Cerita baik tarif ongkir pas JNE Express ini saya share sebagai andalan olshop saya karena tidak ada biaya tambahan lain.
Walau awan hitam pekat, tanda hujan badai akan datang, JNE tetap bergerak mengantar kiriman kita tepat waktu. |
Bertahun-tahun lalu, ketika mengawali online shop (olshop) Ladaka Handicraft, saya mencoba berbagai jasa kurir untuk saya masukkan dalam daftar rekomendasi jika ada pelanggan yang meminta alternatif. Kriteria yang menjadi pertimbangan saya adalah:
- Tarif murah dan bisa dicek secara online.
- Pengiriman cepat.
- Keberadaan paket bisa dilacak.
- Produk sampai di tangan pelanggan dalam kondisi baik.
- Agen dekat dengan rumah saya.
Berhubung produk Ladaka bervariasi, dari yang bentuknya kecil hingga sebesar tempat laundry, maka saya harus punya berbagai alternatif tergantung besar kecilnya barang. Best seller Ladaka adalah produk-produk seperti tempat tisu, tempat jam atau tempat ponsel yang beratnya dibawah 3 kg. Saya butuh satu kurir yang bisa diterima oleh semua pelanggan yang memesan best seller item agar saya tidak sibuk kesana kemari menuruti alternatif yang diinginkan pelanggan.
SUSAHNYA TARIF ONGKIR YANG TIDAK PAS
SUSAHNYA TARIF ONGKIR YANG TIDAK PAS
Suatu saat, saya pernah menggunakan kurir yang menyediakan layanan mirip JNE. Tarifnya lebih murah dari JNE tapi kok totalnya selalu lebih banyak? Masa sih saya salah info atau hitung terus? Cuma berat 1-2 kg kan mudah saja ngecek dan menjumlahkannya dengan harga produk. Meski begitu, saya masih berasumsi bahwa ada perubahan harga yang tidak termonitor. Tapi hati masih terus bertanya, "Kok ya terus-terusan?"
Sebagai pemilik olshop yang baik, setelah kirim, saya langsung menginformasikan nomor resi pengiriman tanpa diminta pelanggan. Maksudnya agar mereka bisa ikut memantau perjalanan pesanannya dan jika ada keterlambatan bisa cek sendiri dulu sebelum menghubungi saya. Saya sangat diringankan dengan cara seperti itu. Sebaliknya, pelanggan senang karena tidak perlu tanya-tanya ke olshop sudah dikirim atau belum, mana resinya dan sebagainya. Setelah itu, resi saya arsip sampai pesanan tersebut sampai ke tangan pelanggan dengan kondisi baik.
Tapi karena keheranan saya akan ketidaktepatan ongkos kirim (ongkir) tersebut membuat saya membongkar kembali resi-resi lama. Walah! Ternyata setelah tarif, dikenakan biaya administrasi dan packing. Pantesan! Entah apa yang dimaksud dengan biaya administrasi itu karena yang saya terima adalah secarik kertas kwitansi saja, sedangkan biaya administrasi yang dikenakan seharga segelas es teh manis. Mungkinkah pelanggan secara tak langsung diminta gotong royong membayar biaya listrik dan koneksi internet? Lalu biaya packing itu maksudnya yang mana? Plastik seukuran amplop besar itukah? Jika dijumlahkan keduanya lumayan lo, 10% dari harga produk.
Setelah tahu ada biaya tambahan, jadi sudah benar dong menghitungnya? Iya sih, tapi kan ribet banget, buka website, cari tarif, terus menambahkan 10%. Meski ada tujuan yang frekuensinya sering seperti Jakarta, tapi saya selalu cek tarif dulu, takut ada perubahan harga tanpa kita ketahui. Tambah ribet lagi karena berarti harus menjelaskan ke pelanggan tentang tambahan tersebut jika dia melakukan pengecekan sendiri ke website kurir. Jika dia tidak percaya, masa harus saya foto kwitansi pengiriman dulu baru minta tambahan? Kalau tambahannya cuma Rp 5.000,-, habislah buat bensin dan parkir. Kalau didiskon saja, banyak juga Rp 5.000,- dikalikan dengan jumlah pengiriman.
TARIF ONGKIR JNE SELALU PAS
TARIF ONGKIR JNE SELALU PAS
Persoalan printilan sepele yang bikin pusing ini membuat saya mencoba kurir lain, yaitu JNE Express, dan dari situlah cerita baik dimulai.
Yang utama adalah tarifnya pas! Jika yang tampil di websitenya Rp 12.000,- per kg untuk tujuan Jakarta dengan paket OKE, maka cuma itulah tarifnya. Nggak perlu menambahkan apa-apa lagi. Yang di cek pelanggan sama dengan yang kita lihat. Tidak ribet menjelaskan. Tidak perlu ada kecurigaan.
Dijaman digital yang sangat maju ini, ngecek di website itu sudah kelamaan. Misalnya kita sedang di jalan tiba-tiba ada pelanggan yang menghubungi, berarti kita harus minggir, ambil gadget, buka website dan mencari kolom tarif. Buka websitenya saja sudah lama, masih harus nyari kolom tarifnya. Sebenarnya kalau pelanggan mau menggunakan keranjang belanja di website, tidak perlu tanya-tanya saya. Sayangnya pelanggan Indonesia lebih suka bertanya langsung. Mungkin sekalian memastikan bahwa olshop tersebut bukan penipuan. JNE sudah menyesuaikan diri dengan perkembangan yang serba mobile ini dengan aplikasi MyJNE.
Karena saya pengguna android, maka saya download dari Playstore. Aplikasi jelas lebih mudah dibuka daripada website. Fitur mobile-nya membuat kita bisa langsung mendapati kolom pencarian tarif begitu dibuka. Setelah mendapatkan tarif yang kita cari, bisa cepat-cepat merespon pelanggan tanpa sibuk buka kalkulator atau corat-coret menjumlahkan totalnya. Langsung saja menginformasikan angka yang tampak di gadget ke pelanggan.
Pihak JNE sendiri menganggap kemudahan penghitungan tarif ini sangat penting untuk menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan pelanggan. Sebagai bentuk apresiasianya, JNE mempersembahkan Hari Bebas Ongkir HARBORKIR dalam rangka ulang tahun ke-26 JNE tanggal 26-27 November lalu. Wah sudah sangat lama ya JNE kokoh bertahan di bisnis jasa pengantaran barang ini. Pantas saja JNE berani menggratiskan ongkir dalam kota selama 2 hari. Satu kios kecil saja sehari sudah banyak banget paket yang akan dikirim, dikalikan 55 kota. Kalau hari biasa pelanggan sudah dimudahkan dengan cara penghitungan yang simple, di hari spesial tersebut malah nggak perlu mikir sama sekali.
TIPS SEPUTAR TARIF ONGKIR
Pihak JNE sendiri menganggap kemudahan penghitungan tarif ini sangat penting untuk menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan pelanggan. Sebagai bentuk apresiasianya, JNE mempersembahkan Hari Bebas Ongkir HARBORKIR dalam rangka ulang tahun ke-26 JNE tanggal 26-27 November lalu. Wah sudah sangat lama ya JNE kokoh bertahan di bisnis jasa pengantaran barang ini. Pantas saja JNE berani menggratiskan ongkir dalam kota selama 2 hari. Satu kios kecil saja sehari sudah banyak banget paket yang akan dikirim, dikalikan 55 kota. Kalau hari biasa pelanggan sudah dimudahkan dengan cara penghitungan yang simple, di hari spesial tersebut malah nggak perlu mikir sama sekali.
TIPS SEPUTAR TARIF ONGKIR
Mengapa soal tarif kurir ini harus secepat dan setepat itu? Karena pelanggan tidak boleh diberi ruang untuk ragu sedikitpun. Jika dia merasa kita mencla-mencle, memberi informasi yang diralat melulu, maka bisa saja langsung batal memesan.
Berikut beberapa tips yang saya lakukan dalam memberikan informasi tentang tarif ongkir kepada pelanggan, semoga pengalaman saya dengan JNE Express juga menjadi cerita baik buat teman-teman.
1. Saya selalu menanyakan alamat lengkap, tidak pernah hanya nama kota saja. Letak alamat tersebut di kota atau kabupaten akan sangat berpengaruh pada biaya kirim. Selisihnya bisa sangat jauh. Misalnya ada yang menjawab Jakarta, harus jelas Jakarta mana karena DKI punya 5 kota administrasi. Meskipun alamat tersebut di Tangerang sangat dekat dengan perbatasan DKI, tetap saja itu bukan Jakarta Barat. Bahkan jika letaknya sudah mepet kota, kalau wilayahnya di kabupaten ya tetap beda. Lebih baik lagi jika ada kode pos, lebih valid posisi alamat tersebut.
2. Lihat besarnya barang. Jika sangat besar, meski ringan, akan dihitung berdasarkan volume. Gunakan rumus volume = (panjang x lebar x tinggi) : 6000. Hasilnya dikalikan dengan tarif kirim per kg. Makanya pinter-pinteh deh, jangan sampai teman-teman kirim angin dan pelanggan bayar angin pula. Misalnya tempat payung besar yang Ladaka itu sangat besar sehingga bagian dalamnya pun sangat longgar. Agar tidak mubazir, saya tawarkan produk Ladaka lainnya dengan harga diskon untuk mengisi kekosongan tersebut.
3. Jika menggunakan bahan packaging khusus untuk barang fragile, misalnya kaca, jangan lupa menambahkan biaya packaging menggunakan kayu atau palet. Kalau produk Ladaka sih yang toples Lebaran itu loh. Bisa tanya langsung ke JNE tarifnya. Kalau olshop teman-teman berupa barang elektronika, lebih baik ditambah dengan asuransi. Untuk packaging standar seharusnya sudah dibebankan ke harga produk, pelanggan tahunya harga bersih saja. Packaging standar Ladaka adalah pembungkus (kertas, plastik atau bubble wrap), pengaman (busa atau gulungan karton bekas), kardus bekas dan lakban. Dalam kwitansi Ladaka tertulis bahwa kami menggunakan barang-barang bekas untuk packaging kecuali pembungkus bagian dalam karena produknya harus tetap bersih.
Meski sudah memiliki cara cek yang tarif yang sedemikian mudah, pernahkah saya tetap salah? Pernah dong. Biasanya karena pesanan baru jadi last minutes sedangkan hitungan saya bukan berdasarkan ukuran riil, melainkan berdasarkan ukuran produk ditambah sedikit untuk perkiraan packaging. Ternyata packaging riilnya lebih besar. Kalau sudah begini, saya akan menanggung kesalahan tersebut, tidak menghubungi pelanggan untuk minta-minta revisi. Rugi dong? Insya Allah tidak, masih ter-cover oleh margin, hanya jadi mepet saja untungnya.
Tapi begitulah yang utama dalam melayani pelanggan, harus serba pasti dan se-simple mungkin, seperti tarif ongkir JNE yang selalu pas, sesuai dengan yang ada di MyJNE, tanpa tambahan macem-macem lagi.
Nah, kalau sering kirim barang lewat JNE seperti olshop, mendingan sekalian daftar JNE Loyalty Card. Setiap pengiriman di cabang yang menerbitkan kartu tersebut akan mendapatkan poin yang bisa ditukar dengan berbagai merchandise. Selain itu, JLC juga bekerjasama dengan Sodexo, jadi sering kirim email berbagai promo menarik diluar dunia kirim-mengirim. Misalnya diskon hotel yang cukup besar. Mau liburan akhir tahun, kan? Selamat tahun baru 2017.
25 Comments
Wah aq belum punya kartunya.🤔😆☺minta kartu kemana?
ReplyDeleteKalau Jogja di Nitikan
DeleteRumus volume ni penting banget,buat olsop souvenir apalagi..yg mengirimnya selalu pake kardus besar
ReplyDeleteIya, kalau lupa ngukur volume bisa tombok heheee
DeleteRumus volume ni penting banget,buat olsop souvenir apalagi..yg mengirimnya selalu pake kardus besar
ReplyDeleteSetuju bgt soal ongkirnya yg pas! Sering klo pake jasa lain pas ngecek brapa, pas di tempat berapa. Ga jarang lbh gede di tempat. Jadi berapa kali ngerasain tombok buat bayar ongkir. Dikit sih tp kan lama2 menjadi bukit. Untung skrg ngga lagi.
ReplyDeleteMarjin sekecil apapun kudu diopeni. Sampai nol koma, kata Natali heheee
DeleteAsyik ya kalau sudah jelas sejak awal terkait ongkirnya :)
ReplyDeleteIya mbak, nggak mungkin ralat ke pelanggan. Image jadi kurang terpercaya
DeleteAku pelanggan setia JNE :D dulu punya olshop juga pakai JNE. Nah hebatnya sekarang tiap belanja online terus pakai JNE, aku selalu dapet notif mak kode JNE sama udah diterima oleh JNE dan mau dikirim, keren! App yg myJNE pun terbantu banget bisa tracking yang detail dan harga yang bisa dipilih
ReplyDeleteNah, itu lo kerennya. Paling males kalau kitanya yang malah kelabakan cari info barang sampai mana. Ngapain kita bayar kalau mesti melacak sendiri?
DeleteLayanan JNE selama ini masih ttp pilihanku..servicenya bagus dan bisa dicek paketnya dimana...masih terpercaya lah
ReplyDeleteIya mbak, profesional ya.
Deletewah lengkap banget, aku juga pakai JNE
ReplyDeletebetul mak
DeletePenting nih mbak tipsnya buat yang mau jualan online. Saya tadi malam juga baru kirim paket dan kaget karena ongkirnya ga sama waktu saya cek di web. Kata orangnya sih karena saya ceknya kota aja bukan kecamatannya.
ReplyDeleteHarus detil mbak biar nggak kecele.
DeleteJNE selalu di hati. kenal pertama jaman ngurus pengiriman kopi skripsi
ReplyDeleteWah tebalnya berapa kilo tuh? :)
DeleteSekarang sudah ada loyalty cardnya ya mba.. ini andalan aku di Jakarta kalau mau kirim2 barang dan hadiah Giveaways
ReplyDeleteAda loyalty cardnya mbak, tapi masih utk agen besar.
DeleteJNE kinerjanya bagus sih selama aku pakai JNE belum ada nilai merah lah. Hanya saja keterlambatan barang sampe paling itu aja, haha.
ReplyDeleteIya, tapi alasan terlambatnya masih bisa aku terima.
DeleteHalo,
ReplyDeleteTerimakasih sudah ikut blog competition Cerita Baik bersama JNE, ya. Semoga beruntung :D
Salam bahagia,
Pungky Prayitno
Halo,
ReplyDeleteTerimakasih sudah ikut blog competition Cerita Baik bersama JNE, ya. Semoga beruntung :D
Salam bahagia,
Pungky Prayitno
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji