keluar rumah dalam waktu yang cukup lama. Apakah saya akan menghidupkan blog buku lagi?
Well, sepertinya itu masih dalam pertimbangan karena bagi saya yang penting adalah membaca bukan mengumpulkan bacaan.
Saya pikir sudah masanya membabat separuh waktu saya membuka gadget dan mengalokasikannya untuk membaca buku lagi. Mungkin jika di masa depan buku digital sudah mudah diakses, barulah saya bisa beralasan membuka gadget untuk membaca. Untuk saat ini, lebih masuk akal jika saya kembali memasukkan satu buku didalam tas.
Bagaimana dengan teman-teman? Bolehkah saya lihat apakah ada buku didalam tasmu?
35 Comments
Dari jaman kuliah sampai sekarang, selalu ada buku bacaan di tasku, karena aku kalau bepergiaan dan naik transportasi umum/massal nggak bisa mainan gadget, kecuali ada temannya :D
ReplyDeleteAlmarhum Bapakku bilang, minimal satu minggu baca satu buku, karena itu akan membuat otak kita selalu bernas.
Tapi sekarang nunduk memandang layar gadget terus kan? *ditabok
Deleteayooo semangat baca buku lagi mbak lus...
ReplyDeletedlu aku jg gt mak, sjk si ken nongol udh jarang banget baca buku, suka gk konsen soalnya. skrg aku lbh milih baca blognya tmn2 aja wes. kalau ada ilmu yg aku dpt dr baa blog tmn2, ya alhamdulillah, kalau nggak yaaa itung2 numpang ngeksisin blog aku hehe *tetep
Insya Allah supaya nggak menurun kecerdasan sesuai usia
Deletesama aku juga selalu aad buku dalam tasku, untuk dibaca saata ntri atau menunggu dan buku karyaku kalau2 ada yang berminat membeli
ReplyDeleteEh sudah bikin buku? Meluncur ke blognya ah
DeleteAku juga kalo pas kemana2 bawa buku dalam tas.. Trus kalo pas jalan2 ke suatu toko pasti nyari Gramed, tujuannya mau beli buku di sana sebagai kenang2an dan oleh2 dan diberi tandatangan serta tanggal.. pertanda kita pernah ke kota tsb...
ReplyDeleteWah ide keren, belum pernah terpikir buku sbg penanda & kenang2an
DeleteKalau bepergian jauh, aku selalu bawa 1 buku di tas Mak. Sekarang sih meski sudah simpan link2 bacaan asyik / offline Yutub, tetep bawa buku ben ndak mati gaya
ReplyDeleteTapi kalau didalam mobil aku pusing jeh
Deletesaya nggak bisa kalau baca dari e-book. gak fokus. Baru baca bentar, ntar online sosmed. baca, online lagi. Terus feelnya beda aja kalau baca buku dan e-book. Lebih menghayati, baca buku langsung. Saya termasuk book adict, terus am i sexy? hehehe *nyengir*
ReplyDeleteNaaaa itu masalahku wkwkwk
Deletedulu bisa sampai 3 buku, sekarang isinya popok ama baju si kecil. Lain :D|
ReplyDeleteSukses untuk lombanya ya
Semua ada masanya ya :)
DeleteToss mbak. Selalu ada buku dalam tasku dan selalu ada budget untuk belanja buku setiap bulannya. Cant live without them
ReplyDeleteHaduh aku harus mencontoh dirimu :)
Deletesetahun lalu karena kerjanya masih jauh.., naik angkutan umum, ada satu buku dalam tas...(baca HarPot di bis)
ReplyDeleteeh..sekarang kerjaan dekat, lebih efekftif bawa kendaraan jadi nggak bawa buku lagi..
Hwaaa padahal Harpot tebel loh kalau masuk tas
Deletedulu pas jaman kuliah sama kerja selalu bawa buku di tas,sekarang udah nggak lagi..paling bawa buku note aja hehe
ReplyDeleteBawa2 diapers juga kan?
DeleteNah ini, dulu targetnya juga seminggu kelar 1 buku. Tapi makin kesini jadi 1 buku sebulan, heheh. Semoga pendapatan makin oke untuk balas dendam beli buku yang banyak, biar leher ke atas bisa diberi asupan berkualitas, hehe.
ReplyDeleteAamiin
Deletekalo buku sih masih ada dalam tas karna masih pelajar.
ReplyDeleteooo hmmm hai :)
DeleteKalau saya tergantung tasnya Mak Lusi, kalau pakai tas yang cukup besar, ada buku di dalamnya. Gadget gak asik buat baca banyak, walau e-book. Lagian sinyal sering gak bersahabat.
ReplyDeleteBisa didownload dulu sebenere
DeleteSaya hampir tidak pernah beli buku mbak Lusi, tapi suka pinjam buku teman atau di perpustakaan. Jadi ngga ada koleksi buku sama sekali :(
ReplyDeletePengarang favorit saya Shidney Sheldon. Keren dia :)
Yang penting suka baca. Itu aku udah baca semua heheee
Deleteboleh..boleh nanti aku kasih lihat ya mbak
ReplyDeleteAKu tunggu ya
DeleteAku juga lama nggak baca buku mbak.. Aduh bener, malah sekarang teracuni WA grup itu...ngrumpi di dunia maya...
ReplyDeleteAsal gak nggosip ya :))
Deleteyou are indeed...aku ke mana-mana selalu bawa bukuuu mba. Sekarang enak ada kindle dan sejenisnya...lebih praktis
ReplyDeleteBaru-baru ini mulai bisa baca buku lagiii hihii, mewah mba klo ibu rt bisa baca buku selain dongeng dan pelajaran anak2..
ReplyDeleteYasalaam itu foto pembukanyaa... aaakkk :D hihiihhi
ReplyDeleteSaya suka bawa buku ke mana-mana, tapi sejak ada baby gantian pampers di dalam tas >.< tapi kalo traveling teteup harus ada buku di dalam tas. Lagi punya baby gini agak susah baca buku di jalan.
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji