Ini bukan kali pertama saya cari masalah dengan merakit sendiri perabotan yang saya beli. Sebelumnya, saya pernah merakit piano digital yang packing-nya memenuhi seluruh mobil minibus saya dan cuma menyisakan jok depan untuk nyetir. Beratnya minta ampun sampai saya tidak menurunkan semuanya ketika sampai rumah karena terlalu berat, melainkan membuka kardusnya di dalam mobil, lalu mengambil satu persatu bagiannya. Sebenarnya toko penjualnya menawarkan diri untuk mengantar sampai rumah, tapi saya tidak suka menunggu. Kalau dipikir cuma tempat tidur dan meja belajar anak saya yang tidak saya bawa dan rakit sendiri karena tidak muat di mobil saya.
Enaknya Perabotan Knock Down
Karena saya sering pindah, perabotan knock down adalah andalan saya, daripada nggak punya apa-apa. Rasanya capek sekali bolak balik membeli dan menjual perabotan. Kadang kalau sudah terdesak waktu malah saya berikan ke orang lain begitu saja. Rumah saya selalu sepi perabotan. Meski demikan, nggak semua bisa keangkut juga lantaran mikir biaya kirim. Jadi perabotan yang mudah dikemas dan ringan saja yang dibawa.
Perabotan yang mudah dikemas dan ringan itu yang terbuat dari particle board, yang ada serbuk kayunya itu. Harganyapun murah dibandingkan dengan kayu solid. Asal tidak diletakkan di tempat yang lembab dan tidak ditempelkan tembok (minimal 5 cm dari tembok), bahan ini awet bertahun-tahun tidak lapuk atau jamuran. Penampilannya pun clean.
Alatnya cuma 2 set obeng multi fungsi ini. |
Tapi khusus untuk kamar, terutama kamar anak-anak, saya menghindari bahan ini dan lebih memilih kayu solid. Ini karena serbuk kayu memberikan aroma yang membuat pernapasan tidak enak atau sesak.
Untuk perabotan knock down dengan bahan particle board saya selalu berkeras nyangking sendiri dari toko supaya bisa cepat-cepat merakitnya. Sedangkan kalau dari kayu solid, biar diantar tokonya dan dipasangkan saja karena berat dan biasanya mereka pakai bor listrik.
Baca juga: Rekondisi Rak Particle Board Yang Kurang Sip
Peralatan Yang Dibutuhkan
Ingat ya bu, kalau bahannya kayu solid, serahkan saja pada tukang atau tokonya. Kita kerjakan yang mudah saja, yang dari particle board. Bahan ini mudah sekali ditembus dengan obeng. Tidak perlu palu, apalagi bor listrik. Hanya perlu kekuatan supermom saja.
Karena itu ibu-ibu wajib punya obeng multi fungsi. Kalau belum punya, segera beli ke toko atau supermarket bahan bangunan. Di online shop juga banyak. Obeng multi fungsi ini maksudnya, pegangannya cuma satu tapi ujungnya bisa diganti untuk berbagai keperluan dan ukuran. Jadi misalkan knop tutup panci longgar, obeng tersebut bisa juga dipakai untuk mengencangkannya.
Sudah, alatnya itu saja. Paling tambah cutter untuk membuka bungkusnya.
Baca juga: Survey Panci
Langkah Merakit
Sebelum mulai, buka dulu instruksi pemasangannya. Hitung semua bagian dan mur, apakah sudah sesuai bentuk dan jumlahnya. Kalau udah barulah mulai merakit.
Mur dan mata obeng harus pas jodohnya. |
Untuk meja seperti diatas dan perabotan yang berdiri termasuk piano, umumnya dimulai dari bawah. dengan posisi terbalik. Jika bagian bawah sudah terbentuk, biasanya imajinasi kita sudah jalan tanpa harus kebingungan bolak-balik melihat gambar instruksinya. Hanya saja, jangan sampai ada lubang yang terlewat atau posisi yang terbalik. Membongkar dan mengulangnya itu bikin emosi. Heheheee....
Jika mur susah dikencangkan, berarti ibu menggunakan obeng dengan mata yang salah. Kalau seperti itu, nggak akan selesai-selesai karena tidak bisa kencang. Ganti dengan mata yang tepat akan tidak meleset terus ketika obeng diputar.Setelah bagian bawah selesai, perabotan akan diputar sesuai dengan bentuk yang seharusnya. Barulah diselesaikan bagian atasnya. Perlu 2 jam untuk selesai semua. Lama ya? Tapi mudah kok. Yuk bu, wujudkan sendiri keinginan kita. Jangan menunggu suami yang sibuk cari nafkah.
Seperti yang saya tulis di postingan lalu, kalau saya akan membeli meja untuk mengetik, sekarang sudah terwujud. Bentuknya simple, tidak terlalu besar dan murah meriah. Sebenarnya ada 2 meja kerja nganggur dirumah orangtua, tapi saya menolak untuk membawanya karena dari kayu jati yang sangat berat. Perlu 4 laki-laki dewasa untuk menggesernya saja. Orangtua saya sih bangga dan sering berulang-ulang mengatakan dibawah meja tersebut adalah tempat teraman jika ada gempa. Selain itu rumah saya yang compact model jaman sekarang, tidak muat kalau diisi perabotan yang besar-besar. Itu juga yang mendasari mengapa tak perlu khawatir jika particle board tidak awet. Kalau rusak, ya sudah jual ke tukang rosok saja. Jaman anak-anak kita punya rumah nanti biar mereka memilih sendiri perabotan yang sesuai dengan tema rumahnya, tidak terbebani oleh perabotan orangtuanya yang kalau tidak cocok dengan bentuk rumahnya tidak boleh dijual dengan alasan sentimentil.
7 Comments
Aiihhh... Kalau saya diminta bertulang nyerah di awal aaaahh *tutupmuka
ReplyDeleteKeren nih mak Lusi, kalau saya sih angkat tangan haha, minta tolong sama suami aja
ReplyDeleteMaksudnya knock down itu bongkar pasang ala ikea gitu ya makk?masih bingung, gak ada before after nya meja nya.. Kalau urusan begini aku gak paham, ini mah kesukaan suami hehehe
ReplyDeleteWkwkwkwk sama..bhubung sejak eike kecil kakak2 udah pada nikah, ntah knp job masang2 dan smacamnya drumah suka beralih ke eike. Bapak ga sanggup soalnya..hufhh pamer otot..mana obeng, genteng, lampuu?
ReplyDeletehahahaa...keren nih bu ibu kayak gini. aku mau satu team dgn mba deh klienku pasti happy semuaaa.
ReplyDeleteKalo urusan gini, nyerah deh. Minta suami aja beresin hiks.
ReplyDeleteaku pingin punya meja juga nih, kalau suamiku kerja sih aku bisa pakai mejanya tapi kalau hari libur hihihi gak kebagian
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji