Tunggu! Ini tentang lidah mertua tanaman, ya. Lidah mertua atau sansevieria bisa lesu atau layu bahkan mati ketika karena terlalu banyak kena hujan. Padahal lidah mertua yang sehat adalah tanaman hias idola para pecinta home decor.
Sebelumnya, saya mau meluruskan tuduhan bahwa rumah saya pastilah rapi paripurna karena blog beyourselfwoman banyak membahas DIY (Do It Yourself). Tuduhan itu keliru karena rumah saya malah berantakan seperti bengkel. Heheheee.... Itu sebabnya tidak ada foto rumah di blog dan instagram beyourselfwoman karena memang tidak layak dipamerkan. Apalagi untuk diliput majalah. Kejauhan tuh. Tapi saya tetap merasa nyaman karena berantakannya bukan akibat malas melainkan karena untuk mewujudkan ide-ide.
Okey, kembali ke lidah mertua. Postingan ini tercipta ketika saya punya satu jam untuk menengok halaman depan yang sudah lama sekali tidak tersentuh. Saya punya banyak pot lidah mertua hasil beli dan nyomot dari rumah orang. Kata orang, tangan saya itu dingin. Tanaman apa saja, meski asal nyomot atau asal potong pasti bisa hidup dan jadi banyak, asal saya punya waktu untuk mengurusnya barang seminggu sekali. Sayangnya, makin tua gerak saya makin lamban sehingga semua pekerjaan butuh waktu lama untuk selesai. Mengurus tanaman selalu tidak kebagian waktu.
Pot-pot tersebut kondisinya menyedihkan. Daun lihat mertua habis dan menguning, seperti membusuk. Lidah mertua adalah tanaman idola para pecinta home decor. Daun lidah mertua yang hijau eksotik membuat ruangan hidup dan segar. Menurut National Geographic, sansevieria mampu menyerap 107 jenis polutan sehingga membantu mengurangi pencemaran udara. Lidah mertua juga membantu menyediakan udara yang lebih bersih di dalam ruangan yang selalu menggunakan AC seperti rumah saya. Penggunaan AC yang terlalu lama sering membuat anak saya batuk-batuk karena kurang oksigen alami.
Kebetulan kita sudah memasuki musim pancaroba, jadi merupakan saat yang tepat untuk memperbaiki kondisi lidah mertua. Meski punya banyak tapi saya tidak memasukkan pot lidah mertua ke dalam rumah karena keterbatasan waktu yang saya ceritakan tadi. Supaya praktis tidak perlu mengurus, selama musim penghujan, pot-pot tersebut saya letakkan di halaman terbuka dan menyerahkan pekerjaan menyiram tanaman kepada hujan. Saya lupa jika lidah mertua itu tidak boleh terlalu sering disiram. Selama musim penghujan, kegiatan berkebun memang nyaris vakum karena saya geli melihat cacing yang biasanya lebih banyak muncul.
Pertama kali saya tahu bahwa lidah mertua tidak boleh terlalu sering disiram adalah ketika saya mencari lidah mertua di tukang tanaman. Saya tidak menemukan dimana pun. Kata tukang tanaman, di musim penghujan tidak menyediakan sansevieria karena tanaman bisa membusuk dan mati sehingga mereka rugi. Nah, sekarang saya diambang kerugian.
Jenis lidah mertua itu sangat banyak tapi saya membagi dalam 2 macam saja, yaitu lidah mertua yang daunnya menjulang dan lidah mertua bantek alias lida mertua yang daunnya pendek. Ini berpengaruh pada pemilihan pot. Untuk lidah mertua yang menjulang, lebih baik menggunakan pot yang besar dan tinggi. Lidah mertua jenis ini lebih mudah dan lebih cepat berkembang. Untuk lidah mertua bantek cukup di pot yang kecil atau pot besar tapi pendek. Lidah mertua bantek cocok diletakkan di atas meja atau rak.
Yuk kita mulai "menghidupkan" kembali lidah mertua yang ngenes tersebut. Peringatan, ini adalah cara yang umum saya lakukan terhadap hampir semua tanaman saya dan sudah terbukti berhasil. Di tangan orang lain, cara ini bisa saja gagal. Nggak ada jaminan, ya.
Pertama-tama, pilih lidah mertua yang kondisinya paling menyedihkan karena kemungkinan bertahannya lebih tipis jadi harus diselamatkan dulu.
Cabut selurut tanaman dengan bantuan cetok. Tak usah khawatir jika ada akar yang terpotong.
Buang tanah yang ada di dalam pot tersebut.
Guyur atau semprot akar dengan air untuk menghilangkan sisa tanah lama. Semprot juga bagian dalam pot.
Letakkan tanaman di dalam pot, lalu timbun dengan tanah atau media tanam hingga 3/4 isi pot. Perciki dengan air. Media tanam dijual dalam kemasan plastik dan karung. Harga di tukang tanaman jauh lebih murah dibandingkan dengan di toko. Di tukang tanaman hanya Rp 10.000,- satu karung.
Gunting daun yang sudah kering.
Untuk tanaman hias, utamanya di dalam ruangan, tutup bagian atas tanah dengan batu hias. Ini agar secara estetika lebih bersih dan enak dipandang. Jangan lupa diberi alas agar serpihan tanah dan tetesan air tidak mengotori ruangan. Batu hias dijual di tukang tanaman, tukang batu alam dan toko. Paling murah di tukang tanaman, hanya Rp 20.000 satu plastik besar.
Cek kondisinya 3 hari sekali dan siram jika perlu menggunakan spray atau memanfaatkan botol air mineral yang tutupnya dilubangi dengan jarum. Tak perlu terlalu banyak air karena tetesannya akan menggenangi alas dan mengakibatkan nyamuk. Nggak perlu juga dibawa keluar rumah untuk disemprot pakai selang.
Botol air mineral untuk spray bisa lihat di artikel Produk Rumah Tangga Untuk Kebersihan Rumah
Botol air mineral untuk spray bisa lihat di artikel Produk Rumah Tangga Untuk Kebersihan Rumah
Nah, sekarang lagi ngehits tanaman hias di dalam rumah yang potnya diberi cover. Cek aja di IG para pecinta home decor, keren-keren, ya. Saya pernah posting tutorialnya.
Lain kali saya akan buat tutorial untuk pot yang lebih besar. Untuk yang sibuk, nggak sempat mencontek tutorial saya, bisa pesan saja ke saya. Tinggal ukur diameter potnya.
Semoga bermanfaat dan menjadikan rumah teman-teman segar berkat lidah mertua.
6 Comments
Saya penasaran pas baca di twitter... kirain lidah mertua - orang gitu mbak atau kue. Hahahaha...
ReplyDeletekasih ke mama ah tulisannya... beliau suka nanam.
Saya juga punya tanamam lidah mertua, suka memandang saja tanpa menyentuh heheh.. saya nggak bakat bersentuhan dengan tanaman kayaknya. Kalau tangan mbak Lusi dingin karena tanaman yang disentuh bisa hidup, maka tangan saya kebalikannya, tanamannya malah mati heheh..
ReplyDeleteMenurut saya tanaman ini tahan banting ya mbak, jika dilihat dari fisiknya dia itu gagah dan kuat banget, sehingga tidak meribetkan yang punya. Tapi kalau lagi 'sakit' ya harus diobati kan ya.. :).
hehehehehehe....saya kira lidah mertua benerannn.....ternyata tanaman...
ReplyDeleteOoh ini namanya lidah mertua? baru tauuuu, unik juga namanya hahaha.
ReplyDeleteDi rumah mama ada tanaman lidah mertua ini. Kalo di rumahku cuma ada lidah buaya, itupun sudah hampir mati krn daku tidak telaten ngerawatnya hiks.
Aku juga suka tanaman 'tahan banting' ini .. ,ngerawatnya ngga ribet.
ReplyDeleteKuncinya cuman 1, jangan kebanyakan air karena malah bikin jadi busuk akarnya.
Diletakin di pot kecil dan ditaruh di atas meja kerja, udah kliatan nambah cakep ruangan.
Kemarin hari Minggu, Saya baru aja beresin Sansev yang kena hama kutu putih. Ngga tau kenapa, daerah saya ini banyak sekali kutu ini dan yg diserang biasanya sukulen, termasuk sansev.
ReplyDeleteBeberapa bulan sebelumnya pernah coba disikatin pake air + deterjen. Tapi hasilnya belum optimal, kutunya masih pada nempel.
Akhirnya kemarin saya cabut dulu tanamannya. Saya rendam di larutan curacron + fungisida + B1. Indukan kepaksa dibuang karna kondisinya udah memprihatinkan banget. Tinggal sisa anakan yg masih bisa ditangani.
Belum tau nih hasilnya nanti bagaimana. Semoga aja kutu putihnya bisa teratasi, :D
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji