Apa sih yang harus dilakukan jika tempat usaha anda didatangi blogger?
Kasih goodie bag? Hahahaaa nggak harus dong, tapi kalau ada tentu saja dengan ceria kami terima. Karena sebenarnya banyak yang bisa dilakukan dan dimanfaatkan dari sekedar ramah-tamah dan introduksi.
Yang selalu luput dari perhatian adalah kedatangan blogger atas inisiatif sendiri, misalnya food blogger yang datang ke restoran anda untuk makan bersama keluarga tapi sekalian foto-foto untuk update blog. Sering sekali hal ini disikapi dengan adem saja oleh pengelola restoran. Belum lagi pelayan yang melirik-lirik gimana gitu.
Di jaman orang mengejar viral begini, ayo kita ubah mind set menjadi lebih terbuka dan jauh lebih ramah.
Banyak banget keuntungannya lo.
Ada 3 jalan blogger bisa berhubungan dengan pemilik usaha:
- Inisiatif mandiri. Contohnya seperti blogger yang datang ke restoran bersama keluarganya tadi.
- Undangan. Banyak pemilik usaha yang sudah memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya men-viral-kan brand miliknya dengan berbagai cara, antara lain dengan mengundang blogger untuk mereview atau endorse produk mereka. Paket lengkap blogging dan sosial media merupakan daya tarik peran blogger bagi pemasaran.
- Aplikasi. Blogger mengirimkan aplikasi atau lamaran atau tawaran kepada pemilik usaha untuk me-review atau endorse produknya. Banyak pemilik usaha yang belum tahu bahwa cara berpromosi seperti ini ada, maka sebagian blogger melakukan jemput bola.
Ketika blogger datang ke tempat usaha anda, yang dilakukannya adalah:
- Mengeluarkan kamera, dari kamera handphone hingga DSLR. Jangan kaget kalau melihat blogger mengeluarkan kamera segede corong mesjid meski hanya makan roti bakar.
- Tidak segera makan atau belanja, malah pencet-pencet handphone dulu. Sebagian besar blogger juga aktif di media sosial. Kemungkinan mereka mengunggah fotonya terlebih dulu di instagram.
- Banyak tanya tentang sejarah tempat usaha, produk-produk unggulan dan pengelolaan.
Jika blogger datang atas undangan anda, anda tentu langsung maklum dengan tingkah laku blogger. Tapi, apakah anda juga memberikan pengertian pada karyawan tentang arti kedatangan blogger disana bagi usaha anda? Karena pernah dalam suatu event, sementara para pengelolanya sangat ramah, pegawainya justru memperlakukan blogger sama dengan rombongan pengunjung lain. Misalnya, seorang pelayan restoran malah bicara dengan suara keras dengan rekannya soal bon, sehingga membuat jengah kami.
Jika blogger datang secara mandiri, sering banget pelayan menunjukkan wajah jutek seolah menuduh blogger tak ubahnya tukang pamer foto yang lebay di media sosial. Kalau sampai pelayan tak paham ada yang namanya blogger, maka itu salah anda. Apalagi jika anda tidak memberikan pengertian pada mereka tentang pentingnya viral, darimanapun sumber viralnya, entah itu blogger atau pengunjung alay.
Sebagai blogger, saya sering merasa sayang jika kehadiran kami tidak dimanfaatkan secara maksimal bagi usaha anda. Terutama blogger yang datang atas inisiatif sendiri. Anda tidak mengeluarkan modal apa-apa kan? Malah sudahlah blogger tersebut membeli produk anda, produk anda dipromosikan secara gratis pula. Padahal jika usaha anda masih dalam masa perintisan, anda akan pusing jika melihat rate blogger tiap kali me-review brand. Pikirkan betapa beruntungnya anda.
Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa anda lakukan jika ada blogger yang datang.
Semoga bisa membantu usaha anda:
Satu, Menyikapi Penawaran
Saya pernah terganggu dengan twit seseorang. Dia bercerita bagaimana temannya, seorang pengelola sebuah hotel, menggerutu ketika mendapat aplikasi dari blogger yang meminta macam-macam fasilitas dengan imbalan review hotel tersebut. Jika anda adalah pengelola hotel tersebut, cobalah berpikiran terbuka. Namanya juga penawaran, pasti ada reward dan counter prestasi. Jika anda anggap penawaran tersebut tidak sebanding dengan yang akan anda dapatkan dari review, dinegosiasikan saja. Itu kan deal bisnis biasa. Masa seperti itu saja menggerutu? Anda melakukannya juga ketika bernegosiasi dengan event organizer, artis, supplier sayuran, supplier furnitur dan sebagainya juga kan? Memang cara blogger berbeda dengan media konvensional yang terkesan serius. Tapi justru kesan santai blogger itulah yang mampu merangkul konsumen dengan cara-cara friendly. Yang penting, anda cek saja statistik blog dan followernya, kira-kira masuk akal tidak dengan penawaran yang dilakukan blogger tersebut.
Dua, Secret Ingredient Itu Cuma Di Resep
Rahasia usaha itu wajar ada dalam setiap usaha. Di Jogja ini, tiap ada produk kerajinan baru di Malioboro atau pasar Beringharjo, dari jarak 1 kilometer saja orang sudah bisa mereplika massal keesokan harinya. Tapi apakah itu membuat anda takut berinovasi? Apakah itu membuat anda menutup rapat produk anda supaya tidak diintip? Bu Ferry Yuliana cerita kalau Gendhis Bags pernah benar-benar jatuh karena designer-nya menjual tas yang sama dengan harga murah meriah di Pasar Beringharjo. Tapi itu tidak menghentikan langkah beliau kan? Itu tidak lantas membuat beliau tertutup, takut dicontek. Justru beliau membuka lebar tips usahanya kepada Kumpulan Emak Blogger (KEB).
Jadi jika anda ingin merahasiakan keunggulan usaha anda, sebaiknya tidak lebih besar dari resep rahasia sebuah menu restoran. Selebihnya, kenyangkan rasa penasaran konsumen. Ajaklah blogger untuk melihat kedalam, ke dapur, ruang design, ruang produksi dan sebagainya, agar blogger bisa menjadi penyambung pertanyaan-pertanyaan konsumen dan jawaban dari anda. Brand-brand besar, bahkan kantor-kantor pemerintah sudah mulai membuka pintu mereka lebar-lebar agar blogger bisa membantu memberikan pemahaman yang benar atas produk dan jasa yang sedang mereka kelola kepada konsumen.
Tiga, Jadi Teman
Bertemanlah dengan blogger, dan itu tidak hanya anda, tapi juga seluruh frontliner anda. Gampang kok nyenengin blogger itu, cukup dengan berteman. Kalau sudah senang, blogger suka khilaf, mengunggah foto usaha anda for free. Bayangkan jika followers twitternya 2.361 seperti saya (hihihiii sekalian promosi ya, tetep). Bayangkan jika dia aktivis facebook. Wow sekali, bukan? Nah, jika anda menginginkan liputan yang lebih profesional, bernegosiasinya pun lebih enak kalau sudah kenal.
Jadi jika ada seorang tak dikenal tiba-tiba menyerahkan kartu nama pada anda, jangan memandangnya dengan aneh. Buru-buru cek blog-nya. Lihat apa prestasi. Lihat apa yang sudah dikerjakannya. Mungkin itu akan sangat berguna bagi anda. Mungkin gunanya tidak saat itu tapi diwaktu yang akan datang ketika anda butuh promosi dengan sentuhan personal.
Terangkan juga pada karyawan anda untuk bersikap ramah jika ada yang memperkenalkan diri sebagai blogger, memberikan kartu nama dan minta ijin memotret. Misalnya jika produk anda kain batik, mintalah karyawan anda untuk semangat membuka koleksi dan menerangkan makna motifnya. Pegang produk anda dan senyum yang lebar ketika difoto.
Menjadi teman ini juga berlaku jika anda mengundang blogger secara resmi. Beberapa pejabat penting perusahaan yang saya temui di event blogger sangat ramah, terbuka dan tidak mengambil jarak dengan blogger. Mereka paham benar bahwa dalam hubungan profesional sekalipun, uang bukanlah segala-galanya untuk mendapatkan lebih.
Jadi, lain kali waiter anda tersenyum sinis pada sekelompok perempuan yang asik memotret hidangan di restoran anda, ingatkan, "Sapa mereka dengan ramah ya, jangan lupa senyum manis. Siapa tahu mereka blogger. Kan lumayan banget kita nongol di instagramnya dan dalam waktu yang sangat lama ada di internet via blognya."
76 Comments
Iya, kadang suka ada waiter yang suka sinis gitu, hihihi
ReplyDeleteKalau nggak boleh foto, sebaiknya diberitahukan dg baik saja. Jadi sama2 enak.
Deletekereen mak lusi..sy suka..klu makan di suatu tempat baru dan saya suka, sy tulis review kdg sekedar share foto di IG ato FB..trus teman2 nanya dimana dan kasi info..ga peduli ownernya baca ato tidak...tp malah ada yg ditawarin tuk direview nolak...tp ada jg sih yg koperatif...mau direview dan kasi reward meski ga banyak tp senang ..hehehe
ReplyDeleteYah, viral menentukan sekali sekarang. Kecuali kalau bisnisnya rahasia. Syukur kalau sudah bisa melihat manfaatnya.
Deletekdg2 pelayan memang gitu. Mikir pasti aneh2 krn motretin brg/makanan
ReplyDeleteTapi memang banyak yang aneh juga sih hihhiii
DeleteHehehe... kalo tempat2 makan biasanya ramah-ramah. Kalo kantor pemerintah atau bank, enggak. Aku pernah diinterogasi satpam gara-gara foto2 untuk lomba. Salah sendiri gak minta izin, ya?
ReplyDeleteKalau kantor pemerintah wajib pakai undangan atau proposal. Namanya juga instansi resmi.
Deletekeren mbak lusi ... sungguh menginspirasi ...
ReplyDeleteMakasih :)
DeleteAku belum pernah nyoba bikin proposal ke pemilik usaha utk direview.. Kira2 etis gak ya begitu?
ReplyDeleteEtis saja, namanya penawaran, asal masih masuk akal & sopan.
DeleteIjin share ya mbak.. Barangkali ada yg mau ngundang aku makan juga #eh
ReplyDeleteHahahaa silakan
DeleteAku setujuuuu sama tulisannya
ReplyDeleteMakasih :)
DeleteSayangnya masih banyak pengusaha yg belum kenal blogger. Saya bahkan sudah mereview tempat makannya tp cuma dikasih ucapan "terima kasih." Saya makannya pake uang sendiri :D Atau bahkan gak respon saat saya kasih link tulisannya. Boro-boro diretweet.
ReplyDeleteRugi mereka ya mbak, nggak tau manfaatnya.
Deleteaku kalo ke cafe atau kedai suka foto2 tempat dan menunya mbak, kadang suka ditawari di-poto-kan sama waiternya dikiranya pengen selfie padahal mau dibuat bahan review hehe.. Aku belum pernah jemput bola untuk menawarkan review, kayaknya bisa dicoba ini mbak,, hehe.. makasih sharingnya mbak Lusi :)
ReplyDeleteBanyak yg belum tau ada yang namanya review.
Deletebaca ini sambil senyam senyum nggak karuan hehehe...
ReplyDeletepingin bikin proposal ke ladaka ah,eaaaa.....^^
Hahahaha main sini aja keleees
DeletePadahal para blogger secara tidak langsung membantu para usaha untuk bantu promosiin hehehe
ReplyDeleteIya mbak, yang penting tidak memaksa.
DeleteWah bagus ini mak tips ya. Soalnya pernah ngerasa gitu juga.. di pandangin aneh sama pelayannya karena kita asyik foto foto hehehe..
ReplyDeleteHehehee dipikirkan selfie2 aja ya?
Deletepengalaman waktu kerja sama dengan sponsor buat giveaway awalnya mereka kurang ngerti apa itu blogger, akhirnya saya sodorin proposal baru paham dan malah minta di review
ReplyDeleteBerarti bloggernya yang harus bisa menjelaskan ya.
Deletepaling kalau foto-foto dikira mau diupload di facebook atau instagram. kalau dibilang mau diupload di blog bisa-bisa gantian saya yang diwawancarai. hehe...
ReplyDeleteHahahahaa iya juga ya
DeleteIya, masih banyak yg blm open minded pada blogger.
ReplyDeleteBerarti blogger harus bisa membukanya :))
DeleteAku pernah dijutekin mbak... dan itu memang gak enak. Jadinya aku gak jadi nulis tentang tempat makannya. Karena udh ilfeel duluan. *eh jadi curhat kan*
ReplyDeleteLebih baik begitu sih, daripada kita nulis kejutekannya.
DeleteSepakaat, jadi jangan dijutekin. Kalau jutek nggak jadi saya tulis lho, hehehe.
ReplyDeleteIyaaa gak udah ditulis. Kalau ditulis kejutekannya malah bikin masalah baru.
DeleteNaahhh ini nih yang harus dipahami banyak usahawan/entrepreneur. Masalah utamanya sih masih banyak di antara mereka juga belum paham keuntungan digital marketing, jadi yaa seperti itu :)
ReplyDeleteTugas blogger untuk memberikan edukasi, jangan sampai rugi di era digital :)
Deletesaya membayangkan kamera segede corong masjid wkwkwk ... Tapi, setuju, lah. Gak perlu pakai ngegerutu. Dinegosiasikan saja. Kalau gak deal berarti memang belum rezeki :)
ReplyDeleteSemua persoalan kalau dibicarakan baik2 akan menguntungkan semua pihak.
Deletemasukan yang bagus buat pengusaha. tapi ada kendalanya juga.
ReplyDeletejumlah blogger yg berminat mereview sekarang pasti jauh lebih banyak bukan? apalagi yang baru-baru. dan secara tidak sungkan2 meminta gratisan (dateng, bilang blogger, minta gratis).
bagaimana mensikapi yang demikian?
Nggak masalah. Yang nggak sesuai dg target & misi perusahaan ditolak saja. Sama seperti penawaran2 dari bidang usaha lain :)
DeleteWah, jadi ikut belajar nih. Makasih, Mak. :)
ReplyDeleteSama2 belajar mbak, ini juga hasil dr obrolan dg teman2
Deletejalan no 3 mak.. ini apa ada step2nya atau cara yang lebih detail mak?
ReplyDeleteagak bingung..tapi mau dan penasaraan
Kapan2 aku tulis ya. Tapi mungkin food blogger yang lebih menguasai. Semoga mereka mau berbagi.
DeleteHoo, ada toh pengusaha yg ngeluh sm penawaran blogger. Hihi. Baru tahu. Aku kira mereka semua sudah ngeh sama dunia blogger, soal promosi via blogger.
ReplyDeleteMungkin salah blogger juga kalau mintanya macem2 :))
DeleteAhhhh Mbak lusi. Idemu selalu keren. Ini mewakili perasaanku. Ha...ha
ReplyDeleteBetulkah perasaanmu begitu? :))
DeleteSukaaa deeh sama tulisan ini.Sering dilirik waiter gara gara foto-foto duku sebelum makan.Padahal sih ingin kureview.Tapi kesannya gini "iih si mbak norak deh.Kayak gak pernah makan makanan gituan.Difoto-foto dulu.Hihi..
ReplyDeleteKarena banyak yg selfie2 dikira sama :)
DeleteTip bermanfaat untuk kedua belah pihak
ReplyDeleteSaya belum pernah review hotel, atas taearan maupun menaearkan diri.
Salam hangat dari Jombang
Salam pakdhe
DeleteAku termasuk yg poin pertama itu. Jadi pergi bareng keluarga ke tempat makan, nggak pernah diundang dan ngga pernah menawarkan diri hehe. Begitu makanan datang ya langsung jepret2 dulu pake hp aja sih, dan motretnya kilat aja krn kadang suka diliatin kalo nggak sama pegawainya ya sama pengunjung lain, jadinya rada risi *nggak bakat jadi foodblogger nih :D Abis itu review di blog secara sukarela, begitu juga kalo nginep di hotel, biasanya aku review juga sukarela. Itung2 buat bahan update blog.
ReplyDeleteAku juga suka nanggung foto2nya. Nggak pede. Heheee
Deletemantaaapp mbak, aku juga ngalamin tuh dilirik-lirik "aneh" gara2 motoin :3
ReplyDeleteTerus pernah agak dinyinyirin owner waktu aku post di instagram ttg makanannya yg kurang memuaskan (tapi aku ga bilang gakenak) cuma bilang "rotinya keras" ehh dia nyinyir gitu. padahal kalo dipikir2 kenapa gak dibikin jd masukan aja gitu ya buat dianya heuheu *ZBL dan itu aku sengaja ke tempat itu, beli sendiri juga >.<
Hahahaa iya, bilang aja terima kasih masukannya ya.
DeleteSuka dan setuju banget dengan tulisanmu ini, Mak. Keren dan sepakat! Sudah saatnya pemilik usaha mengedukasi karyawannya ttg blogger dan kiprah serta manfaat berlaku ramah dengan blogger. :)
ReplyDeleteUntuk keuntungan bersama ya mak Al :)
DeleteSetuju banget, keren ahhh..para pelaku usaha harus tahu kalau Blogger datang kudu cepat-cepat disambut hangat
ReplyDeleteIya, kan enak tuh, udah makanannya dibeli masih diiklanin gratis di blog :))
DeleteMoga makin banyak pengusaha yang mau merangkul blogger utk memasarkan usahanya, moga saya kerangku juga aamiin #ngarep :))
ReplyDeleteAmin hahaa sama2 untung gitu ya
DeleteSaya membayangkan kamera segede corong masjid, hahaha.
ReplyDeleteIni harus saya tunjukin ke temanku nih, dia masih nggak ngerti gimana promosi lewat seorang blogger :)
Silakan mbak :)
Deletejemput bola, rasanya perlu dicoba..
ReplyDeleteSilakan :)
DeleteBaruuuu aja mba aq mengalami hal yg tidak enak soal beginian. Disepelein dan dianggep gimana gitu, padahal ya kan enak klo bisa saling berkolaborasi. Info yg disampaikan di blog ttg lapak si pengusaha ini kan bakalan abadi selamanya nangkring di google.
ReplyDeleteUdah curiga dulu ya, nggak mau berpikir manfaatnya.
Deletebanyak juga yang masih belum paham banget yaa..aku punya pengalaman lucu, Waktu makan di restoran mahal di Central Park (di ujung sebelah ada Sting :)), waktu tau aku sibuk photo-photo dan tweet dia waiternya tanya aku blogger ya. Aku bilang iya..ngga lama managernya datang menyapa dan ngasih aku free compliment extra appetizer and dessert yang cakeeep et lucuuu hihihihiii. rezeki ngeblog hehehehe
ReplyDeleteYa ampun enaknya jadi blogger di NY. AKu mau pindah sana ah.
Deletememberikan pengertian pada karyawan itu penting soalnay suka ada yang jutek mbak :)
ReplyDeleteBetul, pengetahuan karyawan seringkali tidak sampai kesana
DeleteAda banyak langkah kreatif untuk kedua pihak memiliki keuntungan sbnr.y :) di saat itu juga.
ReplyDeleteIya, nggak usah saling curiga
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji