Keluh kesah kota yang hiruk pikuk sebagai tujuan mudik, mungkin bisa dijadikan ide bisnis oleh masyarakat setempat.
Tiap musim mudik, entah itu liburan Lebaran, Natal maupun sekolah, Jogja bak Jakarta pindah. Tak cuma oleh mereka yang punya kampung halaman di Jogja tapi juga kota-kota sekitarnya seperti Magelang, Muntilan, Purworejo, Klaten dan sebagainya. Dimana-mana macet. Setiap hari kita mengeluh tidak bisa kemana-mana. Padahal sebenarnya titik macet hanya di sepanjang jalan utama. Masuk ke gang sedikit, langsung sepi. Tentu saja perkecualian jika disana ada tempat wisata atau kuliner yang sedang ngehits.
Bagi yang naluri berusahanya tajam, musim mudik adalah sumber rejeki musiman.
Mata saya terbuka ketika ke Malang di musim Lebaran. Malang itu 11-12 dengan Jogja soal hiruk pikuk liburan. Meski musim Lebaran, saya tidak mendapatkan banyak kesulitan untuk menjelajahi Malang karena ada jasa pariwisata yang mempermudah kegiatan saya mulai dari turun di stasiun kereta api Malang hingga naik kereta api lagi untuk pulang ke Jogja. Setelah searching, ternyata di Jogja sudah banyak bisnis yang demikian, hanya saja saya tidak tahu karena tidak pernah butuh, kan warga lokal.
Jika teman-teman di Jogja, Malang, Bandung dan kota-kota tujuan mudik masih merasa dirugikan akibat macet dan antri dimana-mana, mungkin ide bisnis dibawah ini bisa sebagai tombo gelo.
1. Penyewaan mobil.
Katanya males kemana-mana karena macet kan ya? Daripada mobil diam saja dirumah, lebih baik disewakan. Supaya aman, sewakan ke teman sendiri saja. Tapi harus ada perjanjian saklek supaya tidak sungkan jika terjadi apa-apa dengan mobil tersebut. Nah, biasanya mentang-mentang teman sendiri maunya dapat murah kan? Survey saja ongkos sewa yang umum di kota tersebut, lalu turunkan sedikit. Misalnya sehari Rp 500.000, ya turuninlah jadi Rp 450.000. Kalau tidak mau repot, bisa dititipkan ke penyewaan mobil besar karena mereka lebih paham bagaimana aturan mainnya, misalnya mobil harus dilengkapi dengan GPS tracker dan sebagainya. Tapi sekali lagi, harus ada perjanjian yang jelas karena penyewaan yang demikian hanya menyeleksi penyewa berdasarkan kartu identitas, tidak mengenal penyewa secara pribadi. Jadi supaya kita tidak dirugikan jika mobil dilarikan.
2. Penyewaan rumah.
Banyak orang membeli rumah di kampung halamannya untuk investasi atau tempat kembali jika pensiunan, namun belum bisa menempati karena bekerja di kota lain. Rumah seperti itu banyak yang disewakan sebagai homestay atau guest house. Homestay banyak diburu karena penyewa bisa membayar harian dan bebas memasukkan seluruh anggota tim mudik ke dalam rumah, bahkan kalau kamar kurang bisa menggelar karpet. Namun, perlu diperhatikan apakah ada aturan daerah yang ketat soal itu dan apakah tetangga sekitar tidak keberatan. Bagaimanapun juga guest house di Jogja harus berijin, sedangkan untuk homestay musiman seperti itu belum menemukan aturannya. Ijin kepada tetangga perlu dilakukan, atau setidaknya memberitahu bahwa rumah tersebut disewakan. Ini untuk mencegah pertikaian jika tetangga merasa terganggu dengan keramaian atau parkir mobil yang tidak biasa. Itulah sebabnya, jika kita mengajukan surat ijin usaha, diwajibkan membuat surat ijin gangguan (HO) yang diketahui tetangga. Tujuannya agar tercipta ketenangan lingkungan.
3. Catering.
Bisnis catering ini persaingannya sangat tajam. Apalagi sekarang ada ojek online yang bisa diminta membelikan makanan di restoran-restoran favorit, catering (apalagi yang rumahan) harus pandai mencari celah. Di musim mudik, dimana semua restoran penuh, berilah service yang lebih kepada pelanggan. Catering harus lebih dinamis dengan bersedia mengantarkan pesanan makanan ke obyek wisata atau penginapan wisatawan. Catering juga harus berani mewujudkan menu spesial seperti menu bayi, menu vegetarian dan menu diet lainnya yang sulit ditemukan di musim liburan. Tidak hanya makanan utama, snack atau kue kering juga banyak dicari. Pemudik seringkali tidak membawa oleh-oleh karena sudah kesulitan dengan barang bawaan lain, padahal mereka ingin memberikan hantaran untuk saudara atau mertua. Mendekati Lebaran, banyak toko roti atau catering rumahan yang kewalahan, jadi peluangnya masih ada.
4. Pemandu.
Umumnya pemandu wisata diminta untuk memimpin rombongan wisatawan dengan jumlah sekitar 10 orang keatas. Padahal sebenarnya keluarga kecil juga membutuhkannya agar semuanya beres dan bisa menikmati liburan yang cuma sebentar. Tentu saja terlalu mahal bagi keluarga kecil jika menyewa dua orang sopir dan pemandu wisata. Karena itu, pemandunya harus berfungsi sebagai sopir juga. Seperti ketika saya ke Malang tadi, dimana semua beres di tangan pemandu, dari mulai mengantar jemput di stasiun, mengantar ke obyek wisata, mencarikan jip, sampai menawar penyewaan kuda. Wisatawan cukup datang, tak perlu cemas jika tak tahu apa-apa tentang kota tersebut karena semua akan diurus oleh pemandu.
5. Online Jadi Offline.
Punya bisnis online? Ini adalah waktu yang pas untuk mengajak pelanggan yang sedang pulang kampung melihat langsung koleksi anda dengan harapan mereka akan memborong habis. Dengan melihat langsung, godaan membeli biasanya lebih besar. Jika tidak ada yang dibelipun tidak apa-apa, cerita pertemuannya dengan anda akan merupakan poin penting untuk publikasi karena bisa meyakinkan pelanggan online lain bahwa olshop anda nyata adanya.
Jadi, mengeluhkan hiruk pikuk musim mudik itu manusiawi kok, tapi coba yuk kita ambil keuntungan darinya.
7 Comments
mbk lus addaa aja idenya, iyak tombo gelo bgd mah ini :D
ReplyDeleteSemacam curahan hati warga di kota tujuan mudik ini, hehe. Jadi pemandu masih jarang nih kayaknya.
ReplyDeletehihihi selalu ada peluang dalam musim apapun ya :)
ReplyDeleteakan selalu ada ide baru dari orang-orang kreatif yah Mba Lusi :)
ReplyDeletebahkan di musim mudin inipun bisa dijadikan ladang penghasilan :)
Kalau Pekalongan...daerah yang padat dilewati pemudik. Nomor terakhir paling pas
ReplyDeleteide bisnisnya mantap sekali mbak lusi..
ReplyDeletetp dulu kalo lebaran saya memilih tinggal di jogja saja..
ga pulang kampung..
hehehe..
catering uth aku mau banget kalau di tempat mudik suka bosen makan
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji