Pertanyaan tentang mengapa komunitas crafter lebih sulit ditemukan dibandingkan komunitas bisnisnya ini merupakan hasil lain dari pertemuan saya dengan narasumber Makrame.
Baca: Ngobrol Tentang Makrame Atau Macrame Dan Perkara Benang
Disela-sela ngobrol seru dengan @kiramadhani_ tentang makrame, kami sama-sama menyadari bahwa ternyata tak mudah menemukan komunitas crafter di Indonesia. Meski Jogja merupakan kota dengan kreativitas tinggi dan pengekspor kerajinan yang tak bisa dipandang enteng, tapi nyatanya menemukan komunitas crafter itu cukup sulit. Beda dengan komunitas para pengusaha yang bergerak di sektor kerajinan. Kita dengan mudah menemukan eksposnya dimana-mana.
Loh mbak, bukannya mbak sendiri sudah bergabung dengan komunitas kerajinan? Benar. Tapi komunitas yang ada sangat sektoral, tergantung dengan jenis kerajinannya. Misalnya, komunitas jahit, komunitas makrame, komunitas crafter aksesoris dan sebagainya. Beda dengan komunitas blogger misalnya, yang meskipun ada komunitas khusus beauty blogger atau blogger traveler, tetap banyak komunitas yang bersifat universal.
Para crafter dari berbagai keahlian baru bisa disatukan jika komunitas tersebut punya visi bisnis. Tapi bukan berarti crafter itu mata duitan loh meskipun semua orang butuh duit. Ini semata-mata disebabkan oleh hal-hal teknis saja.
Sulitnya menemukan komunitas crafter dibandingkan komunitas bisnisnya itu dikarenakan perbedaan alat, bahan dan SDM.
Apapun niche seorang blogger, alatnya kan sama saja, yaitu laptop, pulsa, kamera dan berbagai aplikasi digital. Bahkan cara menerapkan keyword, SEO dan semacamnya juga sama. Kontennya saja yang berbeda, bisa tentang memasak, travelling atau dandan.
Crafter tidak seperti itu. Decoupage dan makrame saja tidak ada persamaannya sama sekali. Yang satunya tissue dan lem, satunya lagi tali. Cara mengapliksikannya juga benar-benar beda, satunya direkatkan, satunya dianyam. Jadi kalau dikumpulkan, tema pembicaraan enggak nyambung. Baru nyambung jika ada visi bisnis, misalnya komunitas penyuka pameran, komunitas jual beli, komunitas umkm, komunitas pengusaha kerajinan dan sejenisnya.
Baca: Decoupage Untuk Pemula
Komunitas crafter dan bisnis craft punya perbedaan besar di SDM. Anggota komunitas bisnis craft tak harus seorang crafter.
Komunitas pembatik akan sangat beda dengan komunitas pengusaha batik. Pengusaha batik tak harus membatik sendiri. Dia bisa mengupah orang lain untuk melakukannya. Bahkan sebagian mereka tak butuh tips atau workshop. Mereka sudah punya tim development sendiri. Biasanya mereka sudah sadar brand sehingga tidak mau disamain. Seorang crafter yang baru naik kelas masuk ke komunitas bisnis seringkali merasa gagap. Tapi tak perlu khawatir. Seringkali komunitas bisnis punya kelas pembinaan untuk pemula.
Lalu, kalau sudah mandiri, buat apa para pebisnis craft membuat komunitas? Seringnya sih komunitas tersebut dibentuk oleh pemerintah daerah atau instansi, misalnya departemen perindustrian. Ada pula untuk membentuk networking, saling bantu untuk masuk event tertentu dan berbagi pengalaman usaha. Jadi, craftnya sendiri jarang dibahas.
Sebenarnya ikut komunitas crafter yang spesifik, seperti jahit, rajut, decoupage dan sebagainya itu ditambah dengan komunitas bisnis craft yang tidak membahas perbedaan tersebut malah bagus karena melebarkan networking. Tapi perlu dipahami bahwa gaya bergaul dan speednya berbeda.
Komunitas crafter banyak membahas tutorial, info dan tips. Sedangkan komunitas bisnis craft lebih sering membahas kualitas, kapasitas dan peluang.
Karena itu suasananya pun akan beda. Keakraban yang terbangun juga berbeda. Di komunitas crafter lebih mementingkan sharing dalam suasana yang lebih santai. Komunitas bisnis craft biasanya sudah punya target kalender event pemerintah maupun swasta. Jadi jangan baper ya kalau belum siap dan tidak bisa mengikuti ritme serta ambisi mereka? Anggap saja sebagai penyemangat supaya segera bisa seperti para crafter yang sudah mandiri dan maju.
Komunitas bisnis craft sering ditemukan berdasarkan domisili, misalnya komunitas crafter kota X. Biasanya mereka punya program-program pelatihan dan pemberdayaan umkm. Sedangkan yang orientasi keuntungannya lebih jelas dengan target waktu dan rupiah punya nama yang lebih beragam atau malah membentuk sebuah asosiasi.
Sebenarnya banyak komunitas yang menggabungkan keduanya. Misalnya komunitas jahit yang tidak hanya berbagi tutorial, info dan tips tapi juga membicarakan peluang. Namun ini agak rentan drama. Crafter sangat menjunjung tinggi hasil karyanya. Sedangkan bagi pebisnis craft, yang penting bagus banget dan murah banget. Situasi ini sering membuat para crafter tersinggung. Terutama yang ngecraft bukan karena tuntutan ekonomi.
Saya sendiri lebih suka komunitas yang terpisah antara komunitas crafter dan komunitas bisnis craft. Biasanya kalau masuk ke komunitas crafter yang tidak membatasi urusan bisnis, saya cuma tahan sebentar lalu menghilang. Suasana drama membuat saya tidak nyaman dan saya tidak mau buang-buang waktu untuk mentolerir perasaan tidak nyaman.
Nah, jika teman-teman penyuka craft ingin bergabung dengan sebuah komunitas untuk mempelajari craft tertentu, cari saja pakai kata kunci bidang yang sedang teman-teman tekuni. Kemungkinan besar akan sesuai meski ada juga yang tidak. Jika menambahkan kata kunci domisili, besar kemungkinan teman-teman akan mendapatkan komunitas pebisnisnya. Selamat berkomunitas.
10 Comments
aq malah belum pernah denger deh mbak ada komunitas crafter yang di jakarta, gak terlalu terdengar gaungnya yah, yang aq ikutan itu komunitas jahit aja itupun gak terlalu aktif
ReplyDeleteBetul mbak, susah nyarinya.
Deleteaku pikir di Indonesia banyaaak lho mba..apalagi kan aneja crafting sekarang makin booming. Kalau di NYC buanyaaa banget sampai binguuung hehehe. Dan Serunya, merke suka kasih kelas gratis untuk orang tua murid di sekolah
ReplyDeleteSenangnya. Disini ortu cuma urusan rapor & uang sumbangan :(
DeleteAwal-awal ngeblog, justru aku seringnya BW ke laman crafter. Tapi memang, pelakunya mirip kategori rumah 4L (Lu Lagi Lu Lagi) hehehe. Menurut aku, crafter yang juga ngeblog konsisten itu double effort. Pertama bikin crafty lalu ditulis pula di blog. Perlu komitmen yang luar biasa, mirip dirimu inilah mbakyuuu.
ReplyDeleteGue lagi gue lagi dong hahahaa
Deletejaman PKK masih hits, merekalah komunitas crafter yang yg paling nyata. sekarang aku taunya sejenis bullet journaling gitu yg suka ngumpul
ReplyDeleteBetuuul. PKK sekarang mulai jarang ada.
DeleteAku yang pecinta craft sejak jaman dulu kala ini malah belum pernah mengikuti satupun grup crafter. Di Makassar ada koq beberapa komunitas crafter yang cukup eksis bahkan sampai berpameran di mana-mana, tapi ya itu tadi. Yang fokus ke satu jenis craft itu memang jarang bahkan susaah di cari ya. Etapi aku kagum lho pada dirimu yang semakin kesini semakin konsisten dan fokus pada craft dan bisnisnya.
ReplyDeleteDirimu crafter yg keren mbak. Arsitek panutanku :))
DeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji