Kalau boleh saya simpulkan, twitter itu ibarat anchor untuk platform media sosial lain karena pergeserannya dari jejaring sosial ke jejaring informasi.
Jika ingin melihat perkembangan suatu berita, bisa disearch dari pembicaraan twitter terlebih dulu, baru kemudian dirunut ke platform lain. Mengapa tidak di googling saja? Karena hasil google itu kadang tidak sesuai dengan yang kita cari akibat ulah mereka yang sedang bermain SEO nakal. Selain itu, info-info yang disampaikan dalam bentuk percakapan dunia maya itu tidak tertangkap dengan cepat dan lengkap oleh google.
Twitter masuk kategori News and Magazine. |
Waktu reshuffle kabinet lalu misalnya. Sehari sebelumnya sudah ada prediksi, bahkan bocoran kira-kira siapa yang digeser atau siapa yang masuk berdasarkan pergerakan orang-orang yang keluar masuk istana atau dari pernyataan-pertanyaan presiden, yang ditweet oleh wartawan atau pengamat politik. Ternyata dari timeline saya, 60% benar, sedangkan sisanya bukan salah tapi tak bisa diamati.
Tidak hanya informasi penting seperti itu, gosip artispun lebih cepat dibisikkan di twitter melalui kode atau no mention dari orang-orang yang berada sekitar artis tersebut. Contoh yang seru beberapa hari lalu adalah gak jelasnya siapa versus siapa dalam persoalan Calvin Harris dan Taylor Swift yang merembet ke Kanye West, Kim Kardashian, bahkan Chris Brown yang ikut-ikutan. Dari twitter pula saya tahu ada akun IG Lambe Turah yang fenomenal nggosipnya itu. Ups! Tapi saya nggak follow yaaa... bisa dicek.
Tak hanya hiburan, info bencana dan berbagai macam ilmu bisa dengan mudah dicari. Akun BNPB selalu melaporkan live dari lokasi bencana. Berbagai event wajib disebarkan dalam bentuk live tweet. Jika event tersebut berbentuk workshop, dengan mengabaikan hashtag sponsornya, banyak ilmu yang bisa ditangkap dari rumah.
Kebanyakan yang sudah nyaman di facebook enggan aktif di twitter, antara lain merasa asing dan tidak tahu cara gaulnya. Dahulu orang memperlakukan twitter hampir sama seperti facebook. Kalau saya follow, kamu harus follow back. Kalau aku komenin tweetmu, kamu harus balas. Tapi jaman sudah berubah. Twitter bergeser menjadi media sosial yang lebih praktis dan cuek. Kebutuhan orang tidak lagi pada hubungan sosial melainkan pada informasi. Apa yang ingin kita dapat tak lagi tergantung dari siapa yang kita follow. Kita bebas menjelajah dan mengomentari siapapun.
Baca: Facebook Jadi Internet Baru
Tentu saja ada perkecualiannya, yaitu jika pemilik akun adalah seorang buzzer. Bagi buzzer, jumlah followers dan engagement penting banget. Tapi followers sudah bisa dibeli atau diusahakan berkelompok secara gotong royong, tak lagi semata-mata murni berdasarkan kebutuhan followers. Teman-teman saya sih nggak ada yang beli followers. Iya kan?
Dari para pemilik akun pribadi sendiri tampaknya juga berada dalam arus perubahan tersebut. Setidaknya di timeline saya. Makin jarang yang ngetwit untuk saling menyapa. Lebih banyak yang muncul ketika ada misi, entah itu live tweet, buzzing atau share link blog. Yah, ada beberapa yang masih monolog seperti saya, atau buang sampah perasaan yang tak bisa dilakukan di facebook karena interaksi pengguna facebook lebih rapat. Paling-paling ramainya jika ada isu yang sedang hot misalnya reshuffle kabinet atau saling konfirmasi jika ada bencana.
Dahulu orang mudah baper jika follow seseorang tapi tidak di follow back. Sebaliknya, orang juga suka mangkel kalau ditodong "folbek dong". Tapi sekarang banyak yang tidak peduli. Pengguna tidak mau lagi terikat dalam kewajiban sosial seperti saling follow back. Pengguna juga tak lagi ngomel jika tak berkenan soal follow mem-follow ini. They simply move on. Yup, seringan itu di twitter.
Tak hanya hiburan, info bencana dan berbagai macam ilmu bisa dengan mudah dicari. Akun BNPB selalu melaporkan live dari lokasi bencana. Berbagai event wajib disebarkan dalam bentuk live tweet. Jika event tersebut berbentuk workshop, dengan mengabaikan hashtag sponsornya, banyak ilmu yang bisa ditangkap dari rumah.
Search twitter untuk mengetahui perkembangan isu tertentu tanpa harus follow akun tersebut. |
Kebanyakan yang sudah nyaman di facebook enggan aktif di twitter, antara lain merasa asing dan tidak tahu cara gaulnya. Dahulu orang memperlakukan twitter hampir sama seperti facebook. Kalau saya follow, kamu harus follow back. Kalau aku komenin tweetmu, kamu harus balas. Tapi jaman sudah berubah. Twitter bergeser menjadi media sosial yang lebih praktis dan cuek. Kebutuhan orang tidak lagi pada hubungan sosial melainkan pada informasi. Apa yang ingin kita dapat tak lagi tergantung dari siapa yang kita follow. Kita bebas menjelajah dan mengomentari siapapun.
Baca: Facebook Jadi Internet Baru
Tentu saja ada perkecualiannya, yaitu jika pemilik akun adalah seorang buzzer. Bagi buzzer, jumlah followers dan engagement penting banget. Tapi followers sudah bisa dibeli atau diusahakan berkelompok secara gotong royong, tak lagi semata-mata murni berdasarkan kebutuhan followers. Teman-teman saya sih nggak ada yang beli followers. Iya kan?
Artikel ini terpicu oleh tweet mas @Nukman , pakar media sosial, yang menyatakan bahwa twitter tak lagi merupakan jejaring sosial, melainkan jejaring informasi.
Bukti bahwa twitter lebih sesuai disebut sebagai jejaring informasi adalah kategori twitter di App Store yang masuk News and Magazine. Yup, dengan demikian tak perlu risau jika tak bisa ngetwit tiap hari hanya untuk menyapa followers. It doesn't work that way anymore. Sebuah akun difollow lebih karena tweetmu menarik, menghibur, lucu atau berbobot, bukan karena ramah. Perubahan itu tentunya berdasarkan riset Twitter terhadap pola penggunaan twitter.Dari para pemilik akun pribadi sendiri tampaknya juga berada dalam arus perubahan tersebut. Setidaknya di timeline saya. Makin jarang yang ngetwit untuk saling menyapa. Lebih banyak yang muncul ketika ada misi, entah itu live tweet, buzzing atau share link blog. Yah, ada beberapa yang masih monolog seperti saya, atau buang sampah perasaan yang tak bisa dilakukan di facebook karena interaksi pengguna facebook lebih rapat. Paling-paling ramainya jika ada isu yang sedang hot misalnya reshuffle kabinet atau saling konfirmasi jika ada bencana.
Misalnya dapat info penting dari Adam & Susan tanpa harus follow mereka, melainkan melalui Lia yang kita follow. Aslinya sih saya follow semuanya, ini cuma contoh. Hehehee |
Dahulu orang mudah baper jika follow seseorang tapi tidak di follow back. Sebaliknya, orang juga suka mangkel kalau ditodong "folbek dong". Tapi sekarang banyak yang tidak peduli. Pengguna tidak mau lagi terikat dalam kewajiban sosial seperti saling follow back. Pengguna juga tak lagi ngomel jika tak berkenan soal follow mem-follow ini. They simply move on. Yup, seringan itu di twitter.
Ada beberapa cara menikmati manfaat dari twitter tanpa harus bergantung dengan yang kita follow:
- Lihat trending topics. TT itu terjadi jika banyak pengguna yang tweet tentang suatu hal dalam waktu bersamaan. Karenanya, event yang mewajibkan atau ada lomba livetweetnya sering TT. Tinggal pilih TT yang menarik lalu klik, maka akan bermunculan tweet seputar berita tersebut yang bisa kita simak.
- Search sesuai minat. Misalnya sekarang sedang menunggu eksekusi terpidana mati dimana TV banyak yang breaking news, tinggal search kata "eksekusi mati".
- Terlihat melalui quote tweet teman. Meskipun tidak follow seseorang, kita bisa saja mendapatkan informasi penting melalui akun teman yang kita follow.
- Merunut dari mention orang yang kita follow. Misalnya, ada retweet dari A tentang sebuah twit war antara B dan C. Kita bisa klik akun B atau C untuk melihat apa yang sedang terjadi.
- Mencuri ilmu dari livetweet. Tak perlu antipati jika timeline penuh livetweet dengan hashtag sponsor tertentu. Kadang isinya penting untuk diketahui. Misalnya tentang optimasi blog. Seandainya orang yang kita follow tersebut tidak livetweet secara maksimal, tinggal klik hashtag sponsor tersebut untuk memanen ilmu dari akun-akun lain yang tidak kita follow tapi melakukan livetweet lebih baik.
Dengan demikian bisa dimengerti mengapa brand tetap menyukai penyebaran informasi melalui twitter karena meskipun pengguna makin jarang menggunakannya untuk pergaulan sosial tapi mereka tetap memantau timeline untuk mencari berita terkini atau aktivitas yang sedang hangat dibicarakan dari seluruh dunia. Dibandingkan dengan media sosial lain, di twitter lebih mudah mencari berita yang saat ini sedang terjadi di dunia. Bahkan jika kamu tidak sedang dekat TV, kamu bisa mengikuti siaran langsung sepak bola dari tweet para penggila bola.
Sayangnya, bully dan pornografi di twitter termasuk bebas. Pandai-pandailah menahan diri.
17 Comments
iya bener, aku aja kadang masih kuper di twitter, seperlunya aja palingan kalo ada maksud (baca : live twit, cari informasi).
ReplyDeleteDan bener kata om Nukman twitter jadi jejaring informasi, setuju pisan tinggal cari TT aja ya.
Moga makin akrab dah dengan si twit ini, coz pengganti tv selalu jauh haahahha
Kadang lebih suka ngikuti di twitter drpd TV. Komentarnya ajaib2 :))
DeleteSaya bbrp kali tau ada berita terkini jg dr twitter si mbak, tp gak nyadar klo emang fungsinya dah mulai bergeser gtu hehe
ReplyDeleteTFS :)
Lebih asik sekarang sih :)
Deletesaya lebih sering anggurin twitter saya Mba, kecuali ada lomba yang mensyaratkan share postingan di twitter baru deh twitternya kepake :)
ReplyDeleteYa gpp mbak, yg penting tetap punya akun krn sewaktu-waktu diperlukan blogger. :))
DeleteAku kalau udah ngerasa kudet bgt ga sempet ntn tv atau browsing....ya cek trending topic twitter
ReplyDeleteSebelnya, kadang yg masuk trending itu acara tv hura2 nggak jelas atau sinetron.
Deleteiya benerrr... aku tuh paling nggak bisa ngetwit karena terkekang dengan pembatasan karakter tapi aku rajin nengokin twitterku karena aku suka baca aneka informasi pendek dan ringan disana. makanya isi twitterku kebanyakan RT mulu... sering apa yang aku RT itu bisa jadi bahan tulisan buat ngeblog.
ReplyDeleteAaaah iya betul. RT-an jadi bahan ngeblog. Thanks tambahannya.
DeleteHanya buat share GA mbak Lus. Mau jawab aja takut salah ntar diketawain. Tapi baca ini jadi pengen lebih sering buka twitter biar kudetnya nggak terlalu parah. Wah mbak Lusi pinter mempengaruhi nih :)
ReplyDeleteLah ikut ketawa aja kalau ada yg ngetawain heheheee
DeleteLambe turah aku pernah kepo sekali habis itu gak pernah aku lihat lagi mbak. Boleh di cek gak follow juga hehehe. jarnag banget lihat infotainment berita juga
ReplyDeleteNggak ada manfaatnya ya bikin dosa heheee
DeleteNggak ada manfaatnya ya bikin dosa heheee
DeleteNggak ada manfaatnya juga bikan dosa :)
DeleteAku jarang nge-tweet di twitter, biasanya cuma share url postingan aja hehehe. Selebihnya nyimak aja, baca2 berita yg lagi hot via twitter ini.
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji