Meraih Impian Dengan Edukasi Gizi Secara Holistik

Tanggal 12/7/2018 kemarin, saya diundang Sarihusada untuk datang di acara halal bihalal dengan wartawan dan panti asuhan di New Merapi Resto, Klaten. Meski acara halal bihalal, tapi tetap ada ilmu gizi yang bisa saya dapatkan, terutama berkaitan dengan peran saya sebagai blogger.

Pengetahuan tentang gizi, termasuk susu, tidak boleh sembarangan disampaikan, harus berasal dari sumber yang terverifikasi. Sekarang semua orang bisa dengan mudah menciptakan berita hoax, berlaku bagai wartawan, lalu diteruskan oleh orang lain sehingga menjadi hoax berantai. Kurang lebih begitulah kekhawatiran yang disampaikan oleh Pak Arif Mujahidin dari Danone. 

Sebagai blogger, saya mengakui sih kadang memasukkan pengalaman yang belum terverifikasi apakah sesuai dengan standar gizi para pakar di blog. Tapi itu tidak bermaksud untuk bergaya bagai wartawan sih, melainkan karena blog memang bersifat personal, tempat blogger juga menceritakan pengalaman pribadi. Kadang-kadang blogger malah bertanya pendapat teman-teman lainnya di media sosial untuk dimasukkan sebagai alternatif. Tapi setelah ini, harus cek referensinya dengan pakar gizi, ya. Blogger, terutama yang memiliki blog parenting dan blog kesehatan tidak boleh menyebarkan informasi yang salah sedikitpun. Nggak apa-apa jika konten dipenuhi dengan quote dari pakar-pakar gizi daripada salah. 

Konten yang keren itu bukan yang semua isinya opini atau pemikiran kita sendiri saja kok, tapi yang terpenting adalah informasinya harus benar.

Teman-teman juga harus berhati-hati jika mengikuti gaya hidup selebgram yang mengkonsumsi makanan diluar kebiasaan kita. Selebgram idola ibu-ibu gampang sekali menjadi panutan di segala bidang, termasuk apa yang dikonsumsi sejak mereka hamil hingga anak-anak mereka lahir. Cek referensinya di akun atau website para ahli gizi. Jangan hanya mengikuti supaya eksis kekinian. 

Sebaliknya, media resmi yang memiliki portal di dunia maya juga sebaiknya mulai menata diri. Jangan membuat judul-judul bombastis tentang isu gizi yang sedang trending demi klik tapi kontennya tidak memberikan edukasi apa-apa dari ahlinya. Sudah sering dikecam netizen, kan? 

Teman-teman blogger dan ibu-ibu yang pernah datang ke Taman Pintar, mungkin sudah ketemu dengan teman-teman dari Yayasan One Earth. Yayasan One Earth, yang kemarin diwakili oleh dr. Stephanus Hadiyanto, bekerjasama dengan Sarihusada memberikan edukasi gizi kepada para pengunjung yang sedang hamil atau memiliki anak balita. 

Menurut dr. Stephanus, gizi tidak hanya berpengaruh pada bagian luar manusia yaitu bagian fisik saja, melainkan secara holistik terhadap kreativitas dan produktivitas anak. 

Salah satu strategi untuk mendapatkan gizi seimbang adalah dengan memperkenalkan piring sehat. Dengan piring sehat, ibu-ibu dan juga bapak-bapak bisa melihat kandungan gizi apa yang kurang dalam sepiring makanan yang dikonsumsi anak-anak. Namun sebenarnya, masa terbaik untuk memperbaiki gizi adalah ketika anak masih berada di dalam kandungan ibunya. Karena itu, kita harus memberikan dukungan maksimal kepada para ibu hamil agar mereka bersemangat mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Setelah lahir, perbaikan gizi akan menghadapi usaha yang lebih keras dibandingkan ketika masih di salam kandungan. Karena itu, jika setelah lahir sampai berumur 2 tahun si anak terdeteksi kurang gizi, segeralah konsultasi secara intensif dengan dokter anak.

Untuk membantu mewujudkan impian anak-anak yatim di sekitar pabrik, Sarihusada memberikan bantuan kepada Panti Asuhan Amanah Klaten serta Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Muhammadiyah Prambanan. 

Ibu Endah Prasetioningtias berharap kepedulian Sarihusada melalui program CSRnya, mampu memotivasi anak-anak yatim untuk memujudkan mimpi-mimpi mereka. Wilayah Klaten sendiri belum terbebas dari kasus gizi buruk seperti stunting atau kerdil. Perlu kerja bersama seluruh stake holder untuk mengatasi masalah gizi buruk ini. Bantuan Sarihusada kepada panti asuhan adalah salah satu tindakan nyata terlibat dalam pengentasan masalah gizi buruk di sekitar pabriknya.

Dengan gizi yang baik, perbedaan anak-anak yatim dengan anak-anak lain hanyalah dimana mereka tinggal. Selebihnya mereka tetaplah anak-anak yang cerdas dan ceria. Dalam halal bihalal kemarin, anak-anak panti asuhan menampilkan hapalan sudah pendek, puisi dan Asmaul Husna yang artinya dalam bahasa Inggris. Untuk hapalan Al Qur'an mereka harus mengulang-ulang 25 kali setiap hari. Semoga impian kalian terwujud, ya. Semangat!