Sabtu lalu ketika waktunya nisfu Sya'ban, salah satu teman blogger mengucapkan kata pamit dari dunia media sosial termasuk group chat diluar group keluarga. Beliau minta dijapri saja jika ada keperluan penting. Meski tahu kalau Ramadhan sudah dekat tapi rasanya tetap kaget juga dipamiti seperti itu. Berarti Ramadhan sudah teramat dekat. Buru-buru ngecek diri, melihat hutang puasa, dan mengerem beberapa kegiatan. Mencegah tata wicara agar tidak menyakiti orang lain atau menimbulkan kebencian pada diri orang lain. Meski itu sesungguhnya tidak hanya harus dilakukan di bulan suci saja, tapi sulit sekali untuk mencegahnya.
Bagi yang menggunakan blog hanya sebagai catatan atau pergaulan, tentu akan mudah meninggalkan blog selama sebulan atau lebih begitu saja. Tapi bagi yang serius menjadi blogger, ini akan menjadi keputusan yang berat. Jika selama sebulan blog tak dirawat, maka statistik yang selama ini digenjot akan anjlok sekali. Memang sih masih bisa kembali lagi nanti, tapi butuh kerja yang lebih keras.
Bulan Ramadhan biasanya juga makin ramai job dan gathering dengan brand yang dikemas dengan tema buka puasa bersama atau bukber. Tak sedikit brand yang memanfaatkan bukber untuk promosi. Semoga Ramadhan tahun ini lebih banyak livetweet tauziah sebelum waktu berbuka tiba dibandingkan livetweet promosi produk brand pengundang.
Kalau waktu tersita begitu banyak untuk event dan ngeblog itu sendiri, lalu bagaimana dengan ibadah? Syukurlah saya mendapat banyak sekali masukan dari teman-teman tentang cara mengatur waktu ini. Ternyata malah banyak ibu-ibu yang punya waktu luang karena anak-anak libur dan kantor pulang lebih awal. Waktu ngeblog dan ibadah bisa lebih banyak. Bagaimana dengan bukber? Anak-anak dibiarkan bukber sendiri tanpa ibunya?
Yuk kita simak ringkasan masukan teman-teman saya di facebook tersebut.
Offline atau Tidak?
Kebetulan yang menjawab pertanyaan saya di facebook menyatakan tidak akan offline. Mungkin yang memutuskan offline sudah melakukannya tanpa pamit atau tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan tersebut. Berikut alasan yang menyatakan akan tetap online:
Yuk kita simak ringkasan masukan teman-teman saya di facebook tersebut.
Sebelumnya, ucapan terima kasih saya kepada pada penjawab. Berikut akun twitternya, silakan difollow: @ria_rochma @ke2nai @SumartiSaelan @auliagurdi @windakrisnadefa @Fatheeya @EmakRiweuh @sitihairul @alfakurnia @ikapuspita17 @rotundf @Arin_murti @Oktarevivire @diyanika @widyanti_y @amma_chemist @Efi_Thea @ImaSatrianto @Iwedkartikawati @ratn_a @lipartic @catatansicucuth @uwienbudi @irowatiart @cutdekAyi @ladyonthemirror @juvmom @tarie_tarr @rinasusanti @qhachan .
Offline atau Tidak?
Kebetulan yang menjawab pertanyaan saya di facebook menyatakan tidak akan offline. Mungkin yang memutuskan offline sudah melakukannya tanpa pamit atau tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan tersebut. Berikut alasan yang menyatakan akan tetap online:
- Sulit mengambalikan semangat ngeblog sesudahnya.
- Mengisi waktu ketika siang-siang badan lemes.
- Mengisi waktu menunggu pagi setelah sholat Subuh.
- Nggak ngaruh karena biasanya juga jarang online.
- Banyak pekerjaan online.
- Berburu belanjaan online.
- Menyebarkan kebaikan dengan ngeblog sebagai ladang amal.
- Belum ada tanggungan keluarga.
- Ngeblog seperti biasa sampai 10 hari sebelum Lebaran karena ada i'tikaf, mudik dan sebagainya.
90% yang menjawab adalah para ibu yang sudah memiliki anak. Anak-anak biasanya libur selama puasa sehingga para ibu tidak sibuk mengantar jemput sekolah atau les. Umumnya juga menunda bepergian sampai nanti mudik Lebaran. Ibu-ibu jaman sekarang juga banyak kegiatan online antara lain sebagai blogger, memiliki online shop, penulis lepas, buzzer dan sebagainya. Kesibukan tersebut membantu para ibu mendapatkan tambahan uang belanja atau mengekspresikan diri tanpa harus meninggalkan rumah, hanya pada saat tertentu saja ketika ada event. Internet bagi ibu-ibu tidak sekedar menjadi tempat bergaul tapi sudah menjadi fasilitas berkarya.
Namun demikian, banyak juga memutuskan untuk 100% fokus dengan ibadah dan berkumpul dengan keluarga tanpa terganggu riuhnya dunia,
Adakah Yang Berubah?
Mayoritas mengatakan, meski tetap online akan banyak hal yang berubah. Di bulan Ramadhan adalah saatnya mengejar pahala sebesar-besarnya, sehingga ibadah tetap menjadi prioritas. Target-target ibadah juga telah ditetapkan, sehingga kegiatan ngebloglah yang harus menyesuaikan. Berikut ini perubahan-perubahan yang akan mereka lakukan:
Godaan online banyak sekali. Di media sosial, jika ada yang mengatakan sesuatu yang tidak kita sukai, kita sering terpancing untuk membalas dengan lebih pedas. Jika ada teman akrab yang sedang bermasalah dengan orang lain, kita buru-buru membela dan membumbui tanpa meliihat duduk perkaranya dengan adil. Jika ada berita-berita yang tidak berkenan di hati langsung saja kita mencela. Belum lagi rasa ingin tahu kita pada tindakan orang lain dan semena-mena memberikan penilain bagai seorang pakar.
Sulit sekali menjadi seorang yang sabar dan rendah hati. Setidaknya bagi saya sendiri. Rasanya sayang sekali jika Ramadhan berlalu begitu saja dengan kualitas diri yang lebih baik. Karena itu saya juga mengambil kesempatan tersebut untuk bertanya pada teman-teman. Dan inilah jawaban mereka.
Adakah Yang Berubah?
Mayoritas mengatakan, meski tetap online akan banyak hal yang berubah. Di bulan Ramadhan adalah saatnya mengejar pahala sebesar-besarnya, sehingga ibadah tetap menjadi prioritas. Target-target ibadah juga telah ditetapkan, sehingga kegiatan ngebloglah yang harus menyesuaikan. Berikut ini perubahan-perubahan yang akan mereka lakukan:
- Tetap seperti biasa karena anak-anak masih balita, punya jam tidur siang tetap yang bisa digunakan untuk ngeblog.
- Jam ngeblog berkurang karena melayani anak-anak yang liburan.
- Jam ngeblog bertambah karena ada bantuan dari nenek tempat mereka liburan.
- Jam ngeblog bertambah sekalian menunggu waktu ibadah berikutnya daripada tidur lagi.
- Mengubah waktu ngeblog malam jadi sebelum sahur, setelah sahur atau setelah Subuh.
- Memperbanyak waktu ibadah (ODOJ, sholat berjamah, tilawah, tarawih) sehingga tidak menghadiri undangan event.
- Tidak berubah karena tidak ada gangguan berarti baik dalam ngeblog dan ibadah.
Bagaimana Menjaga Amal dan Perbuatan?
Godaan online banyak sekali. Di media sosial, jika ada yang mengatakan sesuatu yang tidak kita sukai, kita sering terpancing untuk membalas dengan lebih pedas. Jika ada teman akrab yang sedang bermasalah dengan orang lain, kita buru-buru membela dan membumbui tanpa meliihat duduk perkaranya dengan adil. Jika ada berita-berita yang tidak berkenan di hati langsung saja kita mencela. Belum lagi rasa ingin tahu kita pada tindakan orang lain dan semena-mena memberikan penilain bagai seorang pakar.
Sulit sekali menjadi seorang yang sabar dan rendah hati. Setidaknya bagi saya sendiri. Rasanya sayang sekali jika Ramadhan berlalu begitu saja dengan kualitas diri yang lebih baik. Karena itu saya juga mengambil kesempatan tersebut untuk bertanya pada teman-teman. Dan inilah jawaban mereka.
- Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena biasanya juga tidak nyinyir.
- Tidak perlu khawatir karena orang lain pun puasa, pasti sama-sama jaga diri juga.
- Unfollow orang-orang nyinyir, drama, provokasi dan beraura negatif lainnya.
- Tidak ikut komen jika melihat status nyinyir.
- Cuma posting foto IG atau share link blog saja, tidak mengintip status teman-teman.
- Ngeblog tentang amalan Ramadhan agar suasana hati ikut baik.
- Ngeblog cuma kalau harus saja, misalnya dapat job atau ikut lomba.
Keimanan diuji melalui godaan. Tapi jika kita bisa menghindarinya, sebaiknya memang dihindari. Tak perlu mengorbankan apapun untuk suatu ancaman dosa yang bisa kita hindari. Tapi jika terpaksa kita hadapi, saya yakin teman-teman akan mampu bertahan. Semoga ibadah bulan Ramadhan kita semua lancar dan berpahala. Semoga usaha kita semua sukses tanpa kendala. Semoga semua teman sehat wal afiat tanpa kurang suatu apapun. Aamiin.
11 Comments
Aktifitas online di saat Ramadhan, kalau aku ttp online. Intensitasnya juga sama spt biasanya yaitu menyesuaikan dengan aktfitas off line. Karena sejujurnya, off line masih prioritas pertama, online yg menyesuaikan *proporsional online-off line versiku*
ReplyDeletesaya pun begitu mba Lus..sedapat mungkin meningkatkan ibadah, meskipun pekerjaan jalan seperti biasa dan kita adalah kelompok minoritas di sini. Semangat..insya Allah Ramadhan selalu membawa perbaikan dan hikmah luar biasa untuk aku..
ReplyDeleteKalau saya masih akan tetap online, karena kerjaan saya menuntut saya untuk online. tapi, untuk urusan blog, allhamdulillah, sudah punya draf yang tinggal dibuat autopost aja. JAdi, PR saya tinggal share ke socmed sama blogwalking aja, sekalian cari inspirasi. Paling bingungnya nanti, pas abis lebaran, dari taun kemarin gitu juga, bingungnya belakangan, saking semua ide udah abis pas ramadhan :D
ReplyDeleteBelum tahu nih mbak. Baru tahun ini ngeblog di bulan Ramadhan. Sepertinya kalau ada ide tetap ngeblog deh meski prioritas utama tadarus. Kalau sosmed dari dulu off terus, hehe
ReplyDeleteHihihi salut ya sama ibu-ibu, terutama blogger muslimah :D aktifitasnya pasti padat banget :D
ReplyDeletekalau aku sebagai cowok sih, aktifitas online besok bakal gimana ya ._. eng... semoga tugas kuliah nggak menyelimuti :'
Saya mah tidak mau offline, kalau offline bagaimana pemasukan bisa datang, apalagi di bulan ramadhan yang pastinya kebutuhan semakin banyak
ReplyDeletesepertinya saya akan tetap online Mba Lusi walau porsinya mungkin tidak sebesar saat ini :)
ReplyDeleteoh iya, selamat menyambut ramadhan yah Mba, mohon maaf bila selama ini ada salah-salah kata :)
Seperti apa ya... pas ramadhan besok blogwalking ah...
ReplyDeleteinsya Allah mungkin masih online, masuk kerja lebih siang, padahal biasanya abis subuh nggak tidur lagi, dan pulangpun lebih cepat
ReplyDeletebisa diambil waktu2 itu aja onlinenya
Inysa Allah masih online juga mbak ngisi waktu
ReplyDeleteNggak terasa ya ramadhan sudah tinggal beberapa hari lagi. Selamat menjalankan ibadah puasa ya mbak Lus dan teman-teman yang menjalankannya :)
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji