Hidroponik sedang trend saat ini baik di perumahan maupun perkantoran. Meski tidak se patriotik para penghobi beratnya, paling tidak membantu mengurangi kepenatan sebuah lingkungan. Pada sebagian orang, hidroponik di rumah tidak melulu soal berapa yang bisa diirit dari uang belanjaan, melainkan sebagai self healing. Menanam, merawat dan melihat daun segar menghijau memberikan efek menentramkan jiwa.
Hidroponik dengan media seadanya adalah solusi bagi mereka yang hobi gardening tapi memiliki lahan dan dana terbatas. Lahan terbatas itupun kadang sudah ditutup semen untuk parkir kendaraan sehingga tidak memungkinkan menanam langsung di tanah. Bayangan saya terhadap menanam ala hidroponik itu dulunya cukup rumit karena ada pipa-pipa pralon yang harus disambung-sambung. Belum lagi pengaturan airnya. Sepertinya pekerjaan laki-laki banget.
Baca: Napak Tilas CSR Sarihusada
Makanya senang sekali waktu diajak Sarihusada mengunjungi binaan program CSR lalu, saya bisa menyaksikan tutorial membuat media hidroponik yang jauh lebih mudah. Bedanya dengan yang menggunakan pralon adalah, media botol bekas ini untuk sekali panen saja. Setelah itu harus dibersihkan dan baru kemudian digunakan lagi agar hasil panen berikutnya maksimal.
Berikut tutorialnya!
Siapkan dulu benihnya. Terserah teman-teman mau menanam apa, tapi jangan yang tumbuhnya terlalu besar, nanti botolnya terguling karena nggak kuat menahan akar dan batang. Media yang dibutuhkan adalah rockwool dan nampan berisi air. Rockwool itu semacam busa untuk meletakkan benih. Bedanya dengan busa biasa, benih yang diletakkan di rockwool ini mudah dimasukkan ke busa hanya dengan menekan-nekan menggunakan lidi. Rockwool bisa dibeli di toko pertanian. Dari benih menjadi tunas perlu waktu kira-kira 7 hari sebelum dipindahkan ke media hidroponik.
Baca: Napak Tilas CSR Sarihusada
Makanya senang sekali waktu diajak Sarihusada mengunjungi binaan program CSR lalu, saya bisa menyaksikan tutorial membuat media hidroponik yang jauh lebih mudah. Bedanya dengan yang menggunakan pralon adalah, media botol bekas ini untuk sekali panen saja. Setelah itu harus dibersihkan dan baru kemudian digunakan lagi agar hasil panen berikutnya maksimal.
Berikut tutorialnya!
Catatan untuk membantu teman-teman yang berdomisili di Jogja, langganan saya untuk alat pertanian adalah di Tani Maju Jl Magelang, kira-kira seberang JCM (Jogja City Mall) dan kios diluar Kebon Binatang Gembira Loka Jl Kebun Raya Rejowinangun, kira-kira kios yang di seberang toko roti Pitaloka.
Bahan yang dibutuhkan:
- Botol air mineral besar yang sudah kosong. Kebetulan ini menggunakan botol Aqua karena acara Danone. Heheheee....
- Kain flanel untuk merambatkan air. Saya bertanya apakah bisa menggunakan sumbu? Kata ibu-ibu Bunda Mengajar, sumbu kurang bagus untuk mengantarkan air secara merata.
- Kresek hitam. Kresek ini bisa diganti dengan penutup lain jika ingin sekalian digunakan untuk hiasan hidup di dalam ruangan. Fungsinya untuk mencegah tumbuhnya jamur akibat paparan sinar.
- Tali rafia
- Cutter dan gunting.
Yang pertama dilakukan adalah memotong botol tepat dibawah merk seperti foto diatas.
Berikutnya, potong botol tepat diatas merk. Lalu plastik merknya untuk apa? Dibuang?
Nah, plastik merknya bisa dimasukkan ke botol bekas air mineral yang lebih kecil seperti foto diatas. Ini bisa direkatkan jadi meja atau hiasan lainnya. Sebelah kanan itu bunga dari sendok plastik. Sayang waktunya terbatas sehingga saya tidak sempat memotret tutorialnya.
Kita lanjutkan, yuk! Iris botol tegak lurus menggunakan cutter seperti foto. Tidak perlu terlalu lebar, cukup untuk memasukkan kain flanel saja. Iris 2 kali berjejeran ya. Atur jarak antar lubang secukupnya.
Masukkan flanel dari sisi satu ke sisi, lalu keluarkan dari sisi lainnya. Panjang flanel asal bisa mencapai bawah seperti foto dibawah ini.
Nah, seperti inilah hasilnya. Kain flanel tidak perlu sampai bawah. Letakkan bagian atas botol dengan posisi terbalik ke badan botol.
Foto diatas setelah botol dibungkus kresek dan diikat dengan rafia. Teman-teman bisa berkreasi agar tampilannya bisa sekalian untuk hiasan. Misalnya rafia diganti dengan pita. Media siap diisi dengan AB Mix. AB Mix bisa dibeli di toko pertanian atau toko peralatan menanam. Ikuti saja petunjuk penggunaannya. Cairan AB Mix tidak perlu sampai memenuhi botol ya. Kan sudah ada flanel yang akan menyerapnya. Pastikan saja kain flanelnya terendam. Terakhir letakkan sebuah rockwool yang sudah berisi tunas tanaman. Setelah itu beri kasih sayang agar tanaman tersebut tumbuh dengan ceria. Halah hahahaaa....
Nah, inilah jadinya. Senang ya melihat tanaman mulai tumbuh seperti itu. Yang ada di foto itu adalah tanaman caisim. kangkung dan selada. Bagaimana? Mau mencoba nggak? Saya sih mau mencoba karena tinggal beli rockwool dan AB Mix. Bahan lain sudah punya termasuk benih yang saya beli di Malang 2 tahun lalu. Wah! Masih bisa nggak ya? Jangan-jangan sudah berubah jadi akik. Hihihihii.....
6 Comments
wuah seru yang mbak lusi bertanam dirumah itu, sayangnya aq malas, terakhir kali itu nanam kaktus di meja kantor eh lupa di siram saat dinas keluar kota selama seminggu, matilah kaktus tersebut..
ReplyDeletetak suruh pak su baca postingan mba Lusi. Karena sebenarnya saya pengen juga menanam dari rumah seperti ini, tapi pengaplikasiannya masih rajin pak su :D
ReplyDeleteMbak Lusiii...keren ya bisa bertanam secara hydrophonik. Bunda pengin banget belajar menanam dengan sistim ini, tapi blom ketemu jodohnya, hiks... Sementara menanam dan membudidayakan secara skala mini aja tanaman Sansevieria. Belum bisa di dikomersielkan tapi. Menuju ke sana, In Shaa Allah.
ReplyDeleteiparku pernah mencoba nanam hidroponik, mba. Sampai skarang masih sih tapi nggak sekatif dulu :)
ReplyDeleteMak, ini aku share ke pak suami, ya. Soale yg suka nanam2 pak suami. Pernah kepikiran bikin hidroponik tapi harga pralon mahal.
ReplyDeleteBaca ini kok bahannya murah. Makasih infonya, Mak.
Cocok buat kegiatan keluarga atau Ibu-ibu PKK ya mbak. Iya sih saat ini hampir semua rumah (Perumahan) lahannya sempit, jadi harus kreatif memanfaatkan lahan sempit tapi tetap asri, salah satunya dengan sistem hidroponik ini. Apalagi hasilnya bisa dimanfaatkan untuk keluarga juga.
ReplyDeleteJadi teringat jaman SD, praktek menanam saya pertama kali adalah tugas pelajaran IPA yaitu menanam biji kacang hijau menggunakan media kapas dan air :).
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji