Yup, kita berhak memilih Whatsapp group (WA) yang mendukung hobi. Yang lebih penting lagi adalah mampu mengantar kita ke tujuan mendalami hobi tersebut.
Pic by JuralMin pixabay.com |
Ada 2 jenis hobi, yaitu hobi yang benar-benar untuk hiburan pelepas stress dan hobi yang kemudian ditekuni menjadi sebuah karya serius. Sebagai karya serius, hobi bisa saja dimaksudkan untuk mendapatkan penghasilan, bisa juga untuk menciptakan suatu masterpiece.
Dalam perjalanan mendalami hobi tersebut, kita akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat sama lalu membentuk kelompok, group atau komunitas. Kadang, kita memang dengan sengaja mencari group yang sehobi untuk berbagi banyak hal.
Saat ini, orang dengan minat yang sama kemungkinan besar akan segera membentuk sebuah group whatsapp agar komunikasi lebih mudah terjalin. Sayangnya, sebagai sarana komunikasi yang selalu online kecuali paketan habis, orang tak selalu memahami batas yang bisa dibagi. Sebaliknya, sebagai alat komunikasi non formal, kadang orang menerapkan aturan yang terlalu mengikat.
Memang gampang-gampang susah bergaul di group WA (WAG) meski sehobi. Namun yang utama adalah apakah group tersebut memenuhi kebutuhan untuk memperdalam hobi kita?
Biasanya saya tidak begitu saja minta dimasukkan ke sebuah WAG. Saya akan lebih memilih sarana lain yang tidak perlu berkomunikasi secara intensif, misalnya facebook group atau fanpage. Ini adalah cara saya untuk memberi ruang pada diri sendiri agar bisa mencerna ilmu dan informasi yang saya dapatkan dari group tersebut. Buat apa punya group hobi hingga puluhan kalau sibuk menyimak sana sini? Kapan ada waktu untuk mencerna dan mempraktekkannya?
Tapi jika diwajibkan, apa boleh buat. Itupun saya harus benar-benar memerlukan group tersebut untuk menambah ketrampilan. Jika cuma pengin tahu saja, lebih baik saya tidak jadi bergabung dengan group atau komunitas yang mewajibkan anggotanya join WAG.
Selama ini, WAG yang mampu membuat saya bertahan lama adalah:
- Admin WAG tegas tapi asik. Saya tidak suka admin mengajari bagaimana anggota bersikap. Cukup beritahu saja aturan bakunya dan tegur atau keluarkan dari WAG jika ada yang melanggar. Tak perlu terlalu sering menyuruh-nyuruh, apalagi pakai mengancam segala. Mungkin karena saya sudah tua ya, jadi tidak suka disuruh-suruh bagaimana harus bersikap. Lagipula yang ada di WAG kebanyakan sudah dewasa, jadi tak perlu seperti mengasuh anak TK meski beberapa anggota susah diatur. Cukup tegakkan aturan saja tanpa berpanjang lebar. Kalau remaja mainnya ke line.
- Anggota WAG tidak kebanyakan membahas masalah pribadi atau lainnya diluar tema hobi WAG tersebut, misalnya masalah anak, pilkada, sedang makan, sedang belanja dan sebagainya, terutama upload foto selfie yang tidak ada hubungannya dengan hobi tersebut.
- WAG yang tidak membiarkan saya monolog. Kadang kita bertanya sesuatu tapi anggota tidak punya jawabannya sehingga semua diam. Adalah kewajiban admin untuk memberikan sepenggal kalimat. Kalau tidak mau repot, ya jangan jadi admin.
- Anggota WAG tidak pernah copas dari tetangga, termasuk copas keagamaan. Dikampung saya, selain ada WAG ibu-ibu dan bapak-bapak, juga ada WAG pengajian ibu-ibu. Seringkali copasan yang sudah dibagi di group pengajian, masih diposting lagi di group kompleks. Saya tidak tahu apa maksudnya, kan anggotanya sama saja, cuma ditambah yang beda agama. Orang seperti itu tidak hanya ada di WAG kampung saya, tapi ada dimana-mana. Mereka merasa sudah menjadi hero setelah menyebar copasan itu dimana-mana padahal sebagian besar yang membaca adalah orang yang sama sehingga malah mengganggu.
- Anggota diberi kebebasan untuk saling berbagi. Tak semua orang yang mengajukan permintaan bergabung di WAG itu karena nggak tahu apa-apa. Banyak sebab lain, misalnya menambah pertemanan. Beberapa kali saya ketemu orang-orang hebat di WAG setelah bertatap muka, padahal selama di WAG beliau manut-manut saja. DIbandingkan dengan mengekang anggota, lebih baik menggali potensi mereka. Keuntungannya kan untuk WAG juga.
- WAG yang nggak cuma ramai sebulan atau dua bulan diawal tapi kemudian sepi. Adalah tugas admin untuk menaikkan semangat anggotanya. WAG seperti ini biasanya akan kena serok housekeeping saya. Jika saat ini sedang tren metode konmari untuk bersih-bersih rumah, saya termasuk yang rajin merampingkan isi ponsel.
Selain ke-5 hal tersebut, dari sedikit WAG yang saya ikuti, sebagian besar sudah memberi manfaat lebih besar dari yang saya harapkan. Meski tak ada WAG yang sempurna, namanya juga kumpulan berbagai kepala dan hati, tapi banyak hal menarik yang saya dapatkan, antara lain:
- Pop up craft tutorial. Kadang kalau ada anggota yang selo dan memberi tutorial craft yang dikuasainya, saya termasuk yang antusias mengikuti. Jadi, tutorial ini tidak berjadwal. Kapan lagi mendapat ilmu sambil leyeh-leyeh?
- Informasi workshop, pameran atau toko-toko belanja kebutuhan hobi kita.
- Bisa bertanya ke teman-teman yang terampil atau lebih berpengalaman.
Masuk dalam WAG itu tidak seperti urusan jodoh, jadi jangan berkepanjangan mikirnya. Kalau sekiranya asik, ikutlah berpartisipasi dan berbagi, jangan cuma pasif dan ambil untung dengan mencatat percakapan anggota lain. Itu akan memberikan semangat pada admin yang sudah mengadakan sarana tersebut untuk kepentingan bersama. Tiap WAG juga punya peraturan yang berbeda, yang sudah didasarkan atas kepentingan pendiri dan mayoritas anggotanya. Jadi tak perlu membanding-bandingkan. Take it or leave it saja sesuai dengan kebutuhan kita.
Tapi jika membuat kita tidak nyaman, segera tinggalkan. Jika ada perasaan tidak enak, paling waktu pamitannya saja. Setelah itu, kita kan tidak tahu dan tidak perlu juga mencari tahu apa yang diomongkan didalam WAG, apakah membicarakan kepergian kita atau tidak.
Tapi jika membuat kita tidak nyaman, segera tinggalkan. Jika ada perasaan tidak enak, paling waktu pamitannya saja. Setelah itu, kita kan tidak tahu dan tidak perlu juga mencari tahu apa yang diomongkan didalam WAG, apakah membicarakan kepergian kita atau tidak.
Meski begitu, saya tidak pernah meninggalkan adab kulonuwun dan berpamitan selayaknya bertamu. Ketika pertama kali masuk ke WAG, saya akan memperkenalkan diri. Ketika ingin keluar, saya akan japri dulu adminnya sebelum pamit di WAG karena alasan saya meninggalkan WAG yang sesungguhnya tidak penting untuk dibahas oleh semua anggota. Cukup yang normatif saja yang disampaikan di WAG pada saat pamitan.
Nah, bagian japri admin ini yang sering tidak dilakukan teman-teman dengan alasan tidak enak dengan admin atau takut salah omong. Padahal, justru kalau kita tidak ngomong dulu akan membuat admin merasa tidak nyaman. Kalau adminnya baperan, dia akan mikir berhari-hari tentang apa salahnya. Kasihan kan? Kalau dia seorang yang emosi-an, akan ngomel-ngomel di WAG. Nah, nama kita rugi kan?
Nah, bagian japri admin ini yang sering tidak dilakukan teman-teman dengan alasan tidak enak dengan admin atau takut salah omong. Padahal, justru kalau kita tidak ngomong dulu akan membuat admin merasa tidak nyaman. Kalau adminnya baperan, dia akan mikir berhari-hari tentang apa salahnya. Kasihan kan? Kalau dia seorang yang emosi-an, akan ngomel-ngomel di WAG. Nah, nama kita rugi kan?
Jangan sekali-kali meninggalkan WAG tanpa pamitan. Memangnya jailangkung, datang tak diundang, pergi tak diantar? Kita kan sudah diajari adab bertamu yang baik. Apalagi dunia ini sempit, masih ada kesempatan bertemu diluar WAG. Jangan meninggalkan kesan buruk.
Banyak masalah pelik diluar sana yang lebih berat dibandingkan dengan urusan WAG untuk kepentingan hobi. Misalnya mikir biaya sekolah anak, ujian anak, membetulkan atap bocor di musim penghujan seperti sekarang ini dan sebagainya. Karena itu, sebaiknya difilter saja WAG yang diperlukan dengan kepala dingin dan hati tenang. Tak perlu merasa terintimidasi oleh perasaan tak enak.
WAG untuk hobi itu seharusnya membuat kita tambah ringan dan senang menjalani hobi. Syukur-syukur hobi tersebut menjadi sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri atau bagi masyarakat.
18 Comments
Hahha bete banget ya mba kalau bertanya di grup whatsapp tapi nggak ada yang jawab. Aku pernah begitu, mba. Ya pasrah wae. Tapi ada juga grup keluarga besar yang anggotanya sering share info hoax eh admin nggak tegas tapi aku nggak bisa left :( karena nggak enak
ReplyDeleteKalau wag keluarga besar susah ya krn nggak semua aktif di medsos jd nggak update yg hoax, terutama yg sepuh2.
Deleteiya, mbak, paling nyebelin itu copas2 pengajian dan nasihat2 kebajikan lainnya, sementara kita tahu pasti bahwa orang yg ngirim copas itu aslinyaaa yaaa gitu deeh...istilagnya asal share enggak ngaca dulu
ReplyDeleteCopas itu cuma butuh waktu bbrp detik. Mengamalkannya yg susah.
Deletesaya paling bingung kalo masalah wag. suka pengin keluar karena postingannya udah ngalor ngidul ga karuan, tapi ngga enak. belum cobain sih wag yang buat hobi. kayaknya beneran asyik tanpa politik, hihihi
ReplyDeleteKecuali wag keluarga, saya pasti tinggalkan, nggak pake mikir & sungkan. :)
DeletePernah sih mak tiba-tiba left grup hobi traffic tinggi yang terlalu "bebas". Kelimpungan ada bombardir foto-foto seksi nggak pakai baju, sementara aku ada anak kecil dan suka ceroboh soal gadget. Mau basa-basi pamit sudah telat hahaha ya sudah que sera sera. Lesson learned kalau ikut grup hobi harus lihat-lihat aturan mainnya dan ketegasan para pendiri..
ReplyDeleteKenapa ya kalau di wag itu cowok2/bapak2 kayak kerasukan, tabungan foto/meme tak layaknya dikeluarkan semua. Mereka sih kesenengan. Lha yg sesama perempuan ini yg risih.
DeleteBerdasarkan pengalaman biasanya wag ramenya pas saat saat tertentu saja, selebihnya tidak ada aktifitas. atau palingan yang rame orangnya itu itu aja. :)
ReplyDeleteKalau tidak ada tujuan khusus memang begitu
DeleteWAG ku banyak maklus, tapi cuma 3 wa keluarga dan beberapa wa kerjaan yg kl nyekrol dibaca. Lain2nya kl udah 300an sekian chat, clear chat. ^_^
ReplyDeleteEh iya ada satu wag kerjaan kita yg belum dibubarin tuh. Bubarin yok :))
DeleteSebagian besar WAG isinya copas atau ngomong gak jelas. Aku termasuk orang yang sangat milih-milih jika diajak gabung di WAG dan lebih tertarik gabung di komunitas profesi, hobby yang di FB grup yang adminnya jelas.
ReplyDeleteSeringnya malah ngobrol sendiri dg gengnya, lah kita jadi cuma nonton hiks
Deleteaku punya WAG yang isinya cuma 3 orang, isinya sahabat yang sama-sama wirausahawan amatir hehe.. asyik isinya saling dukung gitu mak..
ReplyDeleteBener, kalau wag yg kenal2 biasa aja cuma ngabisin paketan :)
Deletehem...aku apa ya? kayaknya kebanyakan wa komunitas deh.
ReplyDeletemalesin juga kalau wa grup dijadiin tempat mata2. nanti di skrinsut2in ke grup lain heuheu
Hahahaha bener. Ntar hasil mata2nya dibahas di wag gengnya. Hadeeeh
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji