Gara-gara membaca berita tentang cara diet ala artis Korea, Suzy SNSD, jadi keidean membuat salad ubi.
Jadilah resep salad ubi ungu brokoli yang minimalis bahan dan bumbunya ini.
Awalnya saya heran kok ubi bisa membuat body Suzy langsing sempurna. Ternyata cuma mengkonsumsi satu buah saja sehari di pagi pagi, setelah jam 18.00 nggak makan berat lagi. Lha kita? Jam 17.00 ubi digoreng dijadikan camilan. Heheheee....
Di daerah saya, ubi dikenal sebagai bahan makanan menengah kebawah karena murah dan mudah didapat. 1 kg hanya Rp 4.000,-. Bandingkan dengan kentang yang harganya bisa 2-3 kali lipat. Ubi murah karena mudah sekali menanamnya, tak perlu lahan luas dan tak perlu perawatan khusus. Warga kampung kami memanfaatkan lahan tak bertuan di pinggir-pinggir sungai dekat rumah saya untuk menanam ubi.
Ubi bisa direbus atau digoreng. Tak perlu keahlian khusus untuk mengolahnya menjadi makanan. Bagi yang kreatif, ubi juga bisa untuk membuat kue. Saya suka ubi yang diiris agak tipis dan digoreng menggunakan tepung beras. Luarnya jadi crispy tapi dalamnya tetap lunak. Jenis ubi yang saya sukai adalah yang orange karena rasanya sudah manis alami. Yang terbaik tentu saja yang ungu tapi agak susah didapatkan di warung dekat rumah.
Ada keyakinan di kampung kami yang sudah teruji tapi belum ada bukti ilmiah bahwa ubi itu untuk mengeluarkan gas dari badan. Jadi yang susah kentut, makan ubi saja. Sebentar kemudian akan bas bus. Wkwkwkwk.
Secara estetika, ubi ungu lebih menarik. Ubi ungu banyak dijual di supermarket. Saya membelinya dalam satu pack plastik isi 3 seharga Rp 19.000. Mahal ya? Mungkin karena bukan musimnya. Harga produk di supermarket tergantung dari banyaknya supply. Sedangkan jenis yang umum ada di kampung-kampung selalu tersedia, tinggal cabut saja dari kebun.
Yang tak terduga dari ubi ungu tersebut rasanya yang manis, lebih manis dari ubi orange. Jadi, ketika saya membuat salad ini, saya putuskan untuk tidak menggunakan banyak bumbu atau sauce seperti mayonaise, yogurt dan sebagainya itu. Nggak usah ya, sayang banget rasa aslinya.
Sebentar, mengapa dibuat salad? Iseng aja, melihat warnanya yang bagus. Sebagai penyeimbang, saya menambahkan sayuran. Waktu itu yang terpikir hanya brokoli. Sebenarnya saya suka banget lettuce tapi susah dicari. Lettuce yang ada di supermarket pun nggak semuanya segar. Sedangkan brokoli ada setiap hari di warung dekat rumah asal belanja pagi supaya tidak keduluan ibu-ibu lainnya.
Menyimpan dan mengolah brokoli itu gampang-gampang susah karena brokoli tidak tahan lama dalam kondisi mentah. Jadi, harus segera diolah tak kurang dari 3 hari. Setelah itu brokoli tidak segar lagi, menguning dan ada ulatnya. Brokoli kami sukai karena rasanya manis segar. Saya suka brokoli yang empuk, kurang suka yang setengah matang kremus-kremus, karena brokoli yang empuk memberikan rasa yang lebih manis dan mudah dikunyah. Maklumlah, makin tua makin berantakan gigi saya. Brokoli menjadi sayur darurat karena mudah memasaknya, cuma dioseng dengan mentega, sedikit merica dan sedikit garam.
Jika mengolah dalam kondisi segar pun brokoli tetap harus direndam air panas dulu sebentar saja supaya ulat yang sembunyi (kalau ada) mati dan mengambang. Ketika merendam, brokoli sudah dalam kondisi disiangi per tangkai dan dicuci bersih. Setelah direndam, dicuci lagi, baru kemudian diolah. Memangnya ulatnya berbahaya ya? Enggak, sih. Malah sebenarnya itu tambahan protein kalau nggak sengaja ikut diolah. Hehehee.... Jangan bully saya seperti bu mentri ya. Saya sih cari jalan aman saja pakai direndam. Lagipula merendamnya nggak usah lama-lama, nggak sampai 5 menit.
Sedangkan ubinya saya kukus. Untuk umbi-umbian seperti ubi dan kentang, saya lebih suka mengukus daripada merebus karena hasilnya lebih kesat, tidak terlalu banyak air yang menempel. Sebelum dikukus, cuci ubi sampai bersih karena kulitnya akan dikupas setelah matang. Jadi, ubi dikukus bersama kulitnya. Tingkat kematangan tergantung selera. Saya suka ubi yang empuk.
Cara tersebut tidak berlaku untuk ubi cilembu. Ubi cilembu paling baik dioven dalam waktu yang sangat lama. Saya pernah mencoba oven sendiri dan menyerah. Mending beli yang sudah matang karena saya tidak betah berlama-lama di dapur. Saya juga tidak berani meninggalkan kompor menyala di dapur karena saya pelupa.
Nah, sekarang kita sudah punya ubi matang dan brokoli yang sudah lunak. Nggak terasa masak ya kalau resepnya pakai cerita begini? Hihihihiii....
Langkah selanjutnya adalah membuang kulit ubi dan mengirisnya kotak-kotak kecil. Sementara itu panaskan pan anti lengket dan masukkan mentega 1 sendok makan. Setelah mentega cair, masukkan brokoli dan ubi. Masukkan merica sedikit saja, nggak perlu sampai pedas. Jika brokoli sudah matang, matikan api.
Tambahkan extra virgin olive oil untuk salad dressing 2 sendok makan. Sudah, gitu aja!
Catatan! Bagi yang suka salad yang umum disajikan, skip saja proses memasak dengan mentega itu tapi brokoli direbus lebih matang supaya tidak langu. Untuk saus jangan langsung dituang, tapi dicampur dulu diwadah lain dengan garam dan merica sebelum disiramkan ke campuran ubi ungu dan brokoli. Memasak dengan mentega itu hanya selera saya saja yang suka ada gurih-gurihnya.
Sekarang kita sudah punya salad ubi ungu brokoli yang minimalis bahan dan bumbunya tapi mendapatkan rasa gurih dari mentega yang dipertegas dengan merica serta rasa manis yang berasal dari brokoli dan ubi ungu. Enak, deh. Yuk, dicoba!
15 Comments
enak itu kayak nya , coba admin bikin resep salad pakek kentang , sya pernah nyoba sih , tapi gagal teruus .. :-(
ReplyDeleteWAh kalau makan ubi tiap hari bisa punya body kayak Suzy saya juga mau XD
ReplyDeleteKombinasi warna sayurnya bikin tertarik anak untuk menyukainya ya ... ,cakep warnanya.
ReplyDeleteMitos makan ubi lalu bikin ... baz buuz ... itu benar adanya 😅
Di daerahku juga percaya hal itu.
Hahaha
Maklus aku seringnya mengkonsumsi ubi ungu nih di rebus tho udah kenyang ato di goreng. Baru ngeh bisa di salad, whuaa penasaran rasanya piyee..
ReplyDeleteMba..tadi aku beli ubi kuning. Tapi biasanya aku kukus doang. Klo pas lagi ga males .digoreng jadi timus. Ternyata bisa ya, di duet in sama brokoli...
ReplyDeletebrokolinya suka.. ubi ungunya digandeng jadi salad? boleh dicoba.. biasa cuma rebus gitu2 aja si ubi
ReplyDeleteMbak, kalau ubi oranye di Jakarta jadi bahan rujak manis di tukang rujak lewat. Dulu pertama saya ngerasa anaeh makan mentahnya, tapi ternyata manis aslinya pas dicocolin ke bumbu rujak .
ReplyDeleteKalau brokoli, biasa saya tumis simple saja..karena anak-anak suka, kapan-kapan mau coba juga ah campur ubi ungu..di supermarket belinya memang, di warung jarang ada yang ungu..:)
Jd pengen coba mba. Tertarik bikin dressing saucenya itu, krn pake minyak zaitun. Kebetulan aku punya, tp jarang dijadiin dressing salad. Biasanya lgs aku minum pas bngun tidur.
ReplyDeleteBenar mbak, mending beli ubi cilembu yang udah mateng daripada mengolah sendiri, butuh ketrampilan khusus. Tapi harganya lumayan mahal, terakhir beli sekolinya 12.000, itupun sudah setahun yang lalu heheh..
ReplyDeleteSaya juga paling suka masakan yang ditumis mbak, terutama sayuran. Bumbunya simpel banget dan sayurnya juga masih segar nggak terlalu layu. Kalau jenis sayurnya ditambah selain brokoli, misal wortel, sawi, ayam, bakso, sosis.. maka jadilah cap cay, makanan kesukaan saya.. :).
rasanya jadi meriah nii paduannya ya mba..
ReplyDeleteUbi ungu ini dulu makanan Renjana saat bayi, sampai semua-semuanya jadi ungu. Enak. Jadi kepikiran dibikin salad ginian deh mbak. Ubi tambahin mayo rasanya jadi kayak apa ya?
ReplyDeleteNah iya itu brokoli emang kalo beli lebih baik secepatnya dimasak biar tetep seger. Dulu pernah beli mau kumasak esok harinya eh kok udah nggak seger lagi. Resep nya simple ya mba, saus cuma mentega, merica dan olive oil. Noted deh, bisa bikin nih kapan-kapan kalo sudah beli ubi.
ReplyDeleteBisa di coba reseb makanan sehatnya terimakasih tips resep makanan sehatnya kak
ReplyDeleteAda campuran lain ubi ungu dengan selain brocoli ngga kak? Soalnya ngga terlalu suka brocoli kak
ReplyDeleteSemuas sayur bisa sih tapi nggak semua bisa ditumis. Misalnya daun selada atau lettuce lebih baik dimasukkan terakhir dalam kondisi mentah.
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji