Entahlah apakah semua orang punya ketakutan. Bagi saya, belajar menjahit tas menimbulkan sejumlah ketakutan.
Pada dasarnya, saya suka semua craft. Tapi yang sampai ke taraf pembuatan adalah menjahit kerajinan atau craft. Lainnya cuma menjual saja.
Pada dasarnya, saya suka semua craft. Tapi yang sampai ke taraf pembuatan adalah menjahit kerajinan atau craft. Lainnya cuma menjual saja.
Awalnya saya hanya ingin bisa menjahit, menjahit apa saja. Karena membuat tempat tissue dan tatakan gelas adalah yang paling mudah, ya itulah yang saya pelajari dan kerjakan beberapa kali. Proses ini memakan waktu yang sangat lama karena saya belum berani beranjak ke bentuk yang lebih sulit. Selalu muncul keraguan tiap akan menggunting. Kalau salah kan jadi buang-buang bahan.
Baca juga: Mengatasi Jahitan Benang Bawah Kendor
Baca juga: Mengatasi Jahitan Benang Bawah Kendor
Akhirnya saya berani meningkatkan kemampuan dengan menjahit pouch. Hasilnya lumayan, nggak buruk. Lalu saya ikut workshop membuat tas dan baju. Disitulah saya temukan bahwa menjahit craft sangatlah menarik. Sementara menjahit baju sama sekali tidak bisa saya kuasai. Fokus saya seperti nyangkut entah dimana sehingga tidak bisa memahami penjelasan pelatih. Sepertinya di tempat workshop sudah paham tapi sampai rumah blank lagi. Apalagi jika cuma mengikuti tutorial di youtube! Wah, blas nggak mudeng.
Meski sudah mulai menjual tas buatan saya, tapi proses belajar saya belum berakhir. Karya saya masih jauh dari sempurna. Saya selalu berterus terang melalui hashtag #belajarjahit di instagram dan selalu menjelaskan apa yang bisa dan tak bisa saya lakukan kepada pemesan. Semoga mereka tidak kecewa.
Karena untuk menghasilkan sebuah tas itu butuh keberanian untuk meruntuhkan ketakutan-ketakutan tersebut.
Jadi semacam cilukba gitu deh, heheheee.... Ya memang ada istilah teknik lahiran dan segala macam itu. Tapi pada dasarnya jahit sana, jahit sini, jahit situ di bagian kain yang buruk, lalu dibalik, eh tahu-tahu jadi. Itu membutuhkan imajinasi tinggi untuk mengikuti tutorial. Sering saya perlu waktu yang sangat lama untuk membayangkan bagaimana posisi membaliknya nanti.
Setelah beberapa kali mencoba membuat tas, baru saya sadari bahwa sebenarnya tekniknya hampir sama. Untuk model-model tas mahal saja yang butuh beberapa twist. Hanya saja untuk menghapal bahwa menjahit disebelah sini kalau dibalik bakalan begini atau menjahit di sebelah sana kalau dibalik bakalan begitu, butuh pembiasaan. Kalau terlalu lama jeda, akan lupa lagi dan seperti meraba lagi langkahnya dari awal.
Saya rasa 2 minggu sekali bikin tas cukup untuk membuat kita tidak salah membalik jahitan. Syukur kalau sudah menerima pesanan lebih banyak, bisa sering-sering membuat tas. Kalau sudah sering membuat tas, tanpa tutorial pun sudah bisa membayangkan langkahnya hanya dengan melihat foto tas yang sudah jadi. Kalau saya baru sampai level 2 minggu sekali biki, jadi masih lirik-lirik tutorial.
Kecuali tote bag, umumnya sebuah tas membutuhkan 3 macam jenis bahan untuk ditumpuk dan dijahit bersama, yaitu outer, inner dan pelapis. Kadang tumpukan ini begitu tebal sehingga mesin jahit tidak bisa berjalan dengan lancar. Kadang bahannya sendiri sulit dijahit karena terlalu tebal atau terlalu licin sehingga butuh bantuan bahan lain seperti minyak, selotip, bahkan kertas koran.
Bahan sangat terkait dengan kondisi mesin jahit. Jadi mau tak mau selain berlajar pola, kita juga belajar pemeliharaan dan karakter mesin jahit tersebut. Ini beneran loh, mesin jahit seperti mesin-mesin lainnya seperti mobil, punya karakter yang bisa dikuasai. Karena jika tidak dikuasai, pakai bahan yang beda sedikit saja benangnya sudah loncat-loncat, tidak mau menggigit dengan rapi.
Adapula yang bahannya tidak baik untuk kesehatan orang yang punya paru-paru lemah seperti saya. Itu sebabnya saya tidak mau menjahit dengan bahan goni atau burlap. Dari jauh saja sudah tercium aroma panas dan berdebu sehingga membuat saya tidak nyaman. Apalagi jika harus sedekat orang menjahit.
Baca juga: Tips Menjahit Kain Parasut Tipis
Kata senior saya di jahit menjahit tas, kalau sudah menguasai tikungan berarti sudah bisa bikin tas. Seperti Schumacher aja ya? Ngomong-ngomong bagaimana kabar Schumacher sejak koma dulu ya?
Sudut tas harus dijahit dengan berbagai cara tergantung bentuk tasnya. Ada yang menikung tajam, ada yang oval, ada yang lancip ada yang kotak dan sebagainya. Semua ada tekniknya dan sulit kalau belum banyak latihan. Apalagi sudut tas kan tidak cuma satu dan semua harus presisi. Susahnya lagi untuk bahan kulit sintetis tidak bisa begitu saja didedel kalau jahitan kurang bagus karena akan meninggalkan lubang yang terlihat jelas.
Jalan keluarnya ya belajar teknik membentuk sudut yang dibutuhkan. Sejauh ini semua ada di youtube. Cari yang khusus membahas cara menjahit sudut tersebut. Selain itu, sementara jangan pedulikan ukuran hasil akhir tas harus sama seperti tutorialnya. Utamakan semua sisi presisi meski itu berarti harus menggunting sana-sini yang berakibat ukuran tas lebih kecil dari ukuran hasil akhir tutorialnya.
Baca juga: Tutorial Membuat Tas Hobo Gaul
Membuat tas itu membawa keasikan tersendiri. Kalau bolak balik mendedel memang capek dan gemas, tapi ada rasa penasaran untuk melihat hasil akhirnya. Puas banget melihat anak-anak berebut tas buatan saya meski belum rapi benar. Apalagi sekarang sudah mulai ada yang memesan dan membelinya melalui akun instagram @beyouprojects.
Meski sudah mulai menjual tas buatan saya, tapi proses belajar saya belum berakhir. Karya saya masih jauh dari sempurna. Saya selalu berterus terang melalui hashtag #belajarjahit di instagram dan selalu menjelaskan apa yang bisa dan tak bisa saya lakukan kepada pemesan. Semoga mereka tidak kecewa.
Di artikel ini saya ingin berbagi dengan teman-teman, apa sih ketakutan utama saya ketika belajar menjahit tas?
Karena untuk menghasilkan sebuah tas itu butuh keberanian untuk meruntuhkan ketakutan-ketakutan tersebut.
1. WHAT YOU SEE IS NOT WHAT YOU GET
Masalahnya, kita harus bekerja terbalik dari yang hasil akhir. Sebenarnya, menjahit apapun memang dari sisi dalam atau sisi buruk kain. Tapi khusus untuk tas, ditambah dengan wajib menyembunyikan semua sambungan jahitan. Memang ada sih tas yang tidak pakai kain pelapis dalam atau inner, tapi kebanyakan harus tertutup semua bagian dalamnya dengan kain inner.Jadi semacam cilukba gitu deh, heheheee.... Ya memang ada istilah teknik lahiran dan segala macam itu. Tapi pada dasarnya jahit sana, jahit sini, jahit situ di bagian kain yang buruk, lalu dibalik, eh tahu-tahu jadi. Itu membutuhkan imajinasi tinggi untuk mengikuti tutorial. Sering saya perlu waktu yang sangat lama untuk membayangkan bagaimana posisi membaliknya nanti.
Setelah beberapa kali mencoba membuat tas, baru saya sadari bahwa sebenarnya tekniknya hampir sama. Untuk model-model tas mahal saja yang butuh beberapa twist. Hanya saja untuk menghapal bahwa menjahit disebelah sini kalau dibalik bakalan begini atau menjahit di sebelah sana kalau dibalik bakalan begitu, butuh pembiasaan. Kalau terlalu lama jeda, akan lupa lagi dan seperti meraba lagi langkahnya dari awal.
Saya rasa 2 minggu sekali bikin tas cukup untuk membuat kita tidak salah membalik jahitan. Syukur kalau sudah menerima pesanan lebih banyak, bisa sering-sering membuat tas. Kalau sudah sering membuat tas, tanpa tutorial pun sudah bisa membayangkan langkahnya hanya dengan melihat foto tas yang sudah jadi. Kalau saya baru sampai level 2 minggu sekali biki, jadi masih lirik-lirik tutorial.
2. BAHAN YANG MENANTANG
Kecuali tote bag, umumnya sebuah tas membutuhkan 3 macam jenis bahan untuk ditumpuk dan dijahit bersama, yaitu outer, inner dan pelapis. Kadang tumpukan ini begitu tebal sehingga mesin jahit tidak bisa berjalan dengan lancar. Kadang bahannya sendiri sulit dijahit karena terlalu tebal atau terlalu licin sehingga butuh bantuan bahan lain seperti minyak, selotip, bahkan kertas koran.
Bahan sangat terkait dengan kondisi mesin jahit. Jadi mau tak mau selain berlajar pola, kita juga belajar pemeliharaan dan karakter mesin jahit tersebut. Ini beneran loh, mesin jahit seperti mesin-mesin lainnya seperti mobil, punya karakter yang bisa dikuasai. Karena jika tidak dikuasai, pakai bahan yang beda sedikit saja benangnya sudah loncat-loncat, tidak mau menggigit dengan rapi.
Adapula yang bahannya tidak baik untuk kesehatan orang yang punya paru-paru lemah seperti saya. Itu sebabnya saya tidak mau menjahit dengan bahan goni atau burlap. Dari jauh saja sudah tercium aroma panas dan berdebu sehingga membuat saya tidak nyaman. Apalagi jika harus sedekat orang menjahit.
Baca juga: Tips Menjahit Kain Parasut Tipis
3. SUDUT MENGGEMASKAN
Kata senior saya di jahit menjahit tas, kalau sudah menguasai tikungan berarti sudah bisa bikin tas. Seperti Schumacher aja ya? Ngomong-ngomong bagaimana kabar Schumacher sejak koma dulu ya?
Sudut tas harus dijahit dengan berbagai cara tergantung bentuk tasnya. Ada yang menikung tajam, ada yang oval, ada yang lancip ada yang kotak dan sebagainya. Semua ada tekniknya dan sulit kalau belum banyak latihan. Apalagi sudut tas kan tidak cuma satu dan semua harus presisi. Susahnya lagi untuk bahan kulit sintetis tidak bisa begitu saja didedel kalau jahitan kurang bagus karena akan meninggalkan lubang yang terlihat jelas.
Jalan keluarnya ya belajar teknik membentuk sudut yang dibutuhkan. Sejauh ini semua ada di youtube. Cari yang khusus membahas cara menjahit sudut tersebut. Selain itu, sementara jangan pedulikan ukuran hasil akhir tas harus sama seperti tutorialnya. Utamakan semua sisi presisi meski itu berarti harus menggunting sana-sini yang berakibat ukuran tas lebih kecil dari ukuran hasil akhir tutorialnya.
4. BENTUK TAK LURUS
Bentuk tas yang lurus itu cuma tote bag. Alhamdulillah lainnya beraneka rupa. Ada yang kotak boxy, ada yang oval, ada yang tumpuk-tumpuk banyak pocket seperti ransel dan sebagainya. Memang sih, begitu bisa jahit penginnya bikin tas yang bagus-bagus seperti akun-akun jahit di instragram dan facebook. Tapi menurut saya sih, jangan dipaksakan.
Buat dulu tas yang sesuai dengan kemampuan menjahit kita. Contohnya saya membuat pouch dan tote bag sampai berpuluh-puluh kali sebelum berani membuat tas dengan bentuk lain. Membuat tas itu sudah butuh kesabaran sejak membuat polanya karena item pola yang harus digaris dan digunting cukup banyak. Belum lagi menggunting dan menjahit. Durasi pembuatan yang panjang itu akan membuat kita cepat menyerah jika belum terbiasa. Dengan menjahit yang mudah-mudah dulu sesuai kemampuan, berarti juga meningkatkan daya tahan kita berproses untuk menyelesaikan sebuah tas yang lebih kompleks.
Baca juga: Tutorial Membuat Tas Hobo Gaul
5. ALAT JAHIT AJAIB
Banyak alat jahit yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Sekarang sudah saya beli beberapa, ada yang salah beli dan ada pula yang belum ingin saya beli. Seringkali saya menemukan tas-tas keren tapi membutuhkan alat tambahan, misalnya pelubang dan pemukul kancing paku, walking foot, rotary cutter dan sebagainya.
Saya masih mencoba bertahan dengan peralatan yang saya punyai sekarang sampai saya merasa benar-benar harus naik level lagi. Ini karena saya pernah salah beli beberapa alat yang ternyata tidak pernah saya pakai karena tidak dibutuhkan oleh jenis tas yang saya buat.
Jika sudah saatnya beli, belilah di kenalan yang punya olshop alat jahit. Inilah pentingnya gabung dengan komunitas. Kita jadi tahu siapa yang membuka kelas belajar menjahit online serta siapa yang menjual alat dan bahan jahit. Mungkin lebih mahal, tapi kita bisa menjaprinya untuk meminta saran alat yang sesuai dengan kebutuhan kita dan cara memakainya.
Nah, seperti itulah ketakutan yang terjadi pada saya. Alhamdulillah sampai sekarang masih maju terus belajar. Masih banyak yang belum saya tahu atau kuasai. Yang sudah saya buat pun masih jauh dari rapi. Semoga menjadi penyemangat buat teman-teman yang pengin bikin tas. Kalau males, ya beli saja di @beyouprojects. Heheee....
Terima kasih sudah berkunjung di blog beyourselfwoman.
3 Comments
Jangankan tas, menjahit baju pun ku gak bisa. Hanya tahu mendesain, hehehe. Salut, gak terbayang gimana caranya bisa menjahit lurus dengan bahan yang lebih tebal dari baju! :)
ReplyDeleteWahhh pertama emang harus berani ya mbak. Tapi lama kelamaan bisa. Aku kepengen tapi dulu pernah kursus jahit sebentar doang udh pusing duluan haha. Makanya suka salut sama cewek2 yg pinter jahit apapun 😍 jadi punya skill tambahan kan? Salam kenal mbak
ReplyDeleteaaah aku selalu envy dengan teman - teman yang jagoan menjahit..oke banget! aku musti belajar deeeh dengan dirimu :)
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji