Sudah lama saya menyukai motif decoupage yang vintage romantis. Sekarang saatnya kupas tuntas tips, alat dan bahan decoupage untuk mengenalnya lebih jauh lagi.
Decoupage akan membuka serangkaian artikel tentang eksplorasi craft yang ingin teman-teman ketahui. Selama ini teman-teman sudah saya suguhi berbagai artikel berdasarkan pengetahuan saya. Ingin rasanya menjembatani rasa ingin tahu teman-teman terhadap craft diluar yang saya ketahui tersebut sehingga ada umpan balik antara kita. Saya ingin blog beyourselfwoman bermanfaat seluas-luasnya bagi pecinta craft dan DIY.
Craft yang saya gali tersebut berdasarkan wish list yang telah teman-teman usulkan di akun instagram @beyourselfwoman. Sedangkan yang saya tulis ini tidak berdasarkan urutan, melainkan berdasarkan mana yang ketemu dulu narasumbernya.
Decoupage adalah salah satu wish list yang diusulkan oleh mbak @intanambara dan @retnobudikuntari.
Secara kebetulan, saya melihat akun instagram mbak @diarynovri barusaja mengunggah foto-foto workshop decoupage yang dipandunya. Tanpa pikir panjang, saya langsung DM berharap beliau mau menjadi narasumber. Alhamdulillah beliau bersedia. Mohon dimaklumi karena beliau tinggal di Jawa Timur yang jauh dari saya, maka tanya jawab dilakukan melalui jalur pribadi, tidak ketemu langsung. Padahal lebih asik kalau ketemu langsung ya, apalagi kalau bisa sekalian mencoba decoupage.
Selain sebagai seorang craft enthusiast, mbak @diarynovri atau Novriyanti juga merupakan blogger di www.diarynovri.com. Khusus untuk karya craft, bisa dijumpai di akun instagram @maisyacraft.
SEJARAH DECOUPAGE
Hal pertama yang saya tanyakan adalah bagaimana pengucapan decoupage. Saya selalu mengucapkan "dekupeij" seperti bahasa Inggris. Padahal setahu saya decoupage itu berasal dari Perancis.
Ternyata pengucapan decoupage yang benar adalah "dekapash" sesuai dengan le francais.
Apa yang dimaksud dengan decoupage?
Sedikit tentang sejarah decoupage yang saya ambil dari wikipedia:
Decoupage berasal dari Perancis Tengah, decouper, yang artinya adalah memotong atau memotong dari sesuatu. Awalnya decoupage diperuntukkan untuk menghiasi makam orang-orang Siberia Timur. Suku-suku nomaden menggunakan potongan kain flanel untuk menghiasi makam. Dari Siberia, kebiasaan ini merambah China, dan pada abad ke 12, potongan kertas menghiasai lentera, jendela, kotak kardus dan sebagainya. Pada abad ke-17, Itali, khususnya Venesia, memimpin perdagangan dengan Timur Jauh dan diperkirakan melalui perdagangan inilah dekorasi potongan kertas masuk ke Eropa.Wah, ternyata perjalanan craft ini sedemikian lama dan jauh dari asal muasalnya untuk mencapai Perancis dan mendapat nama populer decoupage. Sekarang decoupage telah sampai pula di Indonesia.
MEDIA DECOUPAGE
Meski dalam sejarahnya hanya menerangkan tentang potong memotong kertas, tapi decoupage sendiri juga melibatkan tempel menempel. Karena itu, decoupage bisa diterapkan di bidang apapun juga asal bisa untuk menempelkan cat dan lem.
papan MDF (Medium Density Fireboard) itu semacam kayu lapis yang terbuat dari serat kayu atau serbuk kayu yang dipadatkan. Sekarang banyak digunakan sebagai perabotan. Permukaannya lebih halus dari kayu dan harganya lebih murah sehingga digunakan pula untuk menekan biaya pembangunan kantor dan hotel tapi tampilan tetap cemerlang.
Media yang banyak digunakan oleh crafter antara lain kayu, tin atau kaleng, kaca, plastik, papan mdf dan sebagainya.
Catatan saya:papan MDF (Medium Density Fireboard) itu semacam kayu lapis yang terbuat dari serat kayu atau serbuk kayu yang dipadatkan. Sekarang banyak digunakan sebagai perabotan. Permukaannya lebih halus dari kayu dan harganya lebih murah sehingga digunakan pula untuk menekan biaya pembangunan kantor dan hotel tapi tampilan tetap cemerlang.
Media favorit mbak Novri tidak spesifik, random saja. Beliau juga mengkombinasikan motif pattern dengan hand lettering atau printed lettering dengan motif bunga, vintage atau retro.
DECOUPAGE UNTUK PEMULA
Buat teman-teman yang ingin memulai, alat dan bahan decoupage dibawah ini wajib dimiliki:
1. Talenan. Seperti keterangan di atas, media decoupage itu beragam. Tapi talenan lebih mudah untuk pemula karena permukaannya yang datar. Talenan juga mudah didapatkan di pasar atau di toko-toko peralatan rumah tangga. Harganya murah, sekitar 5 ribuan di pasar sehingga enggak terlalu nyesek kalau salah.
Tips memilih telenan: cari yang simetris, bentuknya bagus, tidak retak atau bolong. Kalau adanya yang kasar, bisa diamplas dulu.
Crafter yang lebih berpengalaman menggunakan telenan dari kayu pinus. Harganya agak mahal. Tapi bukankah karya yang bagus layak berada diatas media yang berkualitas pula?
Kombinasi decoupage dan lettering oleh Novriyanti. |
2. Tissue Decoupage. Tissue decoupage bisa dibeli dalam bentuk sudah ada gambarnya. Kebanyakan bunga-bunga vintage atau retro khas Eropa. Kalau kreatif seperti mbak Novri, bisa dikombinasikan dengan lettering.
3. Lem Putih. Saya juga menggunakan lem putih untuk membuat boxes atau bros yang perlu menempelkan kain tebal, flanel atau kertas. Saya membeli dalam bentuk pack plastik karena lebih murah. Tapi jika kebutuhan tidak banyak, beli saja yang ada wadahnya.
4. Cat Acrylic. Digunakan sebagai cat dasar. Pilihlah yang putih. Jika ingin yang warna warni, tetap campurkan dengan warna putih agar menghasilkan warna baru yang lebih muda atau pastel. Warna yang lebih muda dibutuhkan agar warna tissue tidak tenggelam oleh cat dasar.
5. Vernish. Digunakan agar permukaan tissue decoupage tampak cling serta menyatu dengan medianya.
6. Kuas dan Palet. Digunakan untuk memulas cat dasar, lem dan vernish.
7. Spon atau Foam Brush. Crafter yang keren di youtube suka sekali menggunakan foam brush. Itu lo, semacam kuas yang ujungnya spon hitam. Tapi kata mbak Novri, untuk keperluan sendiri, apalagi buat yang masih belajar, spon yang biasa untuk cuci piring sudah cukup. Spon dipakai untuk menekan atau meratakan tisue supaya menempel ke media. Spon juga digunakan untuk teknik pengecatan selain menggunakan kuas. Menempelkan cat dengan spon (ditutul tutul merata) akan menghasilkan pewarnaan yang bertekstur seperti kulit jeruk.
5. Vernish. Digunakan agar permukaan tissue decoupage tampak cling serta menyatu dengan medianya.
6. Kuas dan Palet. Digunakan untuk memulas cat dasar, lem dan vernish.
7. Spon atau Foam Brush. Crafter yang keren di youtube suka sekali menggunakan foam brush. Itu lo, semacam kuas yang ujungnya spon hitam. Tapi kata mbak Novri, untuk keperluan sendiri, apalagi buat yang masih belajar, spon yang biasa untuk cuci piring sudah cukup. Spon dipakai untuk menekan atau meratakan tisue supaya menempel ke media. Spon juga digunakan untuk teknik pengecatan selain menggunakan kuas. Menempelkan cat dengan spon (ditutul tutul merata) akan menghasilkan pewarnaan yang bertekstur seperti kulit jeruk.
Semua alat dan bahan diatas bisa dibeli di toko kerajinan atau craft, toko buku atau ATK (Alat Tulis Kantor) dan toko bangunan. Kalau di Jogja, saya beli di Toko Merah Gejayan dan Jolie Wirobrajan. Kalau jauh dari tempat tinggal teman-teman, beli saja di instagram @maisyacraft milik mbak Novri lalu dikirim ke rumah teman-teman menggunakan kurir. Kata beliau, pekan ini bakal upload lebih banyak foto alat dan bahan decoupage. Kadang beli di toko pun malah bikin bingung karena tak semua pelayan toko memahami decoupage dan cara pengaplikasian peralatan yang dijualnya.
TIPS PENGERJAAN DAN PERAWATAN
Untuk pemula, bagusnya sih memulai decoupage dengan bimbingan supaya belajar dengan cara yang benar. Kadang ada trik atau tips yang hanya bisa diketahui melalui praktek bersama. Workshop decoupage termasuk yang ramai peminat di kalangan perempuan penyuka crafting karena hasilnya memang bagus banget untuk dipakai sendiri, sebagai hadiah, maupun dijual. Untuk hasil yang bagus, terpulang pada ketekunan masing-masing dalam melakukan latihan dan mencari inspirasi.Selain mencari referensi di internet, teman-teman yang berdomisili dekat dengan mbak Novri bisa ikut workshop yang beliau selenggarakan. Murah kok. Untuk yang jauh, coba saja menghubungi beliau, siapa tahu beliau punya jadwal bimbingan atau kelas online.
Secara garis besar, tips pengerjaan yang wajib diingat dan dilakukan adalah:
- Membuat decoupage tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru.
- Dalam setiap tahapan yang dilakukan, pastikan sudah kering sempurna sebelum dilanjutkan ke tahap berikutnya.
- Tahap 1, yaitu pengecatan, pastikan kering (pengeringan terbaik itu yang alami, tapi kadang bisa pakai hairdryer kalau sedang mepet waktunya.
- Tahap selanjutnya pengeleman. Sebaiknya tisu ditempel setelah lem tidak terlalu basah, tapi jg jangan terlalu kering karena tidak bisa menempel.
- Setelah tisu menempel dengan sempurna, pastikan lem bawah sudah kering sempurna, oles lagi dengan lem untuk membuat lapisan tisu menjadi waterproof.
- Setelah kering sempurna, baru finishing dg vernish
Untuk perawatan biasa saja, masih aman jika terkena percikan air, asalkan tidak direndam. Jika berdebu, misalnya karena digantung di tembok, bisa di lap kering saja.
Nah, cukup lengkap kan ya, kupas tuntas tentang decoupage bersama mbak Novri ini? Semoga cukup bisa menjawab rasa penasaran teman-teman dan semoga bermanfaat untuk semua.
23 Comments
Wah.. Sudah tayang, terima kasih mb Lusi, senang bs tampil di blog ini, semoga bermanfaat yaa.. ^^
ReplyDeleteSama2. Banyak yg butuh infonya loh.
DeleteBaru tau mbaa.. penyebutannya kayak gitu. Dan sejarahnya unik bgt ternyata. Aku mau deco nggak jadi2 talenan masi polosan 😅
ReplyDeleteIya cakep utk kenang2an, berkesan
Sama aku juga barutau wkwkwk malu aku malu
Deletenambah wawasan…. terima kasih
ReplyDeleteSama2
DeleteWow, itu telenan yang gambar sepeda cantik bangeeet!
ReplyDeleteDecoupage telenan ini selain bisa dipajang, juga bisa buat props foto ya :)
Iya mbak, buat hiasan jadi antik :)
DeleteKeren banget buat dekorasi ruangan.
ReplyDeleteAku jadi pengin coba bikin, kak.
Entah hasilnya kayak gimana bagus ngganya yang penting nyoba dulu 😁
Cobain aja mas, biar rumah lebih keren.
DeleteCakepnyaaa, buibuk ngiler banget lihat beginian karena cantik untuk dipajang di dinding ruangan. Ternyata lumayan susah ya bikinnya. Pantas harganya juga lumayan.
ReplyDeleteBikin sendiri aja mbak. Kan sudah ada peralatan yg dibutuhkan tu :)
Deletepingin bisa
ReplyDeletepingin bisa jadinya
ReplyDeleteBukannya sekota dg mb Novri ya?
Deleteternyata oh ternyata selama ini aku salah penyebutan, dekapash toh nyebutnya hahhahaa,,,
ReplyDeleteaku kurang bakat kalau urusan craft, tapi suka dengan hasilnya, suka liat-liat proses pembuatannya, tapi ujung-ujungnya milih beli aja dibanding buat sendiri hahhahaa,, soalnya kalau buat sendiri nggak rapi walau udah ada yang ngajari -_-
Aku sebenarnya juga bukan orang yg rapi mbak tapi banyak nganggur :))
Deleteaku juga suka banget motif-motif gini
ReplyDeletetapi males nambah barang di rumah :))
Males bersihin kalau berdebu ya?
DeleteWaaaahhhh donikin di atas botol juga bisa yaaa. Aku bbrpa kali pesen ama temen decoupage ini tp biasanya tas dan no rumah dr talenan :p. Blm prnh yg botol gini mba. Kalo bikin sendiri, aku ga yakin sih bisa rapi, secara keahlian tangan sangat diragukan wkwkwkwkw. Mnding beli ama temen ku yg memang kerjaannya ini :D
ReplyDeleteIya mbak, caranya bisa japri ke mbak Novri ya :))
DeleteSejarahnya agak bikin merinding, tapi perkembangannya jadi cantik banget.
ReplyDeleteIya, barutau craft bisa punya sejarah spt itu.
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji