Pernah mengirimkan dokumen penting? Bagaimana rasanya? Deg-degan? Takut hilang? Saya pernah beberapa kali mengirim paket berisi dokumen penting antara lain kartu keluarga, STNK, KTP dan BPKB. Maklumlah sering pindah domisili sehingga beberapa urusan harus dilakukan jarak jauh dengan bantuan keluarga atau orang lain. Untuk meminimalkan kekhawatiran, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, antara lain memahami cara menulis alamat pengiriman barang yang benar seperti di bawah ini.
Format Penulisan Alamat Pengirim
Tiap jasa pengiriman barang memiliki kebijakan yang berbeda tentang cara menulis alamat paket. Ada kurir yang menganggap alamat pengirim tidak penting, ada yang mewajibkan penulisan lengkap. Untuk pengiriman barang biasa saya hanya mencantumkan nama pengirim dan nomor ponsel untuk pengiriman. Saya pikir, toh paket tersebut tidak menuju ke alamat saya, jadi saya tidak perlu mencantumkannya.
Dahulu penulisan alamat pengirim itu wajib karena paket akan dikirim balik ke pengirim jika penerima tidak bisa ditemukan atau rumah kosong. Sekarang yang penting ada nomor ponsel sehingga jika kurir di alamat tujuan mengalami kendala bisa menguhubungi pengirim untuk mengkonfirmasikan langkah selanjutnya. Teknologi komunikasi membuat pekerjaan kurir lebih simple dan hemat biaya operasional.
Namun demikian, ada juga pelanggan yang keberatan jika tidak ada alamat lengkap pengirim. Ini berkaitan dengan maraknya pengiriman barang yang secara hukum dilarang seperti narkoba, tapi tak ada yang mengaku memilikinya ketika tertangkap polisi.
Untuk pengiriman dokumen penting, sebaiknya alamat pengirim jelas dan lengkap dicantumkan untuk berjaga-jaga jika ada kendala dalam pengiriman tersebut. Jangan mengambil resiko apapun.
Format penulisan alamat pengirim:
Nama Pengirim
Alamat: Nama Jalan, RT, RW
Kelurahan, Kecamatan, Kota
Propinsi, Kode Pos
Nomor Ponsel 081xxxxx
Format Penulisan Alamat Penerima
Jika penulisan alamat pengirim paket masih bisa ditawar untuk dicantumkan atau tidak, maka untuk penulisan alamat penerima barang wajib dicantumkan. Namun, kebijakan masing-masing kurir tetap beda. Ada yang minta harus lengkap beserta kode pos, ada yang tidak mempermasalahkan kode pos. Toh kebanyakan dalam sistem komputer kurir sudah ada pilihan kelurahan, kecamatan dan kota yang mencerminkan kode pos tersebut. Kalau mau aman, sebaiknya kode pos juga dicantumkan. Tapi banyak orang yang tidak hapal kode posnya sendiri. Jika Anda pemilik toko online, maka harus cekatan membantu pembeli yang tidak tahu kode pos rumahnya. Kode pos bisa dilihat di situs Pos Indonesia.
Jadi format penulisan alamat penerima dan pengirim sama.
Nama Penerima
Alamat: Nama Jalan, RT, RW
Kelurahan, Kecamatan, Kota
Propinsi, Kode Pos
Nomor Ponsel 081xxxxx
Cantumkan nama negara apabila dikirim ke luar negeri.
Letak Penulisan Alamat Pada Paket Atau Amplop
Ada 3 posisi penulisan alamat pengirim di bungkus paket:
1. Untuk amplop kecil, alamat pengirim berada di bagian belakang amplop.
2. Untuk amplop lebar, alamat pengirim berada di bagian depan amplop sebelah kiri atas.
3. Untuk paket berbentuk kotak, misalnya setumpuk dokumen penting kontrak perjanjian, maka posisi alamat pengirim sama seperti ketika mengirim dalam amplop lebar, yaitu berada di permukaan yang sama, sebelah kiri atas. Pilih permukaan kotak yang menghadap ke atas.
Sedangkan letak penulisan alamat penerima pada paket atau amplop hanya satu, yaitu di sebelah kanan bawah. Letaknya jangan terlalu ke pinggir ya, melainkan agak ke tengah sedikit. Biasanya font untuk alamat penerima lebih besar dari pengirim. Namun font yang sama juga tidak masalah, asal bisa terbaca dengan jelas.
Tips Sebelum Mengirimkan Paket
- Pastikan dalam menuliskan alamat pengiriman sudah benar. Jika ada ketidaksesuaian antara nama kelurahan dan kecamatan atau kecamatan dan kota dan sebagainya, biasanya sistem komputer kurir akan menolak atau tidak bisa print tanda terima. Ini membantu kita untuk melakukan perbaikan dengan menghubungi si penerima lalu meminta alamat yang benar.
- Pada saat melakukan estimasi biaya kirim di portal kurir, pastikan untuk memilih lokasi jasa pengiriman terdekat, jangan hanya memperhatikan kota asal. Pemilihan lokasi jasa yang salah berakibat bertambahnya biaya transportasi dari rumah ke kantor jasa pengiriman barang.
- Pastikan tulisan terbaca dengan jelas. Jika dalam perjalanan untuk mengirim barang ke kurir tulisan alamat memudar karena terkena percikan air hujan, pinjamlah spidol ke petugas kurir untuk memperbaikinya.
- Cek pula jika ada bagian bungkus yang terbuka. Umumnya kurir juga menyiapkan lakban di meja petugas dan bisa dipinjam.
- Cek tanda terima dari jasa pengiriman apakah yang diketik petugas sudah benar sesuai dengan yang tercantum di atas amplop atau paket sebelum meninggalkan kantor jasa pengiriman tersebut.
24 Comments
Alamat lengkap itu harus ya..supaya barang bisa sampai tanpa repot kurirnya nyari alamat
ReplyDeleteWhuaaa..bener2 harus detail, menjaga hal2 yang ga diinginkan ya MakLus. AKu pernah ngirim dokumen surat kontrak, nayngkut dimana gitu, padahal udah sampe notifnya tapi ga keterima, ndilalah bapak satpam sing lali ngasih hahhaaaa asem kan.
ReplyDeleteaku udah gak mau ngirim paket berupa botol, sebenarnya ada beberapa ekspedisi gak menerima. Cuma pada saat itu, ada yang mengiyakan saya suka mengikuti syaratnya..pake buble wrap, pake kotak kayu...eh gak sampe-sampe org ekspedisi tlp dan kirim foto botolnya pecah, gak ada tanggung jawabnya sama sekali. *curcol*
ReplyDeleteaku kalau kirim dokumen juga biasanya pakai extra packaging untuk pastikan dokumen aman. Biasanay pakai map plastik untuk melapisi. Dan memang alamatnya harus jelas yaaa
ReplyDeleteSipp, sippp, tips ini berfaedah banget MakLus.
ReplyDeleteApalagi belakangan ini banyak brand/agency yg minta invoice dikirim pakai pos.
Hadeeehhh
Saya pernah mengirim barang jualan, salah satu perusahaan ekspedisinya pernah bilang kalau nomor telpon pengirim dan penerima itu penting. Mereka gak mau terima barang kalau gak ada nomor telpon pengirim dan penerima
ReplyDeleteKalau aku terbiasa nulis lengkap, pakai kode pos juga. Tapi pernah sih ada paketan balik gara-gara waktu input nomor hp +62. Kalau masuk Excel jadinya kan nomor dan huruf
ReplyDeleteMakasih sharingnya mbak.. Kebiasaan aku banget nih, kalo kirim paket yang bukan dokumen penting, cuma nyantumin nama ama nomer HP. Kalo kirim dokumen penting, baru deh kasih alamat lengkap hehehe
ReplyDeleteJujur mba. Aku kadang lupa naruh kode pos karna nggak ingat. Tapi emang sih sebaiknya nulis informasi dokumen lengkap ya
ReplyDeleteMakasih sharingnya mbak.. Aku nih, masih suka kebiasaan kalo ngirim paket cuma nyantumin nama ama nomor HP. Untung paketan selalu nyampe dengan selamat..
ReplyDeleteWaduh, selama ini kalau mengirim dokumen biasanya aku cuma tulis nama dan no hp aku aja, gak pernah sama alamat lengkapnya.
ReplyDeleteBerarti lain kali harus lebih berhati-hati lagi yah.
Aku dan suami beberapa kali mengirim dokumen penting ke Jakarta, mbak. PErtama kali dulu sih agak mikir gitu, gimana kalo rusak bungkusnya trus hilang isinya. Sekarang karna udah pengalaman ya santai aja. Yang penting seperti langkah yang dituliskan mba Lusi, kami lakukan juga
ReplyDeleteTipsnya sederhana tapi masih banyak juga sih yang masih salah kalau nulis alamat tujuan pengiriman, termasuk aku. hahaha. Selain itu, aku sering banget kalau ngirim sesuatu hanya mencantumkan nomor hape aja di bagian pengirim. Salah ya berarti itu
ReplyDeleteDeg-degan selalu ya kalau kirim dokumen penting, tapi Alhamdulillah selama alamatnya lengkap, ada nomor kontaknya, memakai jasa pengiriman yang terpercaya, insha Allah bakal sampai dengan aman :)
ReplyDeleteKalau pengalaman mpo di lapisi plastik lagi dokumen penting . takut basah kena hujan
ReplyDeleteWalaupun bagian luar suka di kasih plastik dari perusahan pengiriman barang . hal ini buat jaga-jaga aja.
Tulisan ini penting banget, nampaknya sepele tapi penulisan alamat sangat menentukan bagaimana paket kita bisa mendarat sempurna ya mbak😍
ReplyDeleteSetujuuuuu. Dah, klok aku ngirim2 dokumen gt mbk suka ngecek alamat berkali2 takut salah nulis atau nggak kebaca.
ReplyDeleteSempurna. Selama ini saya sudah sesuai dengan tips yang disampaikan Mbak kalau mau kirim barang. Terimakasih ya merasa diingatkan nih
ReplyDeleteIya aku blm berani kirim2 yg penting seperti ini mba...dulu nganter rapot anak ke pesantren tdnya mau via paket tapi masih ragu jdnya akhirnya prg ke sana lgs deh...
ReplyDeleteAku belum pernah punya pengalaman buruk sih saat ngirim dokumen. Tapi informasi ini penting diingat biar bisa lebih berhati-hati lagi yaa
ReplyDeletePernah punya pengalaman mau kirim dokumen penting ditolak sama salah satu ekspedisi pengiriman, kata mbaknya takut gak bisa jamin ntr hilang wkkwk
ReplyDeleteAkirnya pakai ekspedisi lain yang namanya udah lbh terkenal, tapi tetep pastikan declare dan pakai asuransi sih :D
Tipsnya bermanfaat banget, mbak. memang kadang agak was-was kalau ngirim dokumen penting. Takut kenapa-napa
ReplyDeletePastinya donk ya alamat sama no telp jangan lupa kalau ga jelas nulis atau ga lengkap kasian kang kurirnya.
ReplyDeleteAku salut banget sama pengiriman paket zaman sekarang yang kebanyakan dibungkus plastik pengaman lagi. Kalau dalam bentuk kardus besar, biasanya alamat di isolasi lagi menggunakan isolasi bening.
ReplyDeleteTapi menulis dengan huruf besar yang jelas, tentu akan sangat membantu.
Dear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji