Siapa pula mbah Ropik ini? Kalau memang sudah punya uang, kenapa pikir-pikir lagi buat beli mesin jahit?
Masih ingat postingan saya tentang benang bawah yang longgar? Ternyata, masalahnya belum bisa saya selesaikan. Setelah menelusuri youtube, ternyata ada satu lagi yang bisa dicoba yaitu mengamplas jalan benang bawah. Tapi berhubung sudah lelah jiwa raga, saya putuskan untuk menyerah dan minta bantuan ahlinya.
Mesin Janome L 395-F milik saya itu beli melalui sebuah komunitas menjahit. Tapi jika ada kerusakan, bukan tanggung jawab komunitas, melainkan dealer yang bersangkutan. Saya segera mencari nomor telepon dealer tersebut yang ditempelkan di meja mesin jahit. Berikut transkrip percakapannya berdasarkan ingatan saya:
Saya: Ini Toko Anu yang di Gedong Kuning (Jogja) ya?
Dealer: Betul, bu.
Saya: Pak, saya beli mesin jahit disitu. Sekarang setting benangnya longgar.
Dealer: Wah, bagaimana ya? *sepertinya dia mikir bakal saya minta datang kerumah, nih
Saya: Saya kok pak yang mau bawa kesitu. Tapi bisa ditunggu, kan? Rumah saya jauh?
Dealer: Oh, bisa bisa. Gratis kok, bu, kalau tidak ada penggantian spare part.
Saya: Bukanya jam berapa ya, pak?
Dealer: Jam 8 sampai jam 4.
Saya: Wah, ini sudah sore. Besok pagi aja ya, saya kesana.
Dealer: Siap, bu.
Pagi-pagi, saya sudah cantik nggotong mesin jahit ke seberang kota. Penginnya, begitu toko buka, saya langsung dilayani sehingga siang harinya bisa pergi kemana-mana. Tapi, sudah bolak balik 2x didaerah tersebut, kok ya toko tersebut enggak ketemu. Lalu saya telepon lagi dealer itu. Berikut transkripnya:
Saya: Pak, sebelah mananya BPJS ya?
Dealer: Euuung.... Eeee....
Saya: Saya sudah di jalan Gedong Kuning nih.
Dealer: Eh, maaf bu, saya sekarang di Klaten. Yang di Jogja sementara ditutup.
Saya: @&$#*@&@@^@^%$<>:PP#FR*&(@)@("}:{
Dealer: Eh, saya kasih nomor telepon yang jaga toko saya dulu aja ya, bu?
Saya: Oke, saya tunggu.
Semenit, 5 menit, 10 menit. Tidak ada sms apapun. (sampai sekarang, 2 minggu setelah itu)
Saya: @*@&$^^$&$)!_!P:"!MM!{:"FF<: amp="" i="">
Mungkin ini bisa diambil hikmahnya oleh teman-teman. Lebih baik beli langsung dari dealer agar jika terjadi sesuatu lebih enak urusannya. Meskipun nggak ada garansi dan misalnya service harus bayar, tapi itu lebih baik untuk teman-teman yang belum punya langganan reparasi mesin jahit. Seenggaknya kita tahu harus kemana.
Sudah kepalang basah, mau mesin jahit itu mau dibawa pulang lagi? Lalu saya buka chat group menjahit untuk menelusuri rekomendasi tukang reparasi. Salah satu yang direkomendasikan adalah di daerah Wirobrajan. Kebetulan saya ada di sekitar sana. Yup, dari ujung timur, saya ke ujung barat karena kebetulan ada keperluan lain. Tapi setelah 2x memutari daerah tersebut, tukang reparasi tidak ketemu. Jangan-jangan tutup lagi, nih.
Masih karena tidak mau pulang sebelum punya solusi, saya membuka google map. Meski pesimis menemukan service mesin jahit di google map karena itu bukanlah jenis jasa yang dibutuhkan banyak orang, tapi saya tetap mencoba. Dari hasil googling terlihat ada beberapa tukang service, tidak sesedikit seperti yang saya bayangkan. Tapi saya memilih Mbah Ropik karena ada 4 bintang. Lagipula alamatnya paling jelas. Coba deh cek saja di Gmaps.
Ternyata yang namanya Mbah Ropik itu belum simbah-simbah. Paling-paling lebih muda sedikit dibandingkan dengan saya. "Mbah" adalah panggilan yang diberikan oleh teman-temannya di komunitas mesin. Dia sendiri kaget waktu saya beritahu kalau saya menemukan alamatnya dari google. Dia merasa tidak memasukkan apapun disana. Terlebih ada foto kios dan bintangnya juga. Kemungkinan pelanggannya yang puaslah yang melakukannya. Semoga matanya sekarang terbuka dengan cara marketing baru ini sehingga makin bersemangat untuk memberikan layanan terbaiknya.
Kios Mbah Ropik ini sangat sederhana tapi mudah dicari karena di pinggir Jl Suryowijayan No.4 Gedongkiwo. Jalan ini ramai dilewati kendaraan dari Jogja ke arah Bantul dan sebaliknya. Kalau bisa jangan langsung kesana, melainkan telepon dulu karena dia sering dipanggil untuk memperbaiki mesin jahit konveksi. Dia juga melayani panggilan ker rumah jika tidak mendadak. Telepon Mbah Ropik: 081931737996.
Diagnosa Mbah Ropik sih bagian dalam mesin jahit saya ada yang sudah aus karena sering dipakai. Bukan masalah berarti dan bisa ditunggu. Heran juga ya, karena saya pakai baru beberapa bulan saja setelah selama setahun sejak pembelian saya diamkan. Biaya memperbaikinya Rp 70.000,- dengan rincian service Rp 50.000,- dan bahan Rp 20.000,-. Saya juga mendapat garansi sebulan. Sekarang sudah bisa beroperasi kembali dan suaranya lebih halus, meski belum bisa seperti awal membeli. Mesin jahit portable memang nggak bisa diajak kerja terlalu berat jika tidak disertai dengan perawatan yang benar. Ah, jadi pengin beli yang heavy duty, nih. Sudah telanjur suka menjahit. Nabung dulu, yuk.
Selama memperbaiki mesin jahit saya, Mbah Ropik banyak memberikan tips dan beberapa tutorial.
Yang wajib saya bagi ke teman-teman adalah jangan buru-buru beli mesin jahit jika belum mantap mau belajar menjahit. Mesin jahit itu paling tidak harus dipakai seminggu sekali agar performanya terjaga, terutama supaya sendi-sendinya tidak kering dan seret.
Ada tambahan nasehat lagi buat yang sudah sering menjahit seperti saya, yaitu memfungsikan semua motif jahitan secara rutin. Tidak harus setiap hari, tapi jangan sampai enggak. Jadi mikir, bagaimana kalau mesin jahitnya punya berpuluh-puluh pola jahitan ya? Mungkin harus sekalian belajar bordir. Begitu pula dengan alat untuk membuat kancing. Jadi intinya, tidak boleh ada fitur mesin jahit yang sama sekali tidak dipakai untuk waktu lama. Nanti giliran dipakai, sering ada masalah, meski tidak semua.
Nah, kalau beli mesin jahit cuma karena pengin punya itu sayang banget, ya. Harus ada keinginan untuk belajar menjahit juga sebelum membeli mesin jahit. Kalau belum ada keinginan kuat untuk belajar menjahit dengan mesin jahit tapi suka berbagai craft dengan bahan kain, masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan selain menggunakan mesin jahit, antara lain jahit tangan, mesin jahit tangan, lem tembak, bahkan stapler. Tinggal disesuaikan saja antara alat yang dimiliki dengan craft yang mau dibuat.
Bagi yang sudah punya mesin jahit tapi masih disimpan saja, hayuk dikeluarkan.
16 Comments
hmm.. ternyata emg harus di pake terus menerus ya mba, pantesan mesin jahit kk ipar saya gak bisa dipake lagi, pdhal trakhir dipake bikin hordeng bagus2 aja katanya, tp masalahnya terakhir itu entah 5-7 tahun yang lalu kayaknya :D
ReplyDeleteYa ampun lama banget? :))
Deletejadi merasa bersalah karena tahun lalu dibeliin mesin jahit sama pak suami, tapi makenya malesss banget karena gak ada meja buat naruh mesin jahitnya jadi kalau mau pakai harus keluarin dulu dari kardus, terus setelah pakai balikin lagi masuk kardus gitu terus jadi repot,, tapi baca ini kok jadi sayang banget udah punya tapi hampir gak pernah di pake.. tfs mbak lusi
ReplyDeleteIya, beli saja meja murah2an asal kuat nyangga aja.
Deleteoalaahhhhh ..... bgitu ternyata, enggak boleh nganggur sama sekali mesin jahit itu. Baru tahu saya.
ReplyDeleteIya harus rutin dipakai.
Deletejadi pikir-pikir mau beli mesin jahit sendiri, soalnya aku orangnya moody. Apa mending pinjam punya ibuku saja ya...
ReplyDeletePinjam dulu saja sambil ngantepin hati
DeleteJadi ingat mesin Singer peninggalan Mama saya. Udah berpuluh tahun gak digunakan. Apa masih bisa dipakai ya?
ReplyDeleteDibersihkan dan diminyaki dulu saja, trus dicoba pakai kain tak terpakai.
DeleteAku nyerah deh mba kalau urusan jahit menjahit. Buat jahit kancing lepas aja juga nggak rapi. Duh salut deh ama Mbah Ropik :p
ReplyDeleteDulu akupun mbak heheee
DeleteHarus yang benar-benar hobi dan cinta mati ya mbak, supaya nggak bosenan dan akhirnya nganggur :)
ReplyDeleteSalut sama usaha mbak Lusi yang pantang pulang sebelum berhasil dan mencoba berbagai cara untuk mencari tukang reparasi mesin jahit. Alhamdulillah akhirnya ketemu mbah Ropik dan diberi tips juga :).
Kadang bosan juga sih mbak hihihihi... tapi terus kembali lagi ke jalan yg benar karena sayang dg uang yg sudah dikeluarkan buat beli.
Deletewah bener mbak, aku beli mesin jahit langsung di dealer, lebih mahal dari online. tapi enak kalo mau service gak "ditolak". dan diajarin detail sampai diajari pula bikin pola dan jahit selama 2 bulan. Pas beli mesin obras, aku beli online. Gak tau belajar dari mana, akhirnya nonton youtube 2 bulan baru bisa ngoprasiinnya heuheu...
ReplyDeletePelajaran banget tu mbak, aku kapok nggak dealernya aja.
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji