Saya tidak pernah nyela kalau ada mamah muda alias mahmud mengeluhkan anak-anaknya. Biasanya saya malah tertawa mengenang masa lalu. Mau anak satu atau banyak, namanya punya anak itu capek dan stress. Capek karena nggak bisa diam, stress dengan rasa ingin tahunya sangat banyak. Jika akhirnya bisa tahan sampai mereka besar, itu karena mereka juga merangkap malaikat kecil penghibur hati.
Ada masanya ketika saya terkapar dengan mata melek bareng si anak yang bobok, sementara rumah masih berantakan. Akhirnya waktu si kecil bobok itulah digunakan untuk bersih-bersih rumah, nggak jadi istirahat. Ketika masih kerja dan ada pembantu kondisi tetap sama. Pulang kerja, si kecil mengajak main sampai saya ngos-ngosan malam-malam. Mainan nyebar ke seluruh seperti ranjau yang bunyi tet tot ketika tak sengaja keinjak. Terus mau duduk dan nulisnya kapan? Untung jaman dulu belum ada blog. Hahahaaa....
Tapi sungguh saya bersimpati dengan para ibu yang berjuang untuk terus ngeblog ditengah pekerjaan kantor, pekerjaan rumah dan digangguin si kecil. Karenanya wahai para mahmud, jangan patah semangat. Seluruh kondisi ini tak akan lama berlangsung, tahu-tahu anak-anak sudah besar-besar dan punya meja belajar sendiri bahkan kamar sendiri. Banyak yang akan dikangenin dari mereka.
Langsung nemplok ketika sedih. Anak-anak kecil sangat spontan. Ketika mereka sedih karena dimarahi gurunya, berantem dengan temannya, takut atau mengkhawatirkan sesuatu, mereka akan berlari pada ibunya dan mengadu. Kadang mereka tidak bisa langsung cerita karena sibuk sesenggukan. Tapi paling tidak kita tahu ada yang membuatnya sedih sehingga kita bisa menghiburnya dan mencarikan solusi. Kalau ABG? Ditanya diam saja, didesak malah ngambek. Tarik ulurnya butuh membaca buku psikologi yang tebal atau stalking bu Elly Risman dulu deh.
Banyak pertanyaan. "Mamah ini apa? Mamah itu apa?" Pertanyaan si kecil yang henti-hentinya itu pada suatu masa bikin para mahmud kewalahan dan capek menjawabnya. Begitu ABG, mereka akan googling sendiri atau cari tutorialnya di youtube dengan pemikiran, "Mamah mana ngerti?" Berarti asik dong, banyak waktu luang? Tunggu, tidak seenak itu karena frekuensi percakapan jadi sangat jarang. Mereka sudah punya semua jawaban. Kesunyian yang diharapkan malah jadi terlampau sepi.
Gampang disenengin. Anak kecil itu gampang disenengin. Dikasih baskom, piring dan gelas plastik saja sudah sibuk krompyangan. Dibelikan balon satu saja sudah tampak binar luar biasa dimatanya menunjukkan cintanya yang berlipat-lipat pada kita. Setelah ABG... mendingan tanya mereka detil atau biarkan mereka memilih, mulai dari merk, warna, model dan tetek bengek apapun itu. Jangan mutusin sendiri deh, termasuk tujuan jalan-jalan. Paling-paling cuma bisa memberi batasan budget sekian.
Bisa ikut main. Punya anak, sekalipun masih bayi, membuat orangtua bersemangat membuat rencana jalan-jalan atau liburan. Nggak penting banget si anak ngerti atau tidak, yang penting senang-senang jalan bareng. Berkat alasan menjaga anak-anak, orangtua bisa ikut main di wahana air yang tingginya cuma sedengkul, menggenjot bebek di kolam, main ayunan dan sebagainya. Setelah dewasa, jangankan ikut main bareng, sudah mengantar anak janjian dengan temannya makan di mall saja, orangtua diminta untuk melenyapkan diri, supaya teman-temannya tidak sungkan dengan kehadiran orangtua yang bisa membuat suasana jadi kaku.
Alasan paten. Ketika anak-anak masih kecil, rasanya kemana-mana susah. Harus memastikan ada yang antar jemput, nitip kakek nenek, ditilap, dan sebagainya. Kalau acaranya menarik, para ibu akan berusaha mencari jalan keluar. Kalau males datang, cukup dengan mengatakan anak-anak nggak bisa ditinggal. Kalau anak-anak sudah besar, nggak bisa lagi cari alasan jaga anak, apalagi kalau si ABG sudah bisa boncengin ibunya naik motor. Malah bisa nganterin dong?
Tiap tahap pertumbungan anak ada tantangannya. Terasa berat ketika sedang dijalani. Begitu sudah terlewat, eh kok jadi kangen masa-masa itu.
21 Comments
iya juga Mbak Lusi. Haha, pasti suatu saat saya akan mengangeni masa-masa sekarang :D
ReplyDeleteIya mak.sekarang makanya kudu diseneng senengin. Masa masa yang gak akan terulang lagi
ReplyDeleteAhhhhh... makasi diingatkan mbak. Anakku udah g kecil amat sik, tapi nanyanya masih luar biasa buaaanyakkk dan puanjaaanggg. Iya kdg aku g sabar. Nyuruh dia cari dewe, mbok googling ngunu lo naaak. Hiksss kulakan sabar ng ndi yo mbak?
ReplyDeleteBerarti sekarang harus tak nikmati bener2 ya mak, blognya nganggur dulu*alesan ada anak kecil :D
ReplyDeleteMak Luss... jadi enggak pengin anak cepet2 besar. Tapii... enggak mau juga kecil terus. *mamak labil*
ReplyDeleteMakanya saya manfaatin nih moment2 emas bersama anak2☺tengkyu atas share kerennya nih😊
ReplyDeleteSaya bangeettt.... anak sy yg pertama udah 11 thn. Kalo kangen sm masa kecilnya paling ya melototin foto dan video semasa dia kecil dulu hehe
ReplyDeleteDuh, saya sedih baca ini. Waktu cepet banget berlalu, rasanya memang tak ingin mereka cepet besar, kalau besar terus menikah. Tapi ya jalani aja emang sudah begitu seharusnya.
ReplyDeletekalau pas berasa repot banget ngurus segalanya dari anak2, rumah, dll, saya inget kata2 ini : semua ada masanya. hiks *mrembes*
Betul sekali, rasanya saya nanti bakalan kangen sama Arjuna kecil...
ReplyDeleteAlhamdulillah aku selalu menikmati masa-masa perkembangan anak, mba Lusi. Semua selalu punya momen-momen tersendiri :)
ReplyDeleteMhmudnya lucu banget main2 di pantai..sama kayak ponakanku Aldy ..Akbar sudka banget bikin rumah2an dari pasir di pantai..
ReplyDeleteSekarang Mama selalu minta disetirin sama aku kalau mau pergi luar kota. Mungkin Mama kangen ya waktu masa kecil aku selalu misuh - misuh minta dianterin. ;')
ReplyDeleteahaaaaaa ini bikin baper bacanya ihihhhi bw sambil kelon baby :D bakal merindukan banget masa-masa ini... klo anak udah abg lbh kompleks lg ya
ReplyDeleteBetulll, sekarang sudah nggak bisa main bareng lagi, anak-anak sudah gede. Tapi mereka masih suka kok main pasir kalo ke Pantai, jadi mamanya masih bisa ikutan main juga hihi.
ReplyDeleteWaaah inii.. Baca ini malah makin galau, antara pingin cepat2 bebas sama nggak mau cepat2 dicuekin anak2 hahahaaah..
ReplyDeletebaca ini aku jadi sedih, berasa banget Alfi sudah besar, banyak waktu yang terbuang tidak bersamanya, *peluk alfi
ReplyDeletebaca ini aku jadi sedih, berasa banget Alfi sudah besar, banyak waktu yang terbuang tidak bersamanya, *peluk alfi
ReplyDeleteIhiks..terharu.. Kalau aku mikirnya nanti gak bisa ciumin & uyel2 anakku lagi. Kalau udah besar pasti sama2 risih.
ReplyDeleteDulu waktu anak masih kecil dan nakal, doanya cepatlah besar biar ngga ngrepotin. Sekarang udh besar dipeluk aja nggak mau dan sukanya menyendiri dengan gadget, benar-benar ngga ngrepotin sesuai doa :)
ReplyDeleteUntung anak saya crigis apa-apa diomongin dan saya juga suka maksa meluk dan cium meskipun dia ngumpet dibalik bantal :)
aku pun kini sedang mengangeni anak sulung sewaktu dia bikin aku nangis di pojokan kamar, sekarang sudah besar, sudah bisa pergi sendiri ke warung...hiks, sudah mulai susah dipeluuk
ReplyDeletebakalan kangen peluk2an juga, kalau sudah besar paling bisa di rumah aja ya meluk2nya takutnya malu kalau di jalan
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji