Learn-Unlearn-Relearn saya dapatkan ketika hadir di Hi-Tea yang diadakan Nuniek dan Natali, suaminya, di West Lake, Jogja, akhir Desember 2016 lalu.
Hi-Tea mengingatkan saya pada kaum ningrat Inggris dan Asterix. Kebiasaan minum teh sore kaum ningrat tersebut digambarkan secara ekstrim dan konyol di komik Asterix ketika tentara Alexander Agung dibuat stress berat karena warga Galia bersama utusan dari Inggris berkali-kali tiba-tiba meninggalkan mereka di arena perang demi minum teh.
Hi-Tea Bareng Natali dan Nuniek
Hi-Tea bareng Natali dan Nuniek ini berbeda karena kami bukan orang Inggris dan diadakan di Westlake Resort yang indah dan nyaman. Sempat terjadi sedikit kebingungan ketika saya datang karena mbak yang ada di meja concierge memilih menginterogasi dengan siapa saya janjian, dibandingkan mencari informasi tentang Natali dan Nuniek. Tapi saya tidak langsung pulang meski sedikit kesal karena ada teman-teman yang datang dari seluruh Indonesia untuk event lain di resort tersebut. Tentu saja saya harus cipika cipiki dan foto-foto dulu dengan mereka.
Untunglah mbak yang di receptionist lebih baik hati dan mau berusaha mencari kesesuaian undangan saya dengan event disana. Tak lama ketemulah lokasinya di dermaga, dekat banget dengan dari lobi, dan papan event jelas-jelas menuliskan Hi-Tea Natali-Nuniek. Mungkin mbak yang concierge harus ikut ngobrol bareng dengan Natali dan Nuniek untuk memperbaiki sikapnya agar lebih helpful terhadap pengunjung.
Dermaga Westlake Resort ini cakep banget buat ngeteh sore, berupa pondok terbuka ditepi danau buatan yang cukup besar. Bahkan saya membayangkan di pagi hari tempat ini juga asik banget buat duduk, ngopi dan ngumpulin nyawa. Dan di malam hari, dengan penerangan temaran, dermaga ini akan menjadi lokasi dinner yang romantis.
The sweet couple. |
Saya tahu tentang rencana Hi-Tea ini dari Nuniek yang sudah saya kenal sejak pertama kali ngeblog. Waktu itu saya mencari komunitas ngeblog yang ternyata belum banyak, salah satunya Blogbugs yang dibentuk oleh Nuniek. Jadi Nuniek itu saya kenal sebagai blogger yang mapan, bukan "sekedar" istri direktur yang viral dengan ootd murahnya.
Namun, acara ini sesungguhnya bukan semata jumpa fans dengan Nuniek, meski sebagian bela-belain datang dari kota lain demi ketemu dengan Nuniek. Natali yang barusaja menerbitkan bukunya, In The Mind of Natali Ardianto, merupakan narasumber yang berharga. Jika ada kesempatan yang lebih baik, mungkin bisa dibuat sessi untuk teman-teman startup atau UKM di Jogja. Tanggal 6-7 Januari 2016 mendatang, Natali akan menyediakan waktu bagi teman-teman developer / engineer / programmer di Jogja. Kemarin saya coba mengakses pendaftarannya sudah penuh. Tapi siapa tahu ada tambahan seat, ya.
Natali dan Nuniek adalah pasangan yang sangat kompak. Jika melihat akun media sosial mereka, rasanya tak ada hari tanpa bepergian ke suatu tempat untuk event, meeting, networking dan sebagainya. Seakan full energy setiap hari. Meski terbiasa sibuk dan memiliki ritme kerja yang serba cepat, yang saya sangat hargai dari mereka berdua adalah kesabaran untuk memperhatikan orang lain berbicara. Padahal mereka suka bicara panjang lebar tapi mampu menahan diri. Mereka akan menunggu lawan bicara benar-benar selesai tanpa menyela, baru merespon.
Westlake Resort facilities. Keren ya, temapatnya? Sudah kesini? |
In The Mind Of Natali Ardianto
Dalam bukunya, Natali menceritakan perjalanan karier sebelum menjadi boss tiket.com sampai pelajaran-pelajaran yang harus diambil oleh seorang pelaku usaha, yang didasarkan atas pengalaman pribadi Natali tersebut.
Agak sulit saya menjabarkannya semua di postingan ini. Lebih baik teman-teman membaca sendiri agar bisa bergumam, "Iya juga, ya."
Yang saya garisabawahi dari kisah Natali adalah bahwa kita harus tahu apa yang dituju dan bagaimana mendapatkannya. Misalnya ketika Natali menyadari bahwa hard skill-nya yang sudah teruji dengan berbagai proyek IT semasa kuliah tidak ditunjang dengan soft kill, maka dia dengan berani banting stir bekerja sebagai trainer. Di training center tersebut, Natali tidak sekedar bekerja, melainkan juga mencoba berbagai teknik pendekatan untuk mematangkan approaching skill-nya sendiri. Tanpa soft skill yang memadai, dia tidak akan bisa menjadi pimpinan dari sebuah perusahaan. Dia akan mentok, kerja keras di level manajer sampai entah kapan.
Hal lain yang saya catat adalah apa yang Natali investasikan untuk menaikkan levelnya. Tidak ada pengorbanan dalam bisnis. Semua terukur dan terencana. Karena itu, sebuah usaha harus terus berinovasi untuk mengembalikan investasi yang telah ditanamkan.
Tidak ada istilah go with the flow karena air itu mengalir ke dataran yang lebih rendah, berujung ke laut, ke kesia-siaan.
Besarnya investasi juga menentukan setinggi apa hasil yang ingin kita capai. Natali bahkan mencontohkan bagaimana seorang blogger menentukan personal branding-nya. Kalau ingin menjadi top blogger, tentu harus menyajikan yang serba terbaik di blog. Investasi yang bisa dilakukan antara lain dengan membeli theme blog yang bagus dan kamera yang menjamin kualitas foto-foto penunjang blog posts. Jadi pengin malu nih, masih pakai theme dan foto gratisan alias CO0.
Learn-Unlearn-Relearn
Untuk mencapai sesuatu, kita harus membuka diri dan pikiran untuk learning sebanyak-banyaknya. Tapi setelah mencapai sesuatu tersebut, seringkali kita merasa paling tahu dari orang lain sehingga lupa untuk relearning dan unlearning. Kemauan untuk terus belajar, baik dari orang yang lebih muda, dari buku, bahkan membayar untuk ikut seminar akan membuat kita selalu update dengan perkembangan terkini dan menemukan alternatif-alternatif solusi bagi masalah yang sedang kita hadapi.
Kiri ke kanan: Mas Stefanus (Westlake Marketing), Pak Rama (Westlake Owner), mbak Fitri (tiket.com), Natali dan Nuniek |
Waktu itu saya ceritakan pada Natali bahwa mengubah Ladaka dari outlet di mall ke website itu ternyata tidak mudah karena excitement-nya berbeda. Terlebih lingkungan dikota tempat tinggal saya sekarang ini membuat pengusaha kecil banyak berlindung pada berbagai bantuan. Sedangkan kondisi struggling di luar Jawa dulu yang minim bantuan rupanya bisa lebih membuat saya bersemangat dan berani mengambil keputusan. Natali merespon bahwa kondisi yang serba terbatas justru membuat kita banyak ide dan rajin mencari terobosan.
Dalam bukunya, Natali juga menulis, jika mengubah dari offline ke online, nilai jualnya apa? Tentunya orang mengharapkan kemudahan. Untuk Ladaka, berarti itu berupa kemudahan dalam mengakses detil produk, dukungan customer service maupun transaksi dan delivery.
Dalam bukunya, Natali juga menulis, jika mengubah dari offline ke online, nilai jualnya apa? Tentunya orang mengharapkan kemudahan. Untuk Ladaka, berarti itu berupa kemudahan dalam mengakses detil produk, dukungan customer service maupun transaksi dan delivery.
Untuk New-Commer, Start-Up dan Pengusaha Kecil
Jika mengira buku Natali itu hanya merupakan biografi, teman-teman salah besar. Perjalanan karier Natali hanya di bagian awal buku. Halaman selanjutnya lebih banyak tentang berbagai aspek yang harus diperhatikan oleh para pengusaha, anak-anak muda dan siapapun yang berniat atau telah memiliki usaha sendiri.
Di halaman depan buku tersebut, Natali menyebutkan "A book for students, scholars, employees and budding entrepreneurs.
Buku tersebut tak hanya berisi motivasi kosong dari trainer bermodalkan sertifikat, melainkan didasarkan atas pengalaman sudah dijalani sendiri oleh Natali. Natali menjelaskan secara detil tentang ciri-ciri investor yang baik bagi startup, cara memilih co-founder atau partner, manajemen karyawan, finansial dan tentu saja tentang marketing. Selain itu juga ada tips tentang komunikasi, interview dan presentasi.
Westlake Resort's rooms. Nyaman banget buat semedi. |
Buku yang sangat padat itu terpaksa tidak saya baca dari awal sampai akhir, melainkan loncat-loncat sesuai dengan peristiwa, berita atau informasi yang sedang melintas. Ini karena tiap kalimatnya penting untuk dicerna.
Di akhir sessi, sempat berkenalan dengan pemilik Westlake, pak Rama, yang sangat sederhana. Mungkin di lain kesempatan bisa dikupas perjalanan bisnis pak Rama yang sebelumnya saya kira tukang mengurus ikan di Westlake. Maaf ya, pak.
8 Comments
Yayy, makasih banyak Mbak Lusi sudah datangg dan sharing ceritanyaa. Sampai ketemu lagi di Jogja yaaa!
ReplyDeleteBener juga ya, kalau mau upgrade ilmu yaa jangan pelit2 buat ikutan seminar berbayar. Dari gambar monyetnya aja udah jelas banget, kalau mau dapet ilmu yang berbobot banget, jangan pelit buat ngeluarin duit :D hehe... love you monkey (abis gambar monyetnya lucu :D)
ReplyDeleteSuka sama rok yang dipakai mbak Nuniek. keren. #gagalfokus
ReplyDeleteBaca di bagian terakhir yang pak rama dikira pengurus ikan, langsung mantengin yang mana fotonya pak rama...hehehe...
ReplyDeleteRelearning and Unlearning, noted.
ReplyDelete*pak Rama Anti mainstream
Tempat nya manja banget, mau lah nyobain beberapa malam hahaha
ReplyDeleteFokus sama suasana penginapannya..cozy banget yak
ReplyDeleteWuah keren Westlake Resort nya ini, sukaaa.
ReplyDeleteSeru ya mbak Lus bisa ngobrol-ngobrol dengan Nuniek dan Natali.
Btw itu Pak Rama, low profile ya.
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji