Ketika melihat halaman depan blog beyourselfwoman, saya menyadari bahwa gaya ngeblog saya telah berubah sangat jauh.
Meski sudah lama ngeblog, tapi sebenarnya yang membuat saya benar-benar terinspirasi adalah profesi Carrie sebagai seorang penulis kolom. Carrie menulis tentang perenungan atas kejadian sehari-hari bersama teman-teman dan pasangannya.
Lama dulu, kira-kira seperti itulah yang saya tulis. Semacam hikmah dari kehidupan sehari-hari, tapi tidak melulu tentang saya, melainkan bisa pula yang saya lihat dan dengar. Jadi tidak sama dengan curhat.
Sekarang, saya banyak menulis dengan gaya ngeblog yang umum digunakan oleh blog-blog populer, yaitu bertema khusus (niche), konsisten, informatif, solutif, lengkap dengan optimasi kecil-kecilan disana sini. Tentu saja saya tidak mau disamakan dengan media online karena bahasa yang lebih personal dan menggunakan berbagai pengalaman pribadi (user's experience).
Dahulu saya menulis untuk menentramkan hati, sama dengan Carrie. Bedanya, saya publish secara gratis, Carrie mengirimnya ke majalah (koran?). Sekarang saya menulis demi pageviews. Jika pageviews rendah, saya merasa bukan blogger yang baik.
Ada rasa kangen untuk ngeblog ala Carrie lagi. Rasanya adem sekali bisa menulis sangat panjang hanya karena melihat tukang tahu Jawa di perbatasan Sumatra Utara. Tak perlu riset kata kunci, tak perlu riset sejarah, hanya menuangkan apa yang saya rasakan.
Menulis feature itu mungkin tidak memberikan informasi apa-apa kepada pembaca. Tapi jika benar-benar mampu menggerakkan rasa yang ada didalam diri pembaca, maka sebenarnya ia telah sukses. Sayangnya, semakin lama berada di dunia maya, rasa itulah yang menghilang. Jadi bagaimana mau digerakkan? Belum lagi semakin malasnya orang mencerna kalimat-kalimat panjang.
Ketiadaan jati diri pada setiap pemeran kadang membuatnya mirip cerita fiksi. But the feeling is so real sehingga mampu menghubungkan blogger dan pembacanya. Namun bisakah itu masuk dalam ramuan SEO? Apa pula yang akan orang ketikkan ketika mencarinya di google search? Yang lebih mendasar, apakah orang akan mencarinya? Untuk apa?
Mungkin justru itu yang dirindukan, yaitu masa-masa ketika I didn't give a damn what blogging lessons said.
Mungkin justru itu yang dirindukan, yaitu masa-masa ketika I didn't give a damn what blogging lessons said.
If I could, I would blame everybody who made me understand that blogging is not a free acrtivity. Saya harus bayar domain, top up pulsa dan sebagainya. Lalu saya menginginkan semua, kamera, action cam, tripod dan sebagainya. Semua itu butuh biaya.
Akhirnya, saya menjadi seperti semua orang.
Akhirnya, saya menjadi seperti semua orang.
22 Comments
Apapun gaya nulisnya yang penting tulisannya njenengan bermanfaat mb. Baik gaya feature atopun yang model kayak sekarang penuh dengan solusi beberapa permasalahan dunia blogging. Kalo aku masih banyak meraba nih, masih piyik...masih cupu, jadi nulisnya suka suka dulu hehehe
ReplyDeleteYang penting happy ya :))
DeleteHalo mbak-e.... Lama nggak mampir kesini nih. Jenengan termasuk salah satu blogger yang selalu aku kangeni tulisannya. Enak, asik dan inspiratif.
ReplyDeleteAku mengalami nasib yang sama dengan jenengan mbak. Sekarang aku nggak percaya lagi teori nge-blog itu murah, kalau blogger termasuk profesi yang murah dan bisa dilakukan siapa saja. Sebaliknya blogger itu sulit, harus punya tekat kuat, dan mahal jika ingin terlihat profesional.
Menurutku nggak salah si, toh hidup kita juga berproses kan. Dan aku yakin tulisan ini pun mungkin akan dihampiri bagi mereka yang mencari kata kunci Carrie Bradshaws he he
Setuju, tiap kesungguhan akan ada harganya.
DeleteSama makluus akuoun rindu ngeblog yang tanpa banyak pikiran apakah ada yang baca, apakah seo friendly, apakah akan naikkin DA. Ada rasa pengen kembali k khittah ngeblog tahun 2011an tapi, tapiiii
ReplyDeleteIya tapiiii itulah heheee
DeleteSaya sering sekali membaca sepintas tulisan blog hanya demi menunaikan "kewajiban" BW mbak .. Oke berarti saya juga harus mengubah isi tulisan ya,menjadi "saya" dan bukan apa kata "pemesan"
ReplyDeletePenginnya tetap "saya" tapi dibayar. Hahahaaa
DeleteKalo saya ngeblognya masih ala jaman si cantik Carrie. Apa adanya aja mereview sesuka hati karena tanpa di bayar. Yang penting nulis aja dan banyak pageviewsnya udah seneeng. Belum pernah nerima bayaran.
ReplyDeleteHai mbak, lama tak berkabar. Dirimu idolaku :))
DeleteMak Lusiiiii kita sehatiiii 😍
ReplyDeleteAku juga mukai rajin ngeblog juga gara2 nonton SATC dan kebawa sama pemikiran-pemikirannya Carrie 😂 Kadang abis nonton, fasih aja gitu ngetik pake bahasa inggris panjang lebar. Masalah grammar sih belakangan, yang pwnting pesan tersampaikan 😂
Nikmatnya menulis ya :)
DeleteDan memang Mbak, akupun takut kalo tulisanku nggak ada yang baca. PV rendah. Ah, entahlah.
ReplyDeleteGalau ya :(
DeleteEnding tulisannya bikin saya tersindir mbaak : Akhirnya, saya menjadi seperti semua orang :( :( :(
ReplyDeleteAku merasa begitu :)
DeleteMba Lusi, aku yg sll merindukan dan kuat baca tulisan panjang2mu. Yang pendek gini jg sudah sarat makna sih
ReplyDeleteMakasih ya. Insya Allah panjang ataupun pendek tetap nulis.
DeleteTulisan mba Lusi ini informatif, pasti banyak deh pembacanya.
ReplyDeleteKalo aku masih nulis suka-suka, tapi emang dibanding saat pertama kali aku nulis, dulu itu lebih nyantai. Apa-apa ditulis, naik becak ditulis, ada tanaman nongol di halaman ditulis, panci gosong ditulis, rasanya enjoy gitu. Sekarang mau nulis satu postingan aja masih kebanyakan mikir, akhirnya malah nggak jadi nulis hahaha.
Hahahah itulah mbak yang bikin aku suka mampet otak
DeleteSaya masih tetap (mencoba) menjadi diri sendiri saat nulis di blog mba, at least saya ngga terlalu or selalu pusing sama key words or titipan lainnya :)). Dan that freedom is priceless!
ReplyDeleteAh dirimu seperti selama ini saja yang aku suka:)
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji