Chattra Kebaya adalah Paguyuban Pencinta dan Pemerhati Kebaya yang diluncurkan di Yogyakarta, tanggal 21 Maret 2017 lalu.
Jika kita mencintai sesuatu, maka kita akan berusaha memahami, merawat dan melestarikannya. Itulah yang dilakukan sekumpulan perempuan pencinta kebaya dalam wadah yang bernama Chattra Kebaya.
Kebaya lebih dikenal sebagai busana perempuan Jawa. Padahal secara tradisional, kebaya dikenakan juga oleh perempuan-perempuan dari daerah dan etnis lain sehingga lebih cocok dianggap sebagai busana nasional. Kebaya adalah atasan atau blus perempuan, ditandai dengan modelnya yang khas mengikuti lekuk tubuh perempuan.
Sekarang model dan bahan kebaya lebih variatif mengikuti kebutuhan dan selera pemakainya. Saya sendiri sudah melepas sekeng (jahitan pada bagian perut depan dan belakang untuk menegaskan feminimitas. Sekeng ini sebenarnya membuat perempuan tampak lebih langsing, tapi karena saya sudah memakai hijab, saya menghindari bentuk tubuh yang nyata.
Pengurus yang ayu-ayu menerima tamu. |
Dirumah, saya punya beberapa kebaya yang semuanya menggunakan bahan brokat. Maklumlah, tiap ada keponakan jadi pengantin, saya selalu mendapat kiriman kain seragam kebaya. Lama-lama banyak juga. Tapi untuk peluncuran Chattra Kebaya lalu, saya menggunakan kebaya dengan model dan bahan yang lebih casual, yang saya beli di Tjokrosuharto. Kebaya memang bukan busana khusus panitia kawinan, melainkan bisa digunakan untuk berbagai kegiatan.
Untuk yang berhijab dan terpaksa mengenakan bahan brokat karena merupakan seragam panitia, sebaiknya menjahit full furing sampai ujung lengan dilapisan dalam brokat, jangan hanya sampai pundak. Saya tidak menyarankan menggunakan dalaman atau manset untuk menutup brokat yang transparan, meskipun menggunakan dalaman yang full tertutup, karena terlihat tidak rapi.
Saya datang ke acara peluncuran Chattra Kebaya ini atas ajakan mbak Ninik dari N-Design. Beliau saya kenal sebagai designer busana yang konsisten menggunakan bahan dan motif lokal. Beliau juga menularkan kecintaan pada busana khas Indonesia pada murid-murid sekolah. Peluncuran Chattra Kebaya diadakan di gallery N-Design di Jl Suryodiningratan. Teman-teman tentu masih ingat saya pernah mengisi kelas blogging disini.
Mbak Ninik mengorganisir acara ini dengan rapi, hangat dan menyenangkan. Kalaupun ada kekurangan disana-sini, itu akibat hujan yang seolah tercurah dari langit tanpa henti. Seandainya langit cerah, pasti seru sekali garden party disini. Kalau teman-teman pengin garden party disini, ada Melting Pot Jogja yang siap menyajikan hidangan yang teman-teman inginkan.
Hidangan dari Melting Pot Jogja |
Ketika dikenalkan dengan mbak Esti, sang ketua paguyuban, saya merasa seperti sudah pernah ketemu. Sesampainya dirumah, barulah pikiran lemot saya teringat pada ibu-ibu cantik berkebaya di acara Urun Rembug Nasional Strategi Kebudayaan.
Yang sangat mengesankan dari acara ini adalah keramahan dan kehangatan dari mulai pintu masuk hingga sepanjang acara. Semua tamu, kenal nggak kenal diterima dengan baik oleh seluruh petugas dan panitia. Bukankah warisan budaya, apapun bentuknya, lebih menyenangkan disosialisasikan dan lebih mudah diterima dalam suasana keakraban?
Pengurus Chattra Kebaya tidak hanya dari Jogja tapi juga Bali dan Tangerang. |
Acara diawali dengan konperensi pers, diikuti dengan nembang, tarian, wayangan dan tumpengan. Meski demikian, tamu bebas bergerak kemana saja untuk mengambil foto, menikmati hidangan, menyimak sajian budaya dan sebagainya. Selain teman-teman dari berbagai media, hadir pula para pemerhati budaya dan komunitas lain. Saya sempat ngobrol dengan komunitas Jarikers dan Cagar Budaya Kita. Jarikers adalah komunitas perempuan pencinta jarik, sedangkan Cagar Budaya Kita adalah komunitas anak muda pencinta budaya. Cagar Budaya Kita sering mengadakan kunjungan ke museum-museum. Diluar sana memang banyak individu atau kelompok yang mendedikasikan diri pada warisan budaya yang tak kita perhatikan. Beliau-beliau ini dengan telaten menularkan apa yang mereka ketahui.
Kiri: kebaya kuthubaru gaya Jogja. Kanan: kebaya kuthubaru gaya Solo. |
Salah satu pengetahuan yang saya dapat secara kilat adalah tentang kebaya kuthubaru yang sempat ngehits ketika dikenakan bu Iriani. Ternyata Jogja juga mengenal kebaya tersebut hanya berbeda model sedikit. Untuk kebaya kuthubaru ala Jogja, masih bisa ditangkupkan membentuk huruf V di bagian depan, sedangkan gaya Solo tetap terbuka.
Meski mengenakan hijab, saya juga pernah punya kebaya kuthubaru lo. Agar kesannya tidak terlalu terbuka, area tengah saya panjangkan. Aman deh.
Kedepannya, Chattra Kebaya sudah mempersiapkan diri untuk mengisi berbagai sosialisasi di seminar-seminar, salah satunya di Fakultas Psikologi UGM di Hari Kartini nanti. Chattra Kebaya juga siap terlibat dalam berbagai riset tentang kebaya. Sasaran utama Chattra Kebaya adalah anak muda. Anak muda memiliki peluang yang lebih baik untuk melestarikan warisan budaya ini karena energinya masih penuh, mempunyai banyak ide kreatif dan masa dedikasinya lebih panjang.
Harapan mbak Esti yang wawancaranya bisa disimak di channel youtube Official NET News dan NET. BIRO YOGYAKARTA, berkebaya tidak perlu menunggu kondangan, melainkan bisa dipakai diberbagai kesempatan, misalnya naik kereta api atau ke kantor. Berkebaya itu tidak rumit, bisa disederhanakan sesuai kebutuhan. Misalnya mbak Esti yang memilih lengan 7/8 agar lebih praktis karena harus begerak leluasa sebagai tuan rumah bersama mbak Ninik.
Perempuan-perempuan pencinta kebaya yang multi talenta. |
Harapan mbak Esti yang wawancaranya bisa disimak di channel youtube Official NET News dan NET. BIRO YOGYAKARTA, berkebaya tidak perlu menunggu kondangan, melainkan bisa dipakai diberbagai kesempatan, misalnya naik kereta api atau ke kantor. Berkebaya itu tidak rumit, bisa disederhanakan sesuai kebutuhan. Misalnya mbak Esti yang memilih lengan 7/8 agar lebih praktis karena harus begerak leluasa sebagai tuan rumah bersama mbak Ninik.
Ini adalah event yang lain dari yang lain. Berada dalam lingkungan perempuan-perempuan yang punya visi, membuat saya sangat excited. Chattra Kebaya bagi saya bukan sekedar perempuan berkebaya, tapi lebih dari itu. Mereka juga perempuan-perempuan penuh bakat di berbagai bidang. Mereka bisa menari dan pandai mengalunkan tembang-tembang Jawa. Sempat pula mereka menimpali pak dalang Purwadi dalam bahasa Inggris ketika melakonkan "Banowati Ngadi Busono". Banowati adalah seorang putri dalam kisah Mahabharata.
Jadi teman-teman, kebaya bukan hanya bisa dipakai di kondangan atau identik dengan baju simbah-simbah di pasar. Kebaya bisa digunakan oleh semua generasi dan untuk berbagai keperluan. Tinggal menyesuaikan design, bahan dan motif sesuai kebutuhan. Kita punya busana warisan Nusantara yang membuat pemakainya tampak anggun. Mari lestarikan.
13 Comments
aq baru tau kalo ada komunitas untuk pecinta kebaya seperti jarikers dan cagar budaya kita dan yang paling baru tentunya chattra kebaya,, perempuan memang bikin takjub deh kalo pake kebaya, anggun banget kalo menurut aq mbak.
ReplyDeleteterima kasih untuk sharing ceritanya mbak..
Jarikers & cagar budaya kita bukan pencinta kebaya mbak. Mereka datang sebagai tamu sesama komunitas pecinta warisan nusantara :)
DeleteDari tadi aku menunggu foto maklus dengan kebayanya, apa aku yang terlewat? :) nice story, mak :)
ReplyDeleteAduuuh biasakan jarang ketemu fotoku di blog ya heheeee
Deletesekalligus melestarikan kebaya ya mbak paguyuban ini. ini khusus jogja aja ya mbak
ReplyDeleteHai Lidya, aku kangen dirimu laaaa :)
DeleteKalau untuk dikenakan perempuan berhijab kebaya berbahan brokat harus direnovasi besar-besaran ya mbak Lus, yang penting bentuknya seperti itu tapi ukurannya yang diperbesar :)
ReplyDeleteKomunitas Yogya keren-keren dan namanya juga kreatif. Jarikers. Mbak Lusi sibuk fotoin orang tapi lupa nggak foto buat diri sendiri hehe..
Sebaiknya waktu menjahitkan kebaya brokat minta full furing langsung mbak, biar nggak bongkar lagi :)
DeleteKebaya kesayanganku ya pas wisuda Mbak. Itu masih bisa kupakai pas Kartinian tahun lalu di sekolah. Tapi kayaknya untuk tahun ini udah nggak muat deh. Melar boookkk. Hahaha.
ReplyDeleteKudu nyicil dari sekarang nih buat jahitin kebaya untuk acara Kartinian di sekolah. Hihi. Postingan Mbak Lusi kali ini bagaikan alarm dini untukku. wkwkwk. Siap berburu kebayaaaaa!
Ayo bikin lagi :))
DeleteKebaya wisuda nggak punya. Nyewa hiks.
ReplyDeleteAduuuh aku pakai kebaya terakhir kali pas wisuda, nyewa sih, habis itu nggak pernah pake kebaya lagi hihi.
ReplyDeleteKebaya wisuda jg nyewa :))
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji