Ya begitulah blogger ada aja ceritanya termasuk ketika sakit. Tapi kali ini sakit saya berhubungan erat dengan profesi blogger, penulis dan onliner lainnya. Maka dari itu penting banget untuk saya bagi ke teman-teman.
Artikel ini juga merupakan kelanjutan dari tulisan saya tentang Mengapa Blogger Tidak Boleh Ngeblog Terus Menerus?
Okey, jadi sakit leher bagian kiri yang merambat ke kepala hingga terasa nyeri yang saya rasakan tidak kunjung reda meski sudah diberi obat pereda ketegangan otot dan penghilang rasa sakit. Sebenarnya obat-obat tersebut agak berbahaya bagi saya karena saya pernah keluar masuk UGD akibat asam lambung. Karena itu, saya juga diberi obat untuk menjaga lambung dari efek sampingnya. Ribet lah. Kira-kira 2 bulan lalu saya pernah sakit serupa tapi sembuh bersamaan dengan habisnya obat dari dokter. Kali ini tidak demikian. Kecurigaan dokter ada 4:
Mengapa biaya kesehatan begitu penting bagi blogger atau penulis? Bukankah jauh dari resiko kecelakaan kerja seperti pekerja lapangan atau stroke seperti pialang saham misalnya? Nah, baru belakangan inilah saya merasakan bahwa resiko blogger dan penulis itu juga sama besar meski "cuma" duduk. Saya sudah mencatatkan Rp 2 juta di bill asuransi untuk masalah yang sebelumnya cukup saya selesaikan dengan panadol seharga Rp 7.000,-
Hasil laboratorium menunjukkan bahwa tensi saya bagus dan lemak baik saya cukup tinggi. Artinya, kondisi dalam tubuh saya cukup prima. Tadinya saya mau periksa gigi saja karena kacamata saya masih belum lama kir. Tapi dokter buru-buru merekomendasikan saya untuk segera fisioterapi. Yah, mungkin beliau punya feeling kuat. Dokter tersebut berpraktek di sebuah rumah sakit modern di kota saya. Saya memang tidak menggunakan BPJS, melainkan asuransi swasta supaya bisa langsung periksa ke rumah sakit yang nyaman tersebut. Sedangkan BPJS harus melalui klinik pratama yang letaknya agak jauh dan susah parkir. Karena itu pula rujukan dari dokter cepat saya tindaklanjuti ke bagian fisioterapi di rumah sakit yang sama dan alhamdulillah semua dicover asuransi 100% alias gratis.
Di ruang fisioterapi itulah mbak terapisnya geleng-geleng kepala melihat kondisi pundak hingga leher saya, "Ya ampun ibu tegang sekali ini. Sudah lama? Ibu kok masih tahan bisa kemana-mana nyetir sendiri?"
Hari berikutnya ketika ganti terapis juga masih keheranan dengan kondisi saya. Padahal kan sudah dilemesin di hari sebelumnya ya? Memang sih saya harus menjalani 4x fisioterapi, jadi masih 2x lagi. Tindakan yang dilakukan terapis mungkin standar, yaitu dipanasin, pijat ultrasound, semacam divakum dan terakhir stretching. Itu enaaak banget. Kayaknya saya nagih. Hahahaaa....
Mungkin ada pertanyaan mengapa kok orang lain tidak memiliki masalah seperti ini? Jawabannya antara lain:
Selama fisioterapi itu, ada beberapa tips dari mbak terapis yang bagus jika kita ikuti:
1. Usahakan posisi laptop tidak boleh terlalu jauh dibawah mata kita sehingga membuat kita menunduk. Jika mengetik sambil lesehan, cari meja yang bisa membuatnya lebih tinggi.
2. Yang sering menunduk mengoperasikan ponsel, usahakan ponsel tidak terlalu jauh kebawah agar leher tidak tegang terlalu lama.
3. Lakukan relaksasi tiap jam dengan menarik kepala ke depan arah diagonal. Juga dengan memutar pundak ke depan dan ke belakang.
4. Setelah selesai menulis, lakukan relaksasi dengan tidur telentang, letakkan bantal dibawah pinggang atas sebentar untuk mengembalikan posisi badan yang lama membungkuk.
5. Ketika tidur, posisi bantal berada dibawah kepala sampai pundak, jangan hanya dibawah kepala saja karena leher yang menggantung akan mudah lelah.
6. Usahakan rutin berenang. Renang adalah olahraga paling baik untuk memperbaiki struktur tulang.
Apakah fisioterapi ini berhasil bagi saya? Let's see. Hari pertama, saya hanya minum obat 1x dari 2x yang dianjurkan. Hari kedua, saya tidak minum obat sama sekali. Hari ketiga, saya tidak fisioterapi karena Minggu, dan ternyata saya agak sakit lalu minum obat 1x. Selanjutnya saya tidak tahu tapi saya optimis fisioterapi tersebut berhasil. Setelah itu saya akan permak gigi agar makan lebih enak. Kan lemak baiknya tinggi, berarti udah bener dong makan saya. Heheheee.... Tapi dari beberapa literatur yang saya baca, gigi memang bisa menjadi penyebab berbagai penyakit serius.
Nah, bagaimana teman-teman? Masih main geber aja? Ya sekarang mungkin masih kuat karena masih muda, tapi kalau tidak punya manajemen relaksasi yang baik, tua-an dikit sudah bolak-balik ke dokter. Jangan sampai kayak gitu, ya. Yuk jaga kondisi.
Artikel ini juga merupakan kelanjutan dari tulisan saya tentang Mengapa Blogger Tidak Boleh Ngeblog Terus Menerus?
Okey, jadi sakit leher bagian kiri yang merambat ke kepala hingga terasa nyeri yang saya rasakan tidak kunjung reda meski sudah diberi obat pereda ketegangan otot dan penghilang rasa sakit. Sebenarnya obat-obat tersebut agak berbahaya bagi saya karena saya pernah keluar masuk UGD akibat asam lambung. Karena itu, saya juga diberi obat untuk menjaga lambung dari efek sampingnya. Ribet lah. Kira-kira 2 bulan lalu saya pernah sakit serupa tapi sembuh bersamaan dengan habisnya obat dari dokter. Kali ini tidak demikian. Kecurigaan dokter ada 4:
- Stress. Bwahahaaa.... Ya siapa tahu ya, meski bawaan saya woles dan banyak tertawa tapi ternyata jauh didalam hati saya lagi stress.
- Berhubungan dengan fungsi tubuh lain, yaitu mata atau gigi. Kebetulan kacamata saya cepat bertambah minus dan plusnya. Saat ini gigi kiri saya juga berlubang.
- Berhubungan dengan usia, dimana biasanya kondisi tekanan darah, kolesterol, asam urat dan sebagainya mulai menyerbu.
- Berhubungan dengan aktivitas sehari-hari, yaitu mengetik, menyetir dan olahraga.
So, bu dokter sudah wanti-wanti bahwa investigasi ini perlu kesabaran, waktu dan biaya karena sebab pastinya belum ketemu. Saya sih langsung miris soal biaya. Mana tanggal tua pula. Sakit itu mahal, saudara-saudara. Tapi saya ingat sudah punya BPJS dan asuransi swasta. Semoga bisa dicover.
Ini yang mau saya garisbawahi untuk teman-teman blogger dan penulis bahwa WAJIB punya asuransi kesehatan.Jika blogger, penulis atau onliners lainnya sudah kamu anggap sebagai profesi, maka ia harus mampu pula meng-cover biaya kesehatanmu. Bagi ibu rumah tangga yang merangkap blogger atau penulis mungkin nggak ketahuan ya apakah blogger ini sudah bisa disebut profesi atau hobi yang menghasilkan meski sering dapat job review atau menang lomba blog, sebab kebanyakan biaya kesehatan atau asuransi masih dipenuhi oleh suami. Tapi bagi jomblo, kalau biaya kesehatan masih ditanggung orangtua, itu artinya blogger atau penulis belum jadi profesimu bro sis, masih berupa hobi yang menghasilkan. Terlebih bagi cowok, kalau yakin bisa menanggung biaya kesehatan seluruh keluarga diluar kebutuhan pokok dari blog atau tulisan tanpa pekerjaan lain, berarti profesinya sebagai blogger atau penulis sudah boleh dibilang sukses.
Mengapa biaya kesehatan begitu penting bagi blogger atau penulis? Bukankah jauh dari resiko kecelakaan kerja seperti pekerja lapangan atau stroke seperti pialang saham misalnya? Nah, baru belakangan inilah saya merasakan bahwa resiko blogger dan penulis itu juga sama besar meski "cuma" duduk. Saya sudah mencatatkan Rp 2 juta di bill asuransi untuk masalah yang sebelumnya cukup saya selesaikan dengan panadol seharga Rp 7.000,-
Hasil laboratorium menunjukkan bahwa tensi saya bagus dan lemak baik saya cukup tinggi. Artinya, kondisi dalam tubuh saya cukup prima. Tadinya saya mau periksa gigi saja karena kacamata saya masih belum lama kir. Tapi dokter buru-buru merekomendasikan saya untuk segera fisioterapi. Yah, mungkin beliau punya feeling kuat. Dokter tersebut berpraktek di sebuah rumah sakit modern di kota saya. Saya memang tidak menggunakan BPJS, melainkan asuransi swasta supaya bisa langsung periksa ke rumah sakit yang nyaman tersebut. Sedangkan BPJS harus melalui klinik pratama yang letaknya agak jauh dan susah parkir. Karena itu pula rujukan dari dokter cepat saya tindaklanjuti ke bagian fisioterapi di rumah sakit yang sama dan alhamdulillah semua dicover asuransi 100% alias gratis.
Di ruang fisioterapi itulah mbak terapisnya geleng-geleng kepala melihat kondisi pundak hingga leher saya, "Ya ampun ibu tegang sekali ini. Sudah lama? Ibu kok masih tahan bisa kemana-mana nyetir sendiri?"
Hari berikutnya ketika ganti terapis juga masih keheranan dengan kondisi saya. Padahal kan sudah dilemesin di hari sebelumnya ya? Memang sih saya harus menjalani 4x fisioterapi, jadi masih 2x lagi. Tindakan yang dilakukan terapis mungkin standar, yaitu dipanasin, pijat ultrasound, semacam divakum dan terakhir stretching. Itu enaaak banget. Kayaknya saya nagih. Hahahaaa....
Mungkin ada pertanyaan mengapa kok orang lain tidak memiliki masalah seperti ini? Jawabannya antara lain:
- Masih muda. Katakanlah orang lain baru 10 tahun didepan laptop karena baru berumur 30-an, sedangkan saya sudah didepan laptop teramat lama karena sudah berusia ....-an. :))
- Memiliki gejala yang sama tapi tidak menganggapnya serius, melainkan seperti sakit kepala biasa.
- Memiliki manajemen istirahat yang sudah baik.
Selama fisioterapi itu, ada beberapa tips dari mbak terapis yang bagus jika kita ikuti:
1. Usahakan posisi laptop tidak boleh terlalu jauh dibawah mata kita sehingga membuat kita menunduk. Jika mengetik sambil lesehan, cari meja yang bisa membuatnya lebih tinggi.
2. Yang sering menunduk mengoperasikan ponsel, usahakan ponsel tidak terlalu jauh kebawah agar leher tidak tegang terlalu lama.
3. Lakukan relaksasi tiap jam dengan menarik kepala ke depan arah diagonal. Juga dengan memutar pundak ke depan dan ke belakang.
4. Setelah selesai menulis, lakukan relaksasi dengan tidur telentang, letakkan bantal dibawah pinggang atas sebentar untuk mengembalikan posisi badan yang lama membungkuk.
5. Ketika tidur, posisi bantal berada dibawah kepala sampai pundak, jangan hanya dibawah kepala saja karena leher yang menggantung akan mudah lelah.
6. Usahakan rutin berenang. Renang adalah olahraga paling baik untuk memperbaiki struktur tulang.
Apakah fisioterapi ini berhasil bagi saya? Let's see. Hari pertama, saya hanya minum obat 1x dari 2x yang dianjurkan. Hari kedua, saya tidak minum obat sama sekali. Hari ketiga, saya tidak fisioterapi karena Minggu, dan ternyata saya agak sakit lalu minum obat 1x. Selanjutnya saya tidak tahu tapi saya optimis fisioterapi tersebut berhasil. Setelah itu saya akan permak gigi agar makan lebih enak. Kan lemak baiknya tinggi, berarti udah bener dong makan saya. Heheheee.... Tapi dari beberapa literatur yang saya baca, gigi memang bisa menjadi penyebab berbagai penyakit serius.
Nah, bagaimana teman-teman? Masih main geber aja? Ya sekarang mungkin masih kuat karena masih muda, tapi kalau tidak punya manajemen relaksasi yang baik, tua-an dikit sudah bolak-balik ke dokter. Jangan sampai kayak gitu, ya. Yuk jaga kondisi.
8 Comments
intinya gak boleh terlalu lama dan di posisi yang nyaman...
ReplyDeletejika istirahat harus rileks..dan mengembalikan kekenduran otot...
bisa syaraf juga yg kena..klo aku pergelangan tangan suka sakit..
Kalau aku di depan laptop lama biasanya kepala pusing hingga asam lambung naik.
ReplyDeleteCepat sembuh ya, mbak.
Sehat sehat ya mak Lus, noted utk saya juga posisi2nya, selama ini gak disadari ternyata bisa merembet kemana2 ya tegangnya. Tfs mak.
ReplyDeleteaku termasuk yg gak bisa lama di depan laptop, makanya aku betah lama, sebisa mungkin hanay dua kali aku buka dlm satu hari
ReplyDeleteBbrp hari ini aku juga ada keluhan di kepala bagian belakang..deket2 leher...jangan-jangan...
ReplyDeleteGa berani main geber, kerasa banget bedanya jaman kuliah n skrg hehe. Dulu semaleman begadang ngerjain tugas dpn pC no problem. Skrg mah bisa terkapar hehe.
ReplyDeleteHaduh iya harus mulai jaga kesehatan nih, duduk depan lapie terus.
ReplyDeleteJadi bantalnya sampai pundak ya mbak? Pantesan suamiku leher sering sakit sampai parno. Habis ganti bantal, udah baikan, seminggu ini sakit lagi. Ntar aku bilangin supaya bantalnya sampai pundak.
Iya mbak biar lehernya nggak nggantung
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji