Tiga dari lima anggota group teman dekat saya positif covid. Padahal kami lebih banyak berkarya dari rumah. Kok bisa ya? Kami sering bertukar cerita tentang apa saja, termasuk tentang pandemi ini. Tidak ada yang pernah tahu darimana sebenarnya mereka bisa terpapar virus. Kecurigaan utama sih dari anak-anak yang sudah belajar tatap muka. Ini karena anak-anak dahulu yang terkena gejalanya berupa batuk, pilek dan demam. Sambil isolasi mandiri atau isoman, teman-teman saya itu berbagi tips menghadapi wabah ini.
JAGA KEBERSIHAN
Setelah dua tahun ditempa pandemi, nyatanya banyak yang masih tidak peduli kebersihan. Awal pandemi dulu kita sudah diajarkan untuk disiplin mandi dan keramas jika pulang dari bepergian. Sekarang sebatas cuci tangan pakai sabun saja sudah banyak yang lupa.
Teman-teman saya mengatakan bahwa mereka termasuk displin. Sepulang sekolah, anak-anak mereka mandikan dan ganti baju. Tapi namanya musuh tak terlihat, kita tidak pernah tahu darimana penularan berasal. Bisa saja dari tukang sayur langganan, pengantar paket, sopir ojek online dan sebagainya. Jadi tidak otomatis berasal dari anak-anak yang sudah sekolah tatap muka.
Saya sendiri selain mandi dan keramas, juga berkumur dengan Betadine. Semua baju, jilbab dan pakaian dalam yang barusaja saya pakai langsung masuk mesin cuci.
Selain itu, saya juga melakukan sterilisasi terhadap semua barang yang masuk rumah, termasuk sepatu, tas, paket, belanjaan dan sebagainya. Khusus untuk sayur dan buah tidak saya semprot disinfektan, melainkan saya diamkan beberapa jam di teras depan rumah.
JAGA KESEHATAN
Tadinya saya mengira yang akan mereka sarankan pertama kali adalah minum vitamin. Ternyata tidak! Saran pertama mereka adalah olahraga! Usia kami yang menuju setengah abad akan sangat kepayahan jika sakit. Jangankan kena virus omicron, masuk angin saja pulihnya lama setelah membalurkan balsem, minum jahe, pijat, minum obat dan sebagainya. Jadi jangan sampai sakit.
Baru setelah itu teman-teman saya menyarankan untuk membuat semacam tempat pemujaan yang berisi vitamin, obat-obatan dan alat kesehatan yang diketahui dan bisa diakses oleh semua anggota keluarga. Saya pikir, istilah tempat pemujaan itu terlalu berlebihan. Tapi setelah mereka upload foto-fotonya, ternyata memang mirip. Heheheee .... Mereka meletakkannya di meja khusus. Bahkan ada yang meletakkannya di lemari kaca khusus. Sebenarnya masih banyak produk kesehatan yang bisa membantu kita bertahan di tengah pandemi ini, misalnya throat spray, nasal spray, lozenges dan sebagainya seperti yang ada di website https://betadine.co.id/ .
JAGA MAKANAN DAN MINUMAN
Kurangi gula, garam dan bagian lemak hewani. Boba, kopi yang creamy, geprek yang banyak tepungnya, gorengan dan sebagainya harus dikurangi sedrastis mungkin. Makanan sehat bukan hanya untuk menurunkan berat badan, tapi juga untuk menjaga kondisi tubuh tetap bugar. Logika yang paling sederhana, jika tubuh tidak fit akan mudah dimasuki virus. Jika tekanan darah tinggi, tentu kita tidak bisa mendapatkan vaksinasi. Jika terkena diabetes, akan berbahaya sekali bila positif virus covid.
JAGA PIKIRAN
Awal pandemi, bahagia dipercaya dapat meningkatkan imun. Tapi setelah gelombang PHK dan bisnis bertumbangan, orang sibuk memikirkan cara bertahan hidup dibandingkan dengan cara untuk bahagia. Menurut saya, itu tidak masalah. Yang penting, pikiran kita fokus pada kehidupan masing-masing sambil terus menjaga protokol kesehatan atau prokes. Jangan sampai kita pesimis melihat berita varian yang terus berganti.
Di awal pandemi, pikiran kita dipenuhi rencana-rencana apa yang akan dilakukan setelah pandemi berakhir. Setelah berganti varian demi varian, sudah seharusnya kita fokus dengan kehidupan yang sekarang dijalani untuk masa depan yang lebih baik. Fokus di kehidupan bukan berarti tak peduli dengan pandemi. Info tentang pandemi tetap harus diperbaharui tapi secukupnya saja. Tak perlu menyimak pro kontra yang tak kita pahami. Kadang ketika mendengar kasus suatu varian naik, tubuh kita ikut tidak enak. Padahal kita tidak bertemu siapa-siapa. Itu karena kita mengalami reaksi psikosomatis.
Dari obrolan itu saya menyimpulkan bahwa kita harus menghadapi pandemi ini bersama-sama. Walapun di rumah saja 24 jam setiap hari, sama sekali tidak menjamin tidak akan terpapar virus. Berkarya di rumah saja sekalipun tetap bisa positif.
2 Comments
Bener banget Mbak aku juga kalau lihat info pandemi secukupnya saja biar ga overwhelm
ReplyDeleteBetul banget, saat ini yang bisa dilakukan hanya proteksi diri. Jaga kebersihan dan imun tubuh juga. Menggunakan produk URTI Care dari betadine bisa jadi upaya pencegahan juga. Biar meminimalisir virus masuk lewat mulut, hidung, dan tenggorok kita. Semoga sehat selalu ya...
ReplyDeleteDear friends, thank you for your comments. They will be appeared soon after approval.
Emoji